Sadar

121 9 0
                                    

Minggu pagi, diawali dengan semangat baru. Biasanya di hari minggu seluruh aktivitas di sekolah maupun di tempat kerja diliburkan. Memberikan kesempatan untuk mereka mengisyaratkan pikiran dan juga tubuh.

Di kediaman rumah megah milik Exel. Seluruh penghuni rumah sudah siap untuk menuju ke rumah sakit. Hari ini, Aksa, Siska dan yang lainnya akan pulang. Keadaan mereka semakin hari semakin membaik. Jadi tidak ada alasan lagi yang membuat mereka semakin berlama-lama di tempat seperti itu.

Kendaraan beroda empat dan dua sudah berjejer rapih di halaman. Semua sudah siap untuk meluncur ke rumah sakit.

"Gue naik motor sendiri aja, soalnya nanti mau langsung ke rumah Omah," kata Raina dan langsung diangguki oleh teman-temannya. Sebagian sudah masuk ke dalam mobil, begitupun dengan Ify. Ify begitu bersemangat menjemput teman-temannya di rumah sakit, sebagian ada yang memilih berdiam diri di rumah karena malas berpergian. Dan hal itu pun tak dipermasalahkan.

Raina sudah memanasi motor Scoopinya. Ia melajukan motornya bergabung dengan motor yang lainnya sementara yang membawa mobil dibiarkan berjalan di belakang. Kalau dilihat, mereka seperti mau konvoi karena kebanyakan motor yang mereka bawa berknalpot berisik.

Tak butuh waktu lama. Mereka semua sampai di rumah sakit, segera mereka melangkah menuju ruangan yang akan mereka tuju.

"Kalian duluan aja. Gue mau ketoilet," ujar Raina.

"Na. Arga belum diizinin balik ya?" Tanya Ify.

"Belum," jawab Raina dan kemudian melangkah pergi. Berbohong. Entah mengapa hal itu sekarang menjadi kebiasaan Raina, sebenarnya Raina bukan mau ke toilet. Tapi ia ingin ke ruangan Arga, dan hari ini pun Arga sudah boleh pulang karena keadaannya sudah membaik. Raina berbohong karena semua itu permintaan Arga.

Jika semua orang tahu Arga keluar rumah sakit hari ini. Pasti orang yang paling repot adalah Ify. Dan Arga tidak ingin bertemu dengan gadis ribet semacam Ify.

Ruangan pertama yang mereka tuju adalah Ruangan Aksa. Karena ruangan Siska sudah dipenuhi oleh keluarganya, jadi mereka menjemput Aksa terlebih dahulu. Sebagian ada yang menjemput teman-teman mereka yang lain.

Cklek

Pintu terbuka. Dapat dilihat Aksa sudah rapih dengan pakaian santainya, laki-laki itu saat ini tengah duduk di sebuah kursi roda sambil memainkan ponselnya.

"Ko pake baju si Sa. Punggung lo gak sakit emang?" Tanya Aldi, seketika Aksa langsung menoleh ke sumber suara. Senyumnya merekah melihat kedatangan sahabat-sahabatnya.

"Udah kering, lagian kalau gue gak pake baju, Abs gue bisa jadi sorotan ciwi-ciwi," jawab Aksa.

"Udah beres semua kan? Biaya juga udah diurus sama Om Faresta," ujar Aldi.

Aksa mengangguk.

Ify yang mengambil alih mendorong kursi roda Aksa. Tujuan mereka saat ini adalah ruangan Siska yang berada tak jauh dari ruangan Aksa.

Saat pintu terbuka. Mereka semua dapat melihat Rean yang tengah mengelus-ngelus perut Siska. Sementara Siska keenakan duduk di kursi roda.

"Ayah akoh mau dielus-elus juga," rengek salah satu laki-laki sambil berlari memasuki ruangan.

Seketika semua pandangan pun mengarah pada pintu ruangan. Rean yang saat itu tengah berjongkok langsung bangkit berdiri.

"Siluman monyet dilarang mendekat." Rean menahan seseorang yang akan mendekat padanya.

"Sialan lo titisan babi ngepet," kata orang tersebut. Dan semuanya tertawa.

"Perut lo kenapa? Sakit?" Tanya Ify.

We Are Forever ✓Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum