Caffe

179 12 0
                                    

Setelah mengantar Ayu pulang. Siska, Raina dan Ify segera menuju ke caffe di dekat sekolah untuk bertemu dengan Dina.

Siska, Raina dan Ify memarkirkan sepeda motor mereka di parkiran depan caffe. Bisa di bilang caffe yang mereka datangi adalah caffe mahal, kebanyakan yang datang ke sini adalah orang-orang kaya. Dilihat di parkiran yang membawa motor hanya mereka saja bertiga. Karena kebanyakan orang-orang yang berkunjung ke caffe bernuansa coklat ini membawa kendaraan beroda empat.

"Cakep amat dah caffenya," kata Siska yang takjub dengan bangunan caffe yang terlihat sangat mewah ini, padahal Siska sering melihat caffe ini mengingat caffe ini berdekatan dengan sekolahnya.

"Gak harus orang kaya juga kali yang bisa dateng ke sini, kita yang orang susah aja bisa menginjakan kaki di caffe ini," kata Raina. Dan diangguki oleh Siska dan Ify.

Mereka memasuki caffe dengan tatapan yang takjub. Kecuali Raina yang menatap caffe mewah ini dengan tatapan datarnya. Baginya tempat makan semuanya sama. Mau mewah mau enggak semuanya sama. Yang penting bisa cari makan.

Siska, Raina dan Ify memilih untuk duduk di sebuah meja bagian pojok Caffe. Hingga seorang waiters datang menghampiri mereka sambil membawa buku menu.

"Ada yang bisa saya bantu Kak?" Tanya Waiters tersebut. Sambil memberikan buku menu di atas meja tempat Raina dan ketiga sahabatnya.

"Buka Fy." Raina menyuruh Ify untuk membuka buku menu tersebut. Ify menurutinya. Matanya bergerak mencari makanan yang sesuai dengan moodnya dan juga sahabatnya.

"Mbak, jus alpukatnya tiga ya," kata Ify kepada Waiters tersebut.

"Makannya enggak Ka?" Tanya Waiters tersebut.

"Enggak Mbak, terima kasih," jawab Ify.

Sebelum Waiters tersebut pergi untuk membuatkan pesanan ketiga remaja ini. Suara Raina menghentikan langkah Waiters tersebut.

"Mbak jus alpukatnya dua, satu lagi air putih aja," kata Raina. Dan Waiters tersebut hanya mengangguk lalu melenggang pergi.

"Ko air putih aja Rain? Kan udah di pesenin jus alpukat," tanya Siska sambil menatap ke arah Raina.

Raina memutar bola matanya, "Lo lupa, gua gak suka sama alpukat."

☆☆☆☆

Selang beberapa menit akhirnya pesanan mereka datang bersamaan dengan datangnya Raquel, Dina dan Angel. Dengan angkuhnya ketiga gadis itu duduk saling berhadapan dengan Raina dan kedua sahabatnya yang hanya dibatasi oleh meja.

Dina menatap tiga minuman yang ada di meja tepat di depannya dengan tatapan merendahkan.

Raina yang tau tatapan mata Dina, hanya menatapnya dengan tatapan datar.

"Lo tau kan ini caffe mewah? Orang miskin kaya lo bertiga tuh gak pantes di sini," kata Raquel dengan angkuhnya.

Siska meminum gelas yang berisi cairan kental berwarna hijau tua miliknya. Ingin saat ini juga Siska menyemburkan cairan hijau ini ke wajah Raquel yang ada di depannya.

"Semua derajat manusia itu sama aja, kalo lo ngerasa di sini derajat lo paling tinggi mungkin lo bukan manusia," celetuk Ify mengundang tatapan tajam dari Dina, Raquel dan Angel

"Lagian mata lo buta, di sini tuh gak ada slogan bertuliskan ORANG MISKIN DI lARANG MEMASUKI CAFFE INI!" Kata Siska lantang.

We Are Forever ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang