Gue kecewa sama lo!

127 10 0
                                    

Keesokan harinya. Raina sudah berangkat pagi-pagi sekali, sepanjang perjalanan ia terus menguap karena rasa kantuk yang tak henti-hentinya menyerang. Bisa berabe kalau Raina tertidur di atas motor, itu bisa menyebabkan kecelakaan meskipun jalanan pagi ini terlihat sepi.

Sepanjang perjalanan ia terus menggerutu kesal karena harus bangun sepagi ini, kenapa harus Raina yang menjalankan tugas menyebalkan itu? Kenapa tidak yang lain saja. Tidak enak menjadi siswi yang namanya begitu terkenal seantero sekolah, selain sering menjadi bahan omongan karena sesuatu hal yang sering Raina lakukan, Raina pun sering mendapat tugas dari Guru yang bahkan ia tak kenal nama Gurunya siapa. Menyebalkan sekali.

Motor scoopi yang dikendarai oleh Raina sampai di depan sekolah, ia sudah melihat penjaga sekolah yang tengah ngopi. Mang Ujang yang melihat kedatangan siswi yang begitu terkenal seantero sekolah, segera bangkit berdiri meninggalkan kopi dan rotinya yang masih tersisa.

"Ngapain dateng pagi-pagi Neng?" Tanya Mang Ujang.

"Bukain pintu Mang. Dapet tugas dari Guru," jawab Raina sambil mengucek matanya.

Mang Ujang pun segera membuka pintu gerbang. Setelah di beri jalan masuk, Raina segera memasukan motornya menuju parkiran. Di parkiran hanya ada motor Raina dan motor bebek milik Mang Ujang.

Raina berjalan lunglai menuju area sekolah. Sekolah pagi ini benar-benar sangat sepi, hanya ada dirinya saja yang baru datang sepagi ini. Melihat sekolah sebesar ini yang begitu sepi, membuat Raina bergidik ngeri.

Raina segera berlari menuju ruangan yang sudah diberitahukan kemarin, jika sudah ada Mang Ujang di sekolah, semua ruangan dan kelas sudah dibuka pintunya. Jadi, Raina tak perlu repot-repot mendobrak pintu ruangan.

Lampu ruangan masih menyala. Raina segera mencari brosur-brosur yang diperintahkan kemarin. Akhirnya Raina menemukan bertumpuk-tumpuk brusor di atas meja.

"Ngasih tugas kayak orang kesurupan. Ya kali gue harus nempelin ini semua, bisa selesai kapan ini?" Gerutu Raina sambil mengambil tumpukan Brosur tersebut.

Ia harus cepat-cepat mengerjakan tugasnya sebelum sekolah ramai.

💔💔💔💔

Tepat pukul tujuh pagi. Siska, Ify dan Ayu sampai di sekolah, ketiga gadis itu segera keluar dari mobil. Lalu segera melangkahkan kaki menuju kelas. Siswa-siswi yang berada di lapangan semua menatap ke arah Siska, Ify dan Ayu dengan tatapan yang berbeda-beda. Ada yang berbisik-bisik membicarakan mereka. Bahkan ada yang dengan lantangnya berteriak sehingga membuat Siska, Ify dan Ayu berhenti melangkah.

"WOY IBU-IBU HAMIL DILARANG BANYAK AKTIVITAS!"

"GILA. SO POLOS TAPI HOBY MAIN KE CLUB!"

"GAK NYANGKA TERNYATA DIA ANAK DARI PENGEDAR NARKOBA!"

Siska, Ify dan Ayu saling pandang. Suara teriakan tersebut semakin lama semakin terdengar. Tidak hanya itu, suara bisikan-bisik pun terdengar di mana-mana.

Bahkan tak segan-segan ada yang melempar gulungan kertas maupun botol aqua bekas ke arah mereka. Mereka pun segera melindungi tubuh mereka.

"Fy ini kenapa si?" Tanya Siska, berulang kali wajahnya terkena lemparan gulungan Kertas.

"Gue gak tau," jawab Ify.

"Kita pergi." Siska, Ify dan Ayu segera berlari pergi meninggalkan area lapangan yang ramai oleh suara sorakan dari siswa-siswi.

We Are Forever ✓Место, где живут истории. Откройте их для себя