Hari Raya

228 26 1
                                    

Raina berlutut sambil menangis di depan sang nenek. Raina menggenggam kedua tangan neneknya yang sudah keriput tersebut, Raina mengucapkan kata maaf berkali-kali karena Raina sadar Raina sering sekali menyakiti hati neneknya yang selama ini mengurusnya. Raina merasa kesalahan yang selama ini Raina perbuat tak mudah untuk dimaafkan.

Omah Julaeha mengusap kepala Raina yang di tutupi hijab pasmina tersebut, "Sudah nak, omah sudah memaafkan kamu Rain. Bangun nak." Omah Julaeha memegang kedua bahu Raina agar Raina mau berdiri dari berlututnya.

Julaeha--nenek yang selama ini mengurus Raina, tak mampu membendung isak tangisnya. Hari raya kali ini, rumah megah ini terasa sepi karena anak-anak Julaeha tak datang untuk bersungkeman dengan dirinya.

Hari raya tahun ini ia hanya di temani oleh sang cucu.

"Omah seneng, kamu masih berada di sini lebaran tahun ini. Omah berharap kamu akan tetap di sini bersama omah Rain," Kata omah Julaeha lembut.

Raina segera memeluk wanita lanjut usia tersebut, tidak salah Raina menetap di sini selama satu tahun bersama sang nenek tercinta.

Raina melepaskan pelukannya ketika ia merasakan kehadiran seseorang, ia berbalik badan dan melihat....

Bunda batin Raina.

"Omah, Raina ke kamar dulu ya," Kata Raina sambil tersenyum kemudian melenggang pergi. Sebelum itu, Raina menatap wanita yang masih berada di ambang pintu dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Rain!"

Raina terus berjalan tak perduli dengan panggilan wanita itu.

☆☆☆☆

"Besok kamu ikut mama ke jawa."

Ayu tersentak ketika mendengar pernyataan dari seorang wanita yang tidak lain adalah mamanya sendiri.

Kini, Ayu sudah terduduk manis di samping sang nenek, sementara di depannya ada mama serta papa tirinya yang duduk bersebrangan dengannya yang hanya di batasi sebuah meja.

"Kenapa aku harus ikut?" Tanya Ayu.

"Ya karena kamu anak mama. Jadi, mama ingin membawa kamu ke jawa. Kita rayakan lebaran tahun ini di sana," Jawab Julia.

Ayu menatap sebentar ke arah sang nenek, kemudian tatapannya kembali berlalih pada sang mama,."Nenek ikut kan?" Tanya Ayu.

"Tidak" Jawab Adi--ayah tiri Ayu.

"Kenapa?!" Tanya Ayu. Nada bicara Ayu terdengar sedikit meninggi. Membuat Erna yang berada di sampingnya terkejut.

Erna mengusap lembut tangan Ayu yang berada di pangkuan gadis itu, sejujurnya Erna tak rela jika cucu kesayangannya ini harus ikut dengan mamanya yang dikenal sebagai seorang ibu yang tak pernah menyayangi Ayu. Erna takut, Ayu disakiti di sana, ketahuilah Julia selalu main tangan ketika sedang marah.

"Ikuti apa kata mama kamu," Kata Erna lembut.

Ayu menatap tak percaya ke arah sang nenek, Ayu kira, neneknya ini akan menahannya untuk pergi dengan sang mama.nNyatanya,nnenek tercintanya ini malah membiarkan dirinya pergi.

Ayu menggeleng, "Tidak, aku ingin tetap di sini sama nenek," Jawab Ayu.

"Ikuti saja apa kata mamamu, percaya sama nenek. Semuanya akan baik-baik saja," Kata Erna.

We Are Forever ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang