Skak

155 15 0
                                    

"Seriusan Rain, lo hari ini mau sekolah?" Tanya Ify.

Siska dan Ify hanya dapat berdiri mematung memperhatikan gerak-gerik Raina yang tengah memasukan buku-bukunya ke dalam tas.

Masalahnya, Siska dan Ify sangat khawatir dengan keadaan Raina yang belum pulih, semalam Raina memaksakan dirinya untuk pulang. Dia bahkan sampai hampir bertengkar dengan Dokter karena Dokter melarangnya pulang. Akhirnya Raina pun di izinkan pulang.

Luka tembakan itu, hanya merobek kulitnya saja, Raina hanya mendapatkan beberapa jahitan di bagian pinggangnya. Dan itu juga belum sembuh total, sebenarnya Raina harus istirahat di rumah sakit ataupun di rumah, tapi pada dasarnya Raina gadis yang tak bisa diam jadi ia tak mau.

"Budeg lama-lama kuping gue, sekali lagi nanya kaya gitu gue kasih ember cantik nanti," sinis Raina.

"Gak gitu Rain, bukannya gue denger Bunda lo mau ke sini?" Tanya Siska.

Raina menghentikan tangannya yang sedang mengikat tali sepatu vansnya.

"Gue gak peduli, ayo berangkat."

Raina, Siska dan Ify segera keluar dari kamar Raina, Raina jalan masih terpincang-pincang karena luka di kakinya pun belum sembuh total.

"Gimana sama Ayu?" Tanya Siska.

"Keadaanya sedikit membaik, cuma dia masih suka ketakutan gitu. Rencananya kalau Ayu masuk sekolah nanti, kelasnya di pisah. Ada Guru khusus yang ngajarin dia nanti," jawab Ify.

"Rain, kita gak mungkin biarin Ayu terus-terusan kaya gini," lirih Siska.

Raina yang akan memakai helm pun mengurungkan niatnya.

"Kita cari dana buat bawa Ayu ke psikolog terbaik, dia harus sembuh," kata Raina.

Siska dan Ify pun mengangguk, kemudian ketiga gadis tersebut segera menjalankan motor mereka masing-masing untuk menuju ke sekolah.

☆☆☆☆

Sesampainya ketiga gadis tersebut di sekolah, mereka segera melangkahkan kaki mereka menuju kelas.

Banyak pasang mata yang memperhatikan Raina dan kedua sahabatnya, tatapan mata yang berbeda-beda tentunya. Bisik-bisik pun terdengar di mana-mana.

"Oh jadi dia yang jadi pelacur."

"Jadi apa sekolah kita nanti kalo ada pelacur."

"Gue denger temennya gila ya?"

"Gak pantes mereka sekolah disini!"

Raina, Siska dan Ify sontak menghentikan langkah mereka. Awalnya mereka biasa aja, tapi mendengar cacian serta makian dari teman-teman mereka. Membuat ketiga gadis ini geram apalagi sampai mengatai jika Ayu gila.

Raina, Siska dan Ify berbalik arah, mereka menghampiri segerombolan siswi-siswi yang tengah membicarakan mereka.

"Ngomong apa lo tadi?" Tanya Raina datar.

Mereka semua malah terdiam.

"Pengecut lo, beraninya ngomongin di belakang, giliran di samperin malah pada diem!" Sinis Siska.

"Apaan sih lo, siapa juga yang ngomongin lo!" Jawab salah satu dari mereka.

"Ke ragunan gak lo kemarin?" Tanya Ify pada siswi tersebut. Siswi tersebut menggeleng.

We Are Forever ✓Where stories live. Discover now