Fake

117 15 0
                                    

"Pagi semua!"

Yang berada di tangga dan yang baru saja keluar dari lift, hanya bisa mematung melihat kejutan yang entah nyata atau tidak.

Kenapa? Kenapa dia ada di sini?

Pertanyaan itu hampir memenuhi isi kepala mereka saat melihat Ayu sudah duduk di meja makan. Sementara Asisten Rumah Tangga yang bekerja belum lama ini, hanya tersenyum sambil menata berbagai macam jenis makanan di atas meja.

Biasanya kalau sudah melihat makanan sebanyak itu, mereka akan berlomba-lomba untuk duduk, lalu segera mengambil nasi serta lauk pauk untuk sarapan pagi. Tapi tidak dengan pagi ini, mereka hanya diam mematung, bahkan di antara mereka saking terkejutnya, membiarkan mulutnya menganga sampai air liurnya merembes keluar.

Ayu yang anteng duduk di meja makan hanya tertawa melihat ekspresi teman-temannya.

"Yakin mau berdiri di situ? Makanan Bibi pagi ini kayaknya enak-enak," doda Ayu sambil memakan udang yang digoreng pakai tepung terigu.

Dalam hitungan detik. Mereka semua segera berlari menghampiri meja makan, bahkan ada yang dorong-dorongan merebutkan kursi.

"Het sonoh lo ah. Ini bangku gue!"

"Gue duluan elah. Cari bangku lain sana!"

"Ogah. Lo aja!"

"Minggir gak! Gue dobrak nih jantung lo!"

"Gak. Apaan si!"

"Lo berdua duduk di lantai! Ribet bangat dari tadi. Duduk tinggal duduk, makan tinggal makan gitu aja ribet!" Ujar Aldi tajam.

Kedua cowok yang berebut kursi tadi pun mendadak terdiam. Lalu mereka segera duduk di kursi masing-masing.

Sementara yang lain hanya tertawa saja melihat perdebatan unfaedah kedua cowok tersebut.

"Cepet makan. Sumpah ini makanan enak banget, sushi sushi jepang aja kalah," ujar Anto sambil melahap cepat sarapannya. Yang lain pun tak ingin membuang-buang waktu lagi, mereka segera menyendokan nasi dan lauk pauk ke dalam piring masing-masing lalu melahapnya.

"Eh ko lo bisa ada di sini?" Tanya Ify yang saat itu duduk berhadapan dengan Ayu.

"Bisa dong, gue kemarin udah balik. Tapi nginep dulu di rumah Mama," jawab Ayu sambil meneguk air putih.

Ify hanya manggut-manggut saja.

"Biasa aja dong bibir lo. Kek minta dicium aja," celetuk Ify sambil terkekeh kala melihat Raina yang memonyong-monyongkan bibirnya, karena terlalu banyak makanan yang masuk ke mulut gadis itu.

Raina segera menelan semua makanan yang ada di mulutnya, lalu ia meraih segelas air putih lalu meneguknya hingga tandas.

"Iya minta dicium sama soang," jawab Raina sambil terkekeh.

"Halah segala soang. Sama doi kali, keliatan bibir minta gak diperawanin lagi," ujar Ify sambil melahap sarapannya.

Detik itu juga Raina langsung tersedak. Ia menepuk-nepuk pundak Siska meminta agar gadis itu menuangkan air ke dalam gelasnya. Siska yang mengerti dengan cepat memberikan Raina air minum, lalu menepuk-nepuk punggung Raina.

"Pelan-pelan Na," ujar Siska.

"Santai kali Na. Gue cuma becanda."

Raina hanya mengangguk saja.

Sementara itu. Ify diam-diam tersenyum devil setelah melihat bagaimana reaksi Raina, ternyata benar. Semua fakta yang ia ketahui tidak ada yang bohong, semua benar-benar nyata.

We Are Forever ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora