Malam Mengerikan

148 8 0
                                    

Beberapa menit lagi Aksa dan yang lainnya akan berangkat, mereka sekarang tengah mempersiapkan barang-barang yang akan mereka bawa ke tempat lokasi, tidak banyak. Minimal satu orang membawa satu pistol dan seluruh jumlah mereka yang akan berangkat hanya dua ratus orang. Ada sebagian yang membawa alat peledak, memang. Ada beberapa yang mengusulkan untuk membawa benda tajam seperti samurai, cerulit atau yang lainnya. Namun Aksa menolak usulan itu. Tapi mereka sudah sepakat untuk menggunakan pistol itu di saat keadaan sedang genting saja. Jika mereka masih mampu untuk menggunakan tangan kosong, kenapa tidak.

Dan untuk alat peledak, benda yang baru sampai beberapa menit yang lalu itu akan mereka gunakan untuk meledakan tempat maksiat itu agar hancur. Bukannya apa-apa, tempat yang dimiliki oleh Indra semacam club itu, benar-benar tempat yang tentu menyesatkan banyak orang. Di club itu tidak hanya menjual alkohol. Tapi juga menjual sabu-sabu, ganja dan obat-obatan terlarang. Tempat itu juga dijadikan sebagai tempat penjualan wanita. Entah sudah berapa banyak wanita-wanita yang menjadi korban kekejian Indra.

Entah hal apa yang berhasil membuat Ify resah, padahal tadi ia begitu semangat dan sekarang Ify merasakan nyalinya menciut hanya karena kehadiran seseorang yang berhasil memporak-porandakan pikirannya. Berulang kali Ify melirik ke arah Arga yang duduk tak jauh darinya, Ify begitu terkejut kala mendengar bahwa Arga ingin ikut ke lokasi. Beberapa dari mereka banyak yang melarangnya terutama Erik dan Rean.

Jika seperti ini. Ify jadi punya tugas baru, yaitu melindungi Arga. Meskipun Arga laki-laki yang notabennya jago berkelahi. Tapi tetap saja, Ify akan melindungi seseorang yang dicintainya itu. Ify tidak ingin terjadi sesuatu pada Arga.

"Ga, udah lah. Lo di sini aja. Temenin gue sama Rean," kata Erik.

"Gak bisa," jawab Arga datar.

"Ck, seharusnya tadi gue gak usah ajak lo ke sini!" Kata Rean Kesal.

"Siap semua?" Tanya Aksa.

Semuanya mengangguk mantap.

"Ayu, yakin mau ikut? Gak mau temenin Siska aja?" Tanya Aksa.

"Gue ikut aja Ka," jawab Ayu mantap.

"Inget, harus tetep hati-hati. Kalo lo dalam keadaan sedang terdesak cepat cari bantuan," kata Aksa dan langsung diangguki oleh Ayu.

"Kalian hati-hati," kata Aldi.

Semuanya mengangguk, setelah siap. Mereka segera melangkahkan kaki mereka menuju keluar. Beberapa mobil serta motor sudah berbaris rapih di halaman. Kendaraan beroda dua dan empat itu yang akan membawa mereka ke tempat lokasi.

Sebagian dari mereka menjaga rumah. Terutama Aldi, Aldi yang notabennya cowok pendiam yang tidak suka berkelahi, memilih untuk tidak ikut dan itu pun tidak dipermasalahkan oleh yang lainnya.

"Gue berangkat, lo jaga yang lainnya di sini," kata Aksa dan langsung diangguki oleh Aldi.

Orang-orang yang berpakaian serba hitam itu segera masuk ke dalam mobil. Sebagian naik ke atas motor. Kendaraan beroda dua dan empat itu melaju meninggalkan rumah megah milik Exel.

"Ayo istirahat, udah malem." Rean menuntun Siska untuk masuk ke dalam rumah karena saat ini mereka sedang berada di luar.

Siska mengangguk, "Mereka gak akan kenapa-napa kan?" Tanya Siska.

Rean tersenyum, "Enggak sayang."

Erik memutar bola matanya malas mendengar suara Rean yang dilembut-lembutkan seperti itu. Sungguh, Rean sangat berbeda ketika sedang di dekat Siska. Dia selalu bersikap manis, berbicara lembut. Berbeda sekali jika sedang bersama Erik. Rean akan menunjukan sifat aslinya yang begitu memuakan.

We Are Forever ✓Where stories live. Discover now