03.Extricate•Mengejar Ice Prince❄

16.1K 892 18
                                    

"You are Ice, and I am the sun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"You are Ice, and I am the sun. If ice is met with the sun what will happen? The ice will melt at that moment."

❄-Extricate-❄

"Arima!!buruan mau ke kantin gak lo!?"seseorang yang dipanggilnya terlihat sibuk membereskan barang-barang dimeja.

"Duluan aja!!"Wulan berdecak sebal lalu pergi menuju kantin seorang diri,meninggalkan Arima yang masih saja berkutat dengan kesibukannya sendiri.

"Akhirnya beres!"Arima berjalan menuju kantin dengan senyum mengembang,ia sangat tidak sabar bertemu dengan Ice Princenya..

Matanya meneliti setiap sudut kantin,berharap sosok itu ada.Ia menemukannya!sosok yang sedang membaca buku dengan wajah datarnya.Arima mendekati Riko dengan terburu-buru.

"Riko!!!!"Ferdi yang berada satu meja dengan Riko mengalihkan pandangannya pada perempuan yang sedang berlari kearah mejanya.

"Riko,liat noh fans lo!"Riko tidak memperdulikannya,ia masih saja membaca bukunya.

"Babang Riko,eneng Arima dateng,"Arima menatap Riko dengan cengiran lebarnya.Namun,Riko tidak menatapnya sama sekali.

"Sibuk amat,mending liatin wajah pacar Riko ini,"terdengar decakan sebal keluar dari mulut Riko dan hanya itu sudah membangkitkan kebahagiaan Arima.

"Pacar lo Arima?wahhh nyali lo gede juga ya,"Arima menatap Ferdi dengan bersidekap dada.

"Iya dong,kan Arima itu jodohnya Riko.Mau Riko bersembunyi dimanapun,Arima selalu menemukannya.Itukah yang dinamakan jodoh?"Ferdi tertawa kecil melihat ekpresi wajah Arima yang terlihat dibuat-buat.

"Babe,liat sini dong,"Arima memangku pipinya menggunakan tangan menatap Riko dengan bibir dimajukan.

"Riko!!"

"Bct."

"Bodooooooo!!liat sini dulu ih!"Arima menarik-narik buku Riko.

"Pergi,"ucap Riko dengan nada datar dan menatap Arima dnegan tajam.

"Lirikan matamu aduhai,"bukannya takut,Arima malah membalas tatapan Riko.

"Rikonya gak mau sama lu Rim,mending sama gue aja,"Arima menatap Ferdi dengan kesal.

"Denger ya Ferdinan!!Riko tuh cuman jual mahal sama Arima,dia tuh sebenernya malu gak bisa utarain perasaanya ke Arima.Ya kan sayang?"Riko bangkit dari duduknya dan berlalu pergi dari kantin.

"Mampus lo Rim!"

"Dia pergi?Arima kejar cusss,"Arima berlari mengejar Riko yang belum terlalu jauh dari hadapannya.Sedangkan Ferdi?menatap tidak percaya perempuan itu.

"Riko!!!"berulang kali Arima berteriak memanggil nama Riko,namun Riko sama sekali tidak menghentikan langkahnya.

Nafas Arima sudah tersenggal-senggal,ia berhenti sejenak.Seketika sebuah lampu muncul diatas kepalanya.

Arima menjatuhkan dirinya sendiri dilantai,"AWWW,RIKO BANTUIN GUE!KAKI ARIMA KAYAKNYA TERKILIR,"harapan hanya sebatas harapan ternyata.Riko sama sekali tidak melirik kebelakang.

"Aduh ayang,kaki lo terkilir?"Arima memutar bola matanya mendengar suara yang sangat familiar baginya.

Berharap mendapatkan seorang Pangeran malah mendapatkan upik abu.Itulah kondisi Arima saat ini.

Nino menangkup kedua pipi Arima dengan hebohnya.

"Lo gak papa?mau gue gendong?"Arima menghempaskan tangan Nino dari pipinya lalu bangkit dan berjalan meninggalkan Nino seorang diri dikoridor.

"Riko!!!"kakinya kembali berlari mengejar sosok Riko.Ternyata,Riko sedang menuju ketaman belakang sekolah.

Arima berhenti berlari,senyumnya lagi-lagi merekah saat melihat Riko yang sedang duduk ditas rumput dibawah pohon besar.

Bisa romantis-romantisan disini.Sipp,latar sedang mendukung.

Arima berlari menuju dimana Riko berada,ia duduk disampig Riko yang masih terdiam.

"Riko,ko dingin banget sih?"tidak ada sahutan sama sekali dari Riko.

"Pengen deh jadi bukunya,ditatap terus setiap saat tanpa lelah,"Arima masih saja menatap Riko,menganggumi ciptaan tuhan yang sangat indah.

Tatapan datarnya malah membuat Riko semakin tampan menurut Arima.

"Riko,natep Arima kek kali-kali."

"Pergi.Ganggu,"Arima terkekeh kecil mendengar itu,ia hendak menyenderkan kepalanya dipundak Riko.Namun,Riko sudah menjauhkan dirinya jadilah kepala Arima melayang.

Arima menegakkan kepalanya kembali dengan berdehem kecil.Ia lagi-lagi menatap Riko dengan senyuman.

"Riko,gak papakan Arima ambil coklat diloker Riko?"Riko menatap Arima dengan tajam.

"Balikin."

"Apa?"

"Kunci,"Arima tersenyum jahil,ia mengerti maksud Riko.

"Gak mau,"Riko menghela nafasnya kasar,percuma berbicara dengan perempuan disampingnya.

"Arima tuh baik tau Rik,bersihin loker lo.Arima juga tau,Riko gak suka coklat tapi sukanya Arima kan?"

"Bct."

"Oh iya,cupcake nya makan Rik.Jangan dikasih ke Ferdi mulu,"Riko kembali menatap pada buku dihadapannya.

"Oke gapapa,hari ini Riko gak makan cupcake Arima.Arima percaya suatu saat Riko akan makan!"

ExtricateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang