Kerja bakti

264 27 1
                                    

Selepas melaksanakan sholat subuh di masjid dekat komplek, seluruh anggota keluarga yang tinggal di komplek ini berkumpul atas perintah Satpam yang sering berjaga di komplek ini.

Jalanan yang biasanya sepi, kini ramai oleh ibu-ibu, bapak-bapak dan anak-anak. Terdapat sebuah panggung kecil yang didirikan di tengah jalan. Di atas panggung sudah berdiri Ketua RW yang suka mengurus segala kepentingan komplek.

Raina, Siska, Ify dan Ayu beberapa kali menguap karena mengantuk. Mereka menatap malas Ketua RW yang selalu disegani itu. Jadi, di komplek tempat mereka tinggal akan mengadakan acara kerja bakti alasannya sih karena sebentar lagi akan hari raya.

"Lama banget sih ngomongnya!" Gerutu Ify.

"Komplek perasaan setiap hari juga bersih, kenapa harus dibersihin lagi si!" Kata Siska.

"Semalem gua baca koran. Katanya lebaran idul fitri diundur habis bulan puasa, bener gak si??" Tanya Siska sambil menatap satu persatu sahabatnya.

Melihat wajah lugu Siska, membuat para sahabat nya ingin sekali menceburkan Siska ke dalam spiteng agar ikut tercampur dengan emas-emas berharga yang sudah terkubur lama.

"Aer panas ada gak si?" Tanya Raina sambil menatap sebal ke arah Siska.

"Ada, sebentar aku ambilin golok dulu ya," kata Ayu.

"Lama-lama lo berdua gue ceburin ke spitengnya pak RW, mau lo hah?"

"Lo aja deh gak apa-apa, gue mah ikhlas," Jawab Siska sambil cengengesan.

Mereka pun menghentikan aktivitas ngobrol mereka karena pak RW sudah mengintruksi semua warga yang ada di komplek ini, untuk segera menjalankan tugasnya.

Sapu Lidi dan masker sudah berada di tangan Raina, Siska, Ify dan Ayu. Mereka segera menggunakan masker yang tadi dibagikan oleh Satpam komplek.

"Kita jalan kan tugas dengan baik!" Teriak Raina dengan lantang.

Mereka mulai memunguti daun-daun yang berguguran lalu dimasukan ke dalam plastik hitam besar yang di bawa oleh Ayu.

Masing-masing anggota keluarga pun mempunyai bagiannya sendiri. Mereka berempat memilih untuk tidak ikut gabung dengan warga-warga yang lainnya, karena mereka tak ingin kuping mereka panas karena mendengar ibu-ibu yang suka ngomongin warga komplek sebelah.

"Botol-botol aqua pungutin tuh," titah Ayu.

Ify yang tengah berjongkok pun menatap ke arah Ayu, Ify melempar botol aqua ke arah wajah Ayu membuat Ayu meringis kesakitan.

"Lo ngapain diem aja curut. Bantuin sini!"

Ayu hanya cengengesan saja, "Ya maaf Fy, aku harus bantu apa?" Tanya Ayu polos.

Ify ingin sekali menelan Ayu hidup-hidup saat ini, "Sana kuras spiteng pak RW pake sendok!" Jawab Ify ketus.

Ayu mengerucutkan bibirnya, "Aku serius!"

"Tapi sayangnya gue gak mau serius sama lo!" Balas Ify tanpa melihat ke arah Ayu.

Setelah jalanan sudah bersih oleh mereka berempat,nkini giliran mereka membersihkan bagian belakang rumah pak RW.nTadi,npak Udin selaku Satpam di komplek ini menyuruh Raina, Siska, Ify dan Ayu untuk membersihkan bagian belakang rumah pak RW.

"Ini rumah atau tempat rongsokan si?" Raina menatap malas botol-botol aqua yang berserakan di halaman belakang rumah pak RW.

"Nih sebenarnya orang profesinya apa si? Jadi RW atau jadi Pemulung?" Tanya Siska.

"Cepet bersiin," Intruksi Ayu pada sahabat-sahabatnya yang masih ngobrol itu.

Raina, Siska, Ify dan Ayu mulai memasukan botol-botol aqua yang berserakan tersebut ke dalam sebuah karung kecil.

We Are Forever ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang