Ternyata

189 13 0
                                    

Malam hari tepat pukul 19:00. Dua orang gadis tengah duduk di salah satu kursi yang berada di sebuah Caffe. Kedua gadis itu sama-sama menggunakan pakaian serba hitam, tak lupa topi hitam yang juga bertengger manis di kepala mereka.

Beruntungnya Suasana caffe malam ini sangat sepi, hanya ada beberapa pengunjung saja yang datang ke sini, termasuk tiga orang gadis yang duduk berada tak jauh dari kedua gadis tersebut.

Siska mengangkat kepalanya, tatapan matanya mengarah pada ketiga gadis yang duduk tak jauh darinya. Malam ini ia sudah menyiapkan sebuah rencana yang sudah ia susun matang-matang demi membalaskan semuanya. Siska tak sendiri, ada Ayu juga yang menemaninya. Gadis yang sekarang sudah berubah sangat berbeda itu, sangat tak sabaran ingin segera menghabisi ketiga gadis di sebrang sana.

Namun, Siska terus mencegahnya, jangan terburu-buru karena itu akan menggagalkan semua rencana mereka.

"Lo kenapa tolak Rean?" Tanya Ayu dengan suara yang dipelankan.

Siska mendelik, bagaimana bisa gadis itu tahu jika ia menolak cintanya Rean?

"Lo tau darimana?" Tanya Siska.

"Ify, lo bodoh banget sih. Cowok sebaik Rean lo tolak," kata Ayu.

Siska menghembuskan napasnya, memang tak ada alasan kuat ia menolak cinta Rean. Hanya saja Siska sedang tak ingin berpacaran dengan siapapun, ia pun sudah meminta Rean untuk menjadi teman dekatnya saja. Dan Rean pun menyanggupinya walaupun ada rasa kecewa di lubuk hati cowok itu karena ditolak oleh Siska.

"Lo lupa apa kata Raina, kita kan gak boleh pacaran dulu," jawab Siska.

"Halah, alasan klasik!" Cibir Ayu sambil tertawa pelan.

Siska memutar bola matanya,"Raina tuh udah berapa kali coba bilang sama kita. Kalau kita jangan ada yang pacaran dulu, lagipula kalau nanti kita pacaran. Gue cuma takut waktu yang gue habiskan cuma buat pacaran sampe-sampe gue lupa sama sahabat gue."

Ayu mengangguk-ngangguk membenarkan perkataan Siska barusan.
Memang, Raina sering menasehati mereka perihal soal pacaran, Raina paling tidak suka melihat sahabat-sahabatnya memiliki pacar. Bukan bermaksud mengekang, hanya saja Raina takut sahabat-sahabatnya itu akan lupa diri saat sudah memiliki pacar. Raina takut, persahabatan yang sudah mereka jalani selama bertahun-tahun ini, hancur begitu saja hanya karena seorang pacar. Lebih baik seperti ini, mereka boleh menyukai seseorang tapi harus tahu batasan.

"Sis, fokus," bisik Ayu.

Siska mengangguk, kedua gadis itu menutup wajah mereka menggunakan buku menu, sesekali mata tajam mereka memperhatikan gerak-gerik ketiga gadis di ujung sana. Siska dan Ayu mempertajamkan pendengaran mereka, mencoba mencerna baik-baik apa yang dibicarakan oleh ketiga gadis itu.

"Indra marah saat tau gue dikeluarin gara-gara Raina sama antek-anteknya." Seorang gadis bernama Raquel berbicara kepada teman-temannya.

Perkataan Raquel barusan berhasil masuk ke indra pendengaran Siska dan Ayu, kedua gadis itu saling bertatapan dengan tatapan sama terkejutnya. Ada hubungan apa sebenarnya Raquel dan Indra?

"Kakak gue bener-bener marah. Dia pengen balesin semua rasa sakit gue."

Deg

Kakak? Jadi selama ini Raquel adalah Adik kandung dari Indra, selama bertahun-tahun Siska dan sahabat-sahabatnya bermusuhan dengan Indra. Baru kali ini mereka tahu jika sebenarnya Indra mempunyai Adik perempuan, yang Siska tahu, Indra adalah anak panti asuhan yang kemudian diadopsi oleh sebuah keluarga. Apakah Indra sudah menemukan siapa orang tua kandungnya? Banyak pertanyaan muncul di benak Siska dan juga Ayu.

We Are Forever ✓Where stories live. Discover now