Menjaga

184 18 0
                                    

Setelah kejadian itu, seluruh orang-orang diliputi oleh rasa takut, cemas, khawatir dan juga sedih. Tak ada yang mau meninggalkan ruangan yang pintunya masih tertutup rapat itu. Di dalam ruangan, terdapat seorang gadis yang tengah mempertaruhkan hidupnya. Entahlah keadaannya sekarang bagaimana? Tak ada yang tahu sebab belum ada yang diizinkan untuk masuk.

Kabar yang terdengar, gadis itu sedang kritis, dia kehabisan banyak darah. Dan jika dia terlambat dibawa ke rumah sakit mungkin saat ini dia sudah tidak ada.

Namun beruntungnya, tuhan masih menyelamatkannya meskipun sekarang dia sedang berusaha melewati masa kritisnya.

Kedua orang tua Ify, Kakak Ify serta ketiga sahabat Ify, terus menunggu di ruang tunggu hingga menjelang pagi. Tidak ada satu orang pun yang mau meninggalkan tempat ini. Mereka benar-benar ingin mengetahui kabar keadaan Ify sekarang.

"Sis, Tante kamu gimana keadaannya Nak?" Tanya Yanti, lihatlah sekarang. Keadaan Yanti benar-benar sangat kacau, pipi serta matanya masih basah karena tidak berhenti menangis. Menangisi keadaan Ify, namun sekarang keadaan Yanti mulai membaik. Walau terkadang rasa takut itu masih menyelimuti dirinya.

"Bibi gak apa-apa ko Tan, cuma sebagian tubuhnya kena luka bakar," jawab Siska.

"Sis, temenin Bibi lo aja. Biar kita yang tunggu Ify di sini," kata Ayu sambil menyentuh bahu sahabatnya itu.

"Udah gak apa-apa, Bibi gue udah dijaga sama keluarga gue" jawab Siska.

Sungguh, malam itu. Kejadian yang amat mengerikan benar-benar terjadi di depan mata mereka. Raina, Siska dan Ayu tak menyangka jika musuh mereka bisa melakukan hal senekat ini. Siska dan Ayu sudah menjelaskan perihal soal Indra kepada teman-temannya yang lain. Hal itu pun cukup membuat teman-temannya terkejut.

Indra bersama teman-temannya memilih melarikan diri setelah banyak warga yang mengepung kediaman rumah Siska. Saat itu tak ada satupun dari mereka yang berhasil menangkap satu pun teman Indra.

☆☆☆☆

"Udah menjelang pagi Rik, lo emang mau di sini terus?" Tanya Rean.

Saat ini Rean tengah menemani Erik di taman rumah sakit, Rean yang mendengar berita mengejutkan itu, segera meluncur menuju rumah sakit untuk mencari teman-temannya. Dan beruntungnya Erik tidak kenapa-napa. Hanya saja wajahnya yang tampan sudah babak belur akibat kena pukulan orang-orang sialan itu. Sedari tadi Erik terus menundukan kepalanya. Cowok itu merasa frustasi akibat ia tidak bisa menjaga Ify, padahal niat awal untuk menemani gadis itu adalah untuk menjaganya. Namun sekarang lihat, Erik tak bisa melakukan apa-apa saat gadis itu tengah terbaring di rumah sakit.

"Sekolah Rik, sebentar lagi kita ulangan kenaikan kelas," kata Rean lagi.

Erik mengangkat kepalanya, dapat dilihat wajahnya yang sudah memerah karena menahan tangis.

"Gue takut Ify kenapa-napa," lirih Erik.

"Gue tau apa yang lo rasain sekarang, lebih baik kita berdoa aja. Semoga Ify cepet sadar."

"Gue bener-bener gak tau seluk beluk tentang persahabatan mereka. Dan anehnya mereka bisa aja lewatin semua masalah semengerikan itu, padahal mereka itu perempuan," kata Erik tiba-tiba.

"Ya karena mereka mampu, itu semua udah mereka lewati selama bertahun-tahun. Dan kejadian kayak gini pun udah gak aneh lagi di kehidupan mereka. Bahkan mereka pernah ngalamin kejadian yang bener-bener mengerikan, kejadian dimana di depan mata mereka sendiri banyak mayat-mayat yang berserakan akibat pertempuran," ujar Rean.

We Are Forever ✓Where stories live. Discover now