Ribet

146 11 0
                                    

Pengumuman acara pensi setelah ulangan terdengar begitu menggema di tengah lapangan, semua siswa-siswi SMA Arwana dibiarkan berdiri di tengah lapangan yang begitu panas akibat sinar matahari.

Pengumuman seperti ini memang sangat di nanti-nanti oleh seluruh siswa-siswi SMA Arwana, acara pensi. Acara paling di nantikan. Acara ini akan dilaksanakan besok sore. Jadi seluruh siswa-siswi di harapkan untuk mempersiapkan diri mereka masing-masing.

Pakaian yang harus mereka kenakan pun sederhana, untuk perempuan memakai dress dan untuk laki-laki di wajibkan memakai jas.

Acara ini dilaksakan setiap akhir bulan, seperti sekarang.

"Gue gak ikut," kata Raina datar.

Sontak, Siska dan Ify yang berdiri di sampingnya menoleh ke arah gadis itu. Bukankah Raina selalu menantikan acara-acara seperti ini. Mengingat acara ini adalah acara paling mengesankan. Lalu, kenapa tiba-tiba gadis itu berniat untuk tidak ikut?

"Si pea, kapan lagi coba. Ayolah Rain." Siska merangkul bahu Raina.

"Gue yakin, setelah lo berdua denger ini. Kalian juga gak akan dateng."

Semua pandangan pun mengarah pada Pak Ruslam yang akan kembali melanjutkan pembicaraannya mengenai pensi besok.

"Dan saya harap, yang datang ke acara ini harus membawa pasangan semua. Inget harus sama-sama anak sekolah ini, jangan bawa pasangan dari luar," jelas Pak Ruslam. Sontak suasana lapangan pun menjadi ricuh banyak juga yang protes termasuk para jomblo yang merasa terhina di sini.

"Saya sebagai jomblo merasa tertindas!" Teriak Aksa yang berbaris di barisan belakang.

Aksa dan antek-anteknya nampak ricuh setelah mendengar penjelasan dari Pak Ruslam.

"Itu sih derita lo!" Jawab Pak Ruslam.

"Jangan lupa ya, bawa pasangan biar gak keliatan jomblonya." Pas Ruslam mengakhiri pembicaraannya setelah mendapat banyaknya protes dari siswa- siswi.

Setelah itu seluruh siswa-siswi di biarkan bubar.

"Masih mau dateng?" Tanya Raina menatap Ify dan Siska.

"Dateng--"

"Sis, lo sama gue ya."

Raina, Siska dan Ify sontak menoleh ke sumber suara, dari kejauhan nampak Arga, Erik dan Rean tengah berjalan ke arah mereka. Siska menunduk malu karena di perhatikan banyak siswa-siswi, sementara Ify. Ify begitu sangat antusias menyambut kedatangan Arga.

Raina baru saja ingin pergi, namun tangannya ditahan oleh Siska.

"Eh Ga, lo sama gue ya," kata Ify sambil menatap Arga yang ada di depannya.

Raina dan Siska sontak menoleh ke arah Ify, sejak kapan gadis itu punya keberanian untuk mendekati Arga secara terang-terangan seperti ini.

Arga tahu jika Ify menyukainya, tetapi Arga tidak terlalu suka sama perempuan yang terlalu berlebihan seperti Ify.

"Gimana Sis, mau gak?" Tanya Rean.

"Kapan lagi coba bisa gandengan sama babang tamvan," celetuk Erik.

"Liat aja nanti," jawab Siska.

Arga menatap Raina yang sedari tadi tak menatap ke arahnya, gadis itu hanya diam sambil melihat-lihat ke arah penjuru sekolah padahal tidak ada yang menarik dari sekolah ini.

Arga tahu, gadis itu pasti sudah mengetahui soal perihal apa yang pernah Arga bicarakan dengan Ayah gadis itu.

Kenapa Arga bisa menyanggupinya? Karena Arga selalu merasa bahwa ia punya tanggung jawab untuk menjaga gadis itu sekalipun gadis itu cuek padanya.

We Are Forever ✓Where stories live. Discover now