46.Extricate•Manis❄

8.4K 622 26
                                    

"Chocolate is sweet, but my life is not as sweet as chocolate."

❄-Extricate-❄


"

Arima ayok kekantin,"Arima menganggukan kepalanya menerima ajakan Nino.Kedua matanya mencari-cari keberadaan Wulan,namun nihil sosok itu tidak ada dikelas.

"Wulan mana?"

"Keperpus katanya."

"Oh,yaudah ayo,"Arima dan Wulan berjalan beriringan.Arima masih mengenakan jaketnya itu,walaupun sempat ditegur oleh guru tapi ia beralasan sedang tidak enak badan hari ini.

"Arima,"langkahnya terhenti saat mendengar itu,kedua matanya membulat saat mendapati sosok dihadapannya.

"Riko?"Riko meraih tangan Arima dan membawanya pergi.Namun,sebuah ringisan kesakitan membuat Riko menghentikan langkahnya.

"Kenapa?"

"Sakit,"pandangan Riko terhenti pada lengan jaket Arima terlihat menjadi memerah.

Riko menyingkap lengan jaket Arima,dan benar saja seperti dugaannya darah mengalir dari tangan Arima.

"Ini kenapa?"nada Riko mulai mendatar.

"Gak ko,cuman kegores."

"Self injury,"Arima hanya terdiam saat mendengar Riko mengucapkan itu.

"Bodoh."

"Iya,Arima emang bodoh.Sangat bodoh,"kedua ujung bibirnya tertarik diiringi air mata yang mengalir dari matanya.Riko menghela nafasnya kasar,lalu menarik lengan jaket Arima kembali.

"Jangan cengeng!"Riko menarik tangan satunya menuju UKS.Untung saja,petugas UKS sedang tidak ada jika ketahuan,Arima akan dipanggil oleh BK.

Riko mendudukkan Arima di kasur,dirinya mulai membersihkan darah itu dan mengobatinya.

Hal terakhir yang Riko lakukan adalah menutup luka itu dengan perban.

"Maaf."

"Hm."

"Maaf Arima ngelanggar janji,harusnya kan Arima menjauh dari hidup Riko"Riko menatap Arima datar.

"Lupain."

"Hah?"

"Lupain."

"Iya,Arima bakal lupain Riko.Tenang aja."

"Lupain janji itu,"Arima menatap Riko meminta penjelasan.

"Kenapa?bukannya Riko mau Arima jangan ganggu hidup Riko lagi,sesudah perlombaan?"

"Lo gak ikut lomba itu."

"Tap---"

"Berisik."

"Riko..."

"Hm."

"Tapi,Arima bener-bener pengen lupain Riko."

  ❄Extricate❄

Arima memasuki rumahnya dengan lesu,rumahnya terlihat sangat sepi tanpa adanya kehidupan.Ini adalah keuntungan baginya,ia segera memasuki kamarnya.

"Meong...meongg.."senyuman tercetak diwajahnya saat seekor kucing mendekati kakinya dan mengeluskan bulunya.

"Pompi laper ya?"Arima mengangkat tubuh Pompi dan membawanya pada pangkuannya.

"Ayok kita makan!!"untung saja,makanan kucingnya masih ada.Jika tidak,Pompi tidak akan makan hari ini.

Arima mengelus bulu Pompi yang sedang makan dengan lahap.

"Makan yang banyak,biar gendut."

Arima mengambil ponselnya di kasur saat ponselnya berbunyi.Keningnya berkerut saat melihat nomor tak dikenal,dirinya bimbang akan mengangkatnya atau tidak.Akhirnya,Arima mengangkat panggilan itu.

"Halo?"

'Ini gue Adres.'

"Oh hai Adres."

'Mau coklat?'

"Emang kenapa?"

'Mau apa nggak?'

"Mau."

'Yaudah keluar buruan.'

"HAH?"

Tut.....tut...panggilan terputus secara sepihak.Arima menatap ponselnya tidak percaya,segera ia berlari menuju keluar rumah dan benar saja disana terdapat seorang laki-laki yang tak lain dan tak bukan adalah Adres.

"Adres!!"Adres tersenyum lebar,dan mendekati Arima dengan  plastik di genggamannya.

"Nih,buat lo,"plastik berisikan coklat itu dilempar seenaknya kepada Arima.

"Adres!!"

"Sama-sama."

"Ish,kenapa kerumah Arima!?"

"Kenapa emang,harus bayar?"Arima ingin sekali melempar wajah Adres menggunakan batu.

"Pulang sanah!!"

"Nanti takut kangen."

"Pulang Adres!!"bukan apa-apa,dirinya sangat takut Adres akan terlihat oleh keluarganya.

"Yakin gak akan kangen?"

"Nggak!"

"Yaudah,gue pulang.Kalau kangen telepon aja"Adres berlalu pergi meninggalkan Arima seorang diri.Dirinya juga segera memasuki rumahnya lagi.

Arima mengintip plastik dipangkuannya,kedua matanya membulat saat melihat banyaknya coklat beragam macam.

Ingin rasanya dirinya berteriak sekencang-kencangnya.Adres benar-benar bisa membuat moodnya naik seketika.

Arima membuka salah satu bungkus coklat itu dan memakannya.Manis,namun sayang hidupnya tak semanis coklat.

ExtricateWhere stories live. Discover now