Dua Puluh Satu

4.3K 146 1
                                    

Ibu Almyra masuk ke dalam rumahnya, ia melihat Raffa yang duduk sendirian di ruang tamu. Matanya menjalar keseluruh ruangan, ia tak melihat Almyra.

"Kok sendirian, Nak Raffa?" tanya Ibu heran.

Ibu Almyra kemudian ikut duduk bersama Raffa.

"Iya, Bu. Almyranya judes."

"Judes?"

"Mungkin lagi datang bulan."

"Oh... Tapi, Bulan belom datang dari bulan lalu?"

"Hah?" tanya Raffa bingung.

"Iya. Bulan sepupunya Lyra." seru Ibu bercanda.

"Oh. Hahaha. Si Ibu." kata Raffa sambil tertawa.

Ibu juga tertawa.

"Bu, niatnya Raffa mau ajak Lyra jalan-jalan. Tapi, Lyranya gitu." ucap Raffa yang sedikit memelas.

Merasa kasian kepada Raffa, Ibu Almyra memegang pundaknya. "Biar Ibu bujuk."

Raffa tersenyum kepada Ibu Almyra dan berteriak dalam hati. "Yeay."

Ibu Almyra pun mengetuk dan masuk ke dalam kamar Almyra.

"Lyra." panggil Ibu.

Almyra sedang merebahkan tubuhnya di kasur sambil membaca novel. Almyra menoleh ke arah panggil Ibunya.

"Raffa nunggu di luar, loh. Kok kamu malah dikamar, baca novel pula." ucap Ibu.

"Malas, Bu." kata Almyra.

"Ngga boleh gitu, Sayang." kata Ibu sambil mengelus rambut Almyra. "Katanya, dia mau ajak kamu jalan-jalan loh."

Almyra tetap diam dan tetap melanjutkan membacanya.

"Lyra." panggil Ibu lagi.

"Bu." kali ini Almyra berbicara.

"Ibu tau? Raffa itu orang yang membuat kaki Almyra seperti ini." pungkasnya sambil menunjuk kaki kanannya akibat kecelakaan kemarin.

Ibu Almyra kaget. "Serius kamu?"

Almyra mengangguk mengiyakan.

"Tapi, dia orang yang baik."

"Baik? Haha." kata Almyra yang tak percaya akan omongan Ibunya.

"Emang beneran dia ngga mau tanggung jawab waktu itu?" tanya Ibu.

Almyra mengingat kejadian lalu yang menimpa dirinya. Sebenarnya, Raffa mau bertanggung jawab akan kejadian itu. Tapi, Almyra yang tak mau menerimanya. Bahkan, ia cuma mau kata maaf saja dari Raffa.

Almyra hanya diam mengingat itu.

"Ibu sih melihatnya, dia seperti orang yang bertanggung jawab."

Almyra masih diam. Ia masih berpikir bahwa kejadian itu juga sebenarnya salah dirinya yang tak mau menerima tanggung jawab dari Raffa.

"Kejadian yang sudah terjadi, biarlah Nak." kata Ibunya lagi.

"Jadi?" tanya Ibu.

"Jadi apa?" tanya Almyra bingung.

"Kamu mau menerima ajakan jalan-jalan Raffa ngga?"

Almyra diam dan berpikir. Ibu memegang kedua pipi anaknya kemudian menganggukannya.

"Berarti jawabannya iya." kata Ibu sambil meninggalkan Almyra yang terdiam akibat ulah Ibunya.

Sebelum keluar, Ibunya menoleh dan berbisik. "Cepat ganti baju, kasian Raffa nungguin lama."

Almyra bengong melihat aksi Ibunya tadi. Entah harus bagaimana, akhirnya ia membuka lemari pakaiannya dan mengganti pakaiannya untuk pergi bersama Raffa.

Sebenarnya, Ibu Almyra sudah mengetahui segalanya tentang Raffa. Sebab, sebelum pamit pulang tadi pagi. Raffa juga sudah bercerita bagaimana ia bisa bertemu dengan Almyra pertama kali. Ia menceritakan saat mobilnya "Jedi." Menyenggol sepeda motor milik Almyra, ia juga meminta maaf kepada Ibu Almyra tentang apa yang sudah terjadi antara Almyra dan dirinya.

Raffa juga menjelaskan mengapa saat ia ingin bertanggung jawab akan hal itu, Almyra menolaknya. Sehingga, saat Almyra bilang kalau Raffa yang menabraknya kemarin lalu, Ibu hanya pura-pura kaget.

"Bagaimana, Bu?" tanya Raffa kepada Ibu Almyra yang keluar dari kamar Almyra.

Ibu Almyra mendekati Raffa dan berbisik kepadanya. "Mau."

Raffa tersenyum bahagia. Ia sangat senang ternyata Ibu Almyra sepenuhnya berpihak pada dirinya.



















Enaknya yaa haha
Ibu Almyra tuh.... hmm haha
Tolong ya guys tinggalkan jejak kalian;)
Please!!! Vote and Comment.
Thank you..
Selamat membaca

My Love Almyra (END)Where stories live. Discover now