Berubah

163 10 0
                                    

Pagi ini, tepat hari senin. Seluruh siswa-siswi SMA Arwana melaksanakan upacara bendera di bawah teriknya sinar matahari. Seluruh siswa-siswi di biarkan untuk hormat kepada bendera yang akan dikibarkan.

Upacara yang dilaksanakan pagi ini, lumayan lancar. Meskipun ada beberapa siswa-siswi yang sulit diatur saat upacara berlangsung. Termasuk Raina, Siska dan Ify. Mereka yang berbaris di barisan paling belakang, memilih untuk berjongkok untuk menghindari sinar matahari. Mereka juga sudah sangat pegal berdiri terus-menerus.

"Duh, perut laper, pengen minum," kata Siska.

"Dimana-mana kalau laper ya makan bukan minum Bambang!" Kata Ify sambil menoyor kepala Siska.

"Ya kan sebelum makan ada baiknya minum dulu sebagai pembukaan," jawab Siska.

Ify hanya memutar bola matanya malas. Berdebat tidak berfaedah dengan Siska yang ada membuat dirinya semakin pusing. Sampai akhirnya suara nyanyian dari anak-anak paduan suara pun terhenti. Bendera sudah sampai di ujung tiang. Berkibar-kibar terbawa semilir angin di pagi hari.

Raina, Siska dan Ify segera berdiri karena ada Pak Ruslam yang tengah mondar-mandir memantau para siswa-siswi.

"Woy keteknya Aksa basah!" Teriak salah satu siswa kelas dua belas. Suara itu berasal dari kelasnya Aksa.

Pak Ruslam yang mendengar kerusuhan segera mendekati suara tersebut. Pak Ruslam tak segan-segan mengangkat tangannya untuk memukul kencang pundak siswa tersebut.

"Aduh sakit Pak!" Kesal siswa tersebut.

"Siapa suruh kamu berisik, gak liat lagi upacara hah!" Jawab Pak Ruslam.

"Anto berisik banget Pak dari tadi!" Teriak Siska yang membuat seluruh siswa-siswi tertawa. Upacara yang tadi terasa sangat tenang kini malah kacau.

Suasana upacara pun semakin kacau balau, sampai akhirnya suara intruksi dari Kepala Sekolah berhasil menghentikan aksi mereka.

Semua siswa-siswi yang tadi ribut pun segera kembali diam. Fokus mereka saat ini hanya kepada Pak Kepala Sekolah yang sedang berbicara di depan mic. Segala nasehat dia keluarkan untuk anak-anak didiknya agar bisa menjadi manusia yang berguna di masa depan.

"Saya terharu jadinya!" Teriak Aksa sambil pura-pura menangis. Hal itu juga dilakukan oleh antek-anteknya yang lain.

"Saya terharu jadi pengen beli truk!" Celetuk Anto lagi-lagi berhasil mengundang gelak tawa dari siswa-siswi yang lainnya.

"Gak muat parkirnya To!" Teriak Ify.

"Ya kan parkirnya di bandara Mbak bro," jawab Anto.

Semuanya pun tertawa terbahak-bahak. Mungkin hal ini mereka lakukan agar rasa capek mereka hilang karena harus berdiri begitu lama di bawah teriknya sinar matahari.

Sampai akhirnya, keadaan kembali hening saat salah satu Guru membawa seorang gadis yang juga seorang siswi di SMA Arwana. Semua pandangan mengarah padanya, termasuk Raina, Siska dan Ify yang begitu terkejut melihat gadis itu.

Bagaimana tidak? Rambut yang biasanya gadis itu ikat dua, sekarang di ikat kuda. Belum lagi dengan warna rambut yang terlihat mencolok, sepatu vans berwarna merah, baju seragam yang dikeluarkan. Serta gelang-gelang yang memenuhi pergelangan tangannya.

Peraturan di SMA Arwana adalah tidak boleh memakai gelang apapun entah untuk cowok maupun cewek, dan yang terpenting tidak boleh mewarnai rambut.

Tapi lihat apa yang di lakukan gadis itu. Begitu nekat. Raina, Siska dan Ify sampai tak bisa mempercayai dengan apa yang mereka lihat.

We Are Forever ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora