Musuh Lama

339 32 0
                                    

Raina, Siska, Ify dan Ayu kini sedang berada di sebuah kawasan perumahan elit.

Sudah lama sekali mereka tidak mengunjungi tempat ini. Ketika mereka masih duduk di bangku SMP, mereka hampir setiap hari nongkrong di kawasan ini, jalanannya yang mulus selalu mereka gunakan untuk balapan liar bersama teman-teman mereka.

Namun semenjak mereka masuk SMA, mereka jarang sekali berkumpul di tempat ini.

"Om bannya muter!" Teriak Ify ketika seorang pengendara motor melintas di depan mereka.

Mereka sudah berkali-kali berteriak-teriak seperti itu hanya untuk mengibuli para pengendara yang lewat.

"Kalau gak muter ya gak bisa maju!" Siska tertawa sambil menoyor kepala Ify.

"Nyanyi dong Rain." Siska melirik ke arah Raina yang sedari tadi diam saja.

Raina yang sedang melamun sambil memangku sebuah gitar pun menoleh ke arah Siska.

"Nyanyi apaan?" Tanya Raina.

"Yaelah itu muka apa tembok, datar amat," celetuk Ify sambil tertawa.

"Tembok aja gak datar-datar amat, masih ada beranjal-berenjulnya," sambung Siska.

Raina mulai memetikan senar gitarnya.

"Engkau lah nafas ku...

Yang menjaga di dalam hidup ku.

Kau ajarkan aku menjadi yang terbaik..

Kau tak pernah lelah...

Sebagai penompang dalam hidup ku..

Kau berikan aku semua yang yang terindah...

Aku hanya memanggil mu....Ayah

Di saat ku kehilangan....arah

Aku hanya mengingatmu...ayah

Jika aku tlah jauh dari mu..

Kau tak pernah lelah...

Sebagai penompang dalam hidup ku.

Kau berikan aku semuaa....yang terindah...

Aku hanya memanggil mu....ayah

Di saat ku kehilangan...arah

Aku hanya mengingat mu...ayah

Jika aku tlah jauh dari mu..

Tanpa sadar air mata Raina jatuh membasahi pipinya, Raina sangat menghayati setiap bait lagu yang ia nyanyikan,Raina  tersenyum ketika mengingat sang ayah yang entah lah sekarang keberadaannya dimana? Raina pun tak tahu.
Raina teringat dengan kejadian enam tahun yang lalu saat ayah dan mamanya bercerai, saat itulah Raina merasakan hidupnya hancur.
Bisakah angin membawa rindu Raina hingga sampai pada sang ayah? Sungguh Raina tak bisa membendung rasa rindu ini.

Siska mengusap bahu Raina, Siska juga dapat merasakan apa yang saat ini Raina rasakan. Siska juga sama halnya dengan Raina, sama-sama merindukan sosok seorang ayah.

Tiba-tiba saja Raina bangkit berdiri, kedua matanya menajam menatap dua buah kendaraan beroda dua yang menuju ke arah tempatnya.

"Kalian harus hati-hati." Raina menatap satu persatu sahabatnya, karena tidak mungkin ada hal baik yang terjadi hari ini jika mereka bertemu dengan orang-orang yang sudah lama sekali tidak terlihat nampaknya.

Dan benar saja, dua buah motor berknalpot bising melaju ke arah mereka.

Sebenarnya kehadiran mereka tidak membuat Raina, Siska dan Ify takut, yang mereka takutkan adalah jika salah satu dari orang-orang itu melukai Ayu yang tak bisa apa-apa.

We Are Forever ✓Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora