Enam Puluh Enam

3.1K 89 3
                                    

"Raffa." panggil Ibunya yang sedang mengetuk pintu kamar Raffa.

"Masuk saja, Ma." ucapnya.

Ibu Raffa kemudian masuk ke dalam kamar anak semata wayangnya itu. Ia melihat anaknya yang sedang memainkan ponselnya di atas ranjang berukurang king size.

Ibu Raffa pun kemudian duduk di samping Raffa.

"Kamu sedang apa sayang?" tanya Ibunya yang ingin tahu.

Raffa memberikan ponselnya ke Ibunya tersebut. Dilihatnya, foto seorang gadis cantik yang sedang tersenyum bersama Raffa di sebuah taman.

"Apa dia bener pacar Raffa, Ma?" tanya Raffa bingung.

Ibu Raffa tidak menjawab, melainkan hanya mengangguk.

"Tapi... Raffa sukanya sama Kia, Ma." ujarnya.

Ibu Raffa kemudian merangkul anak bujangnya itu. "Semua butuh proses, Nak. Mungkin, yang kamu ingat sekarang memang Kia. Tapi, Mama selalu mendukung apapun yang kamu pilih."

"Almyra memang pacar kamu disaat kamu belum mengalami kecelakaan itu." lanjut Ibunya.

"Raffa selalu berusaha mengingat gadis itu, Ma. Tapi, kepala Raffa sakit sekali." kata Raffa sambil memegang kepalanya.

"Sabar, semua ada waktunya."

Tiba-tiba, dering ponsel Raffa berbunyi.

Layar ponsel itu bertuliskan. "Papa."

Ibu Raffa yang memegang ponsel anaknya itu pun yang mengangkatnya.

"Halo?"

"APA!" teriak Ibu Raffa.

Mendengar teriakan itu, Raffa pun kemudian mengambil paksa ponsel miliknya yang berada di telinga Ibundanya itu.

Ia langsung menaruhnya di telinga dan bertanya.  "Ada apa?"

"APA!!!" Raffa tak kalah kaget dengan Ibundanya itu.

Raffa melihat Ibunya yang histeris dan mengeluarkan air mata. Tubuhnya bergetar dan lemas.

"Mama."

Raffa langsung memeluk dan mengelus punggung Ibunya.

"Kita harus ke sana sayang." pinta Ibu Raffa.

"Iya, Ma."

Mereka pun bergegas untuk kerumah Ayahnya.

Telpon yang tadi diangkat mereka ternyata dari seorang tetangganya yang memberitahukan bahwa Ayahnya telah meninggal dunia.

Raffa melajukan si "Jedi." dengan kecepatan tinggi. Ia tak memperdulikan jalanan dan apapun yang menghadangnya. Ia hanya ingin cepat-cepat sampai ke rumah Ayahnya itu.

Raffa sesekali melirik Ibunya yang sudah tak bisa apa-apa, badannya lemas dan terus meneteskan air matanya.

Raffa juga menggenggam tangan Ibunya untuk dapat menenangkannya.

Tak butuh waktu yang lama, Raffa dan Ibunya sampai ke rumah duka.

Ia melihat, sudah banyak tetangga, bahkan rekan-rekan Ayahnya yang berdatangan. Ada beberapa orang atau ibu-ibu yang sepertinya telah membicarakan Ibundanya. Raffa pun melirik ke arah mereka, dan sejenak membuat mereka berhenti untuk membicarakan hal itu.

Raffa masuk sambil merangkul bahu Ibunya. Sebelumnya, Raffa telah berbisik ke Ibundanya itu. "Mama yang kuat."

Tapi, setelah melihat mayat Ayahnya dihadapan Ibundanya itu, Ibu Raffa tak kuat, ia menjatuhkan dirinya dan tak sadarkan diri.

My Love Almyra (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang