Terjadi

130 11 0
                                    

Raina, Siska dan Ify berjalan riang di koridor sekolah. Pagi ini, mereka memulai semuanya dengan hal yang baru dan semangat yang baru. Senang rasanya saat semua sudah kembali baik-baik saja tanpa ada hambatan yang merusak kebahagiaan mereka.

Dan mereka baru saja dapat kabar, kalau manusia sialan itu--Indra ternyata masih hidup, hanya saja dia mengalami kelumpuhan karena kedua kakinya patah. Saat club itu meledak, Indra memilih loncat dari lantai paling tinggi, hingga dia jatuh terjerembab ke tanah. Sebagian tubuhnya kena luka bakar, seiring berjalannya waktu keadaannya memulih namun dia harus menerima kecacatannya

Sementara adiknya--Raquel dikirim ke luar negeri oleh orang tuanya.

Senang rasanya. Tikus-tikus semacam mereka sudah lenyap, mereka tidak perlu repot mengeluarkan banyak tenaga hanya untuk menyingkirkan manusia seperti Indra dan antek-anteknya.

Untuk saat ini. Raina, Siska, Ify dan Ayu ingin fokus mengejar apa yang seharusnya mereka kejar. Cukup jauh mereka hidup di dalam lubang kegelapan. Hingga akhirnya titik terang dari usaha mereka menghampiri mereka. Saat ini mereka ingin menyelesaikan sekolah mereka dengan nilai terbaik, lalu berlanjut ke pendidikan yang lebih tinggi.

"Pian berapa lama kagak mandi. Mulutnya bau banget ayam tiren," ujar Ify. Menceritakan salah satu temannya di rumah yang bernama Pian.

"Haha yang tidur bareng tuh cowok juga pada marah, masalahnya iler si Pian bau bangke," sambung Siska sambil tertawa.

Mereka tertawa terbahak-bahak di sepanjang koridor.

"Di isiin gas apa tuh, ko badan makin gede!" Raina, Siska dan Ify menoleh ke sumber suara.

Lagi-lagi. Hanny dan antek-anteknya berulah.

"Siska tutorial dong. Gimana jadinya badan lo jadi wow gitu?" Tanya Hanny bernada mengejek.

Raina, Siska dan Ify melirik ke arah Hanny, lalu tertawa. Entah mereka menertawakan hal apa. Yang jelas apapun yang terjadi pagi ini benar-benar terlihat lucu.

"Sinting ya lo bertiga," ujar Hanny sinis.

"Masih mending badan gemuk, daripada lo badan tipis gitu kayak triplek. Kena angin aja terbang, kasian sama lo. Butuh sumbangan tali sepatu gak buat iket tuh badan kecil lo? Gue takut kalo ada angin topan badan lo terbang!" Ujar Ify sambil melangkah menjauh diikuti Raina dan Siska.

Hanny mencak-mencak sebal.

Saat mereka ingin belok ke arah kelas. Dari kejauhan mereka melihat Arga, Erik dan Rean yang tengah melangkah menghampiri mereka. Sontak ketiga gadis itu tak jadi masuk kelas.

Ify tersenyum lebar melihat Arga. Arga pagi ini terlihat begitu tampan, rambutnya berantakan, bajunya dikeluarkan membiarkan dua kancing teratas terbuka. Sementara Siska melambai-lambaikan tangannya ke arah Rean. Dan Raina, Raina begitu gugup karena kejadian kemarin. Meskipun gagal, tapi tetap saja apa yang dilakukan Arga kemarin berhasil memporak-porandakan pikirannya.

"Udah sehat Ga?" Tanya Ify saat Arga, Erik dan Rean sudah berdiri di hadapan mereka.

Arga hanya mengangguk sebagai jawaban. Matanya melirik ke arah Raina yang sedari tadi tak melihat ke arahnya, pandangan gadis itu tertuju ke arah lapangan.

"Badan aku makin gede ya?" Tanya Siska.

Rean mengangguk mengiyakan. Memang tubuh Siska terlihat lebih besar.

"Nanti ketauan gimana?" Tanya Siska dengan suara pelan.

"Pake jaket aja," jawab Rean.

"Gue denger-denger Ayu udah sadar?" Tanya Erik.

We Are Forever ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang