jadian?

148 12 0
                                    

Siska baru saja pulang dari sekolah. Ia merasa sangat lelah sekali, ia memasuki rumahnya yang terlihat sangat sepi karena Bibinya tengah pergi. Katanya sih akan menginap beberapa hari di rumah temannya.

Siska memasuki kamarnya, kemudian ia langsung menjatuhkan tubuh lelahnya di atas kasur empuknya. Siska berharap sekali, saat ia di tinggal sendiri seperti ini. Ada Mamahnya yang mau menemaninya, tapi nyatanya Aisyah tak bisa menemani anaknya karena ia tengah sibuk dengan urusannya.

Siska meronggoh ponsel yang ada di tasnya, Siska menekan beberapa tombol untuk menghubungi seseorang.

"Hallo."  Terdengar suara seseorang dari sebrang sana.

Siska begitu senang karena bisa mendengar suara Ify, karena seharian tadi ia tak mendengar suara sahabatnya itu.

"Fy, kemana aja. Ilang-ilangan mulu kayak dia?" Tanya Siska.

"Gue sibuk," jawab Ify dari sebrang sana.

"Fy, nginep ya di rumah gue sekarang. Malam minggu nih, ayolah."

"Boleh."

"Hehe oke."

Setelah sambungan terputus, Siska memutuskan untuk membersihkan tubuhnya terlebih dahulu sambil menunggu kedatangan Ify. Tubuhnya terasa lengket sehabis melakukan aktivitas tadi di sekolah, apalagi ia banyak berlari-larian. Mengingat ketika ia dan teman-temannya di kejar-kejar Pak Ruslam.

Setelah beberapa menit berada di kamar mandi, Siska akhirnya keluar dengan keadaan rambut yang basah. Tetesan air dari rambutnya jatuh ke lantai. Siska segera menutupi kepalanya dengan handuk yang ia bawa.

Waktu menunjukan pukul 19:00. Siska memilih keluar dari kamarnya untuk sekedar mencari makanan untuk mengganjal perutnya yang kosong. Di sekolah pun Siska tak makan apa-apa hanya minum saja. Siska mendengus sebal kala ia melihat isi kulkas yang kosong. Hanya terdapat beberapa botol minuman, itulah kebiasaan Dyah yang tak pernah hilang. Selalu saja meninggalkan rumah dalam keadaan dapur kosong dari makanan. Dan sekarang Siska bingung harus memakan apa.

Dengan sangat terpaksa ia harus ke supermarket yang berada tak jauh dari rumahnya. Siska merapikan sebentar penampilannya setelah itu hanya bermodalkan uang lima puluh ribu Siska keluar rumah. Siska memilih berjalan kaki karena jaraknya pun tidak terlalu jauh.

Sesampainya ia di supermarket Siska segera membeli segala kebutuhan yang ia perlukan, tak lupa sebatang keju tak pernah tertinggal jika ia sedang berada di tempat ini. Setelah semua di rasa sudah cukup, Siska segera menuju kasir yang kebetulan sedang sepi.

Satu kantung kresek besar sudah berada di tangan Siska. Siska segera mengambil langkah cepat karena takut kemalaman.

Jalanan malam ini terlihat sangat sepi, hawa dingin berhasil menusuk kulit Siska yang hanya ditutupi oleh kaos pendek.

Siska celingak-celinguk mencari kendaraan. Namun tidak ada satupun kendaraan yang lewat. Mengingat cuaca mulai mendung dan siapa pula yang mau keluar malam-malam di saat akan turun hujan.

Mata Siska memicing kala melihat sebuah motor besar yang ditumpangi oleh dua orang menghampirinya. Siska masih terlihat biasa saja, namun tiba-tiba saja ia merasa ketakutan kala dua orang tersebut semakin mendekat padanya.

"Hay manis, ketemu lagi kita."

Siska membulatkan matanya kala melihat cowok tinggi yang berdiri tepat di depannya.

"Iyan!"

"Iya ini gue, apa kabar? Gue pikir lo udah mati." Iyan tertawa terbahak-bahak padahal tidak ada yang lucu di sini.

We Are Forever ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang