25.Extricate•Keadaan❄

8.8K 624 25
                                    

Bosenin?ya maap.
Jika ingin cerita yang selalu bahagia,maap ini bukan cerita sepert itu.Silahkan berpindah kelapak lain,makasih.

Aku hanya ingin menceritakan tentang kehidupan seseorang yang selalu tidak berjalan mulus dan juga bahagia:)

Aku hanya ingin menceritakan tentang kehidupan seseorang yang selalu tidak berjalan mulus dan juga bahagia:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"People who look very happy, sometimes the ones who save the most sadness."

❄-Extricate-❄

Arima memasuki rumahnya dengan lesu,tubuhnya sangat amat lemas saat ini.

"Kamu yang salah!"langkahnya terhenti saat mendengar itu.Dihadapannya terdapat orang tuanya yang sedang saling tatap tajam.

"Kamu yang salah Hani!!"

"Aku?jelas-jelas kamu!"Arima mengedikkan bahunya tidak peduli lalu masuk kekamarnya.Ia sudah biasa melihat pemandangan seperti itu,dimana orang tuanya bertengkar dengan teriakan satu sama lain.Jadi,ia sudah tidak memperdulikan itu lagi.

Direbahkannya tubuhnya di kasur,rasanya sangat nyaman.Namun teriakan itu sedikit menganggu kenyamanannya.Ia hanya ingin tenang saat ini.

Arima memegangi rambutnya kembali,senyumannya merekah saat mengingat dimana Riko mengelus rambutnya sampai ia tertidur.

Diambilnya bantal dan dipakai untuk menutupi wajahnya,ia berteriak dengan bahagianya.Bagaimana tidak senang?jika diperlakukan seperti itu oleh laki-laki yang ia suka.

Tubuh Arima terlonjak kaget saat mendengar pintu kamarnya dibuka secara paksa.Arima melihat siapa pelakunya,tatapannya menajam saat melihat sang pelaku.

"Pergi!"ucap Arima dengan datar,ia bangkit mendekati Kayla.Namun,Kayla sama sekali tidak menanggapi ucapan Arima.Kayla malah mengacak-acak meja belajarnya sehingga bukunya berserakan kemana-mana.

"Kayla!!!"

"Gue cuman mau nyari novel milik gue,gue tau lo pasti ngambil kan?"

"Apa yang lo maksud!?"Kayla juga mengacak-acak kamarnya,sampai-sampai barang-barang berserakan dilantai.

Dengan amarah yang meluap,Arima menarik tubuh Kayla dengan paksa.Kayla menatap Arima tajam,ia melepaskan tangan Arima secara paksa.

"Jangan pernah lo pegang gue dengan tangan kotor lo!"Arima terkekeh pelan mendengar itu.

"Kotor?ngaca mbaknya!Udah tua masih aja manja!"Kayla menampar pipi kanan Arima.

"Cewek manja ko nampar cewek yang mandiri sih?"

"Tutup mulut lo!"

"Harusnya kan lo yang tutup mulut,jangan dipake buat adu domba mulu,"satu tamparan lagi mendarat di pipi kiri Arima.Kedua pipi Arima terlihat memerah karena sangking kerasnya tamparan Kayla.

"Udah puas?sekarang keluar!"

"Lo ngusir gue?"

"Ini kamar gue,dan cewek manja kayak lo gak berhak buat disini.Makasih loh udah ngacak-ngacak kamar gue tanpa membereskannya kembali."

"Gue lebih tua disini ya!sopan!!"

"Iya tua,tapi kelakuan kayak bocah!"

"Lo yang kayak bocah!dari mana bocahnya gue hah!?"

"Keluar sekarang."

"Gue tanya,lo sama gue bocahan lo!"

"KELUAR DARI KAMAR GUE SEKARANG!!!!!"Arima sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi.Ia mendorong tubuh Kayla secara paksa dari kamarnya lalu menguncinya dengan rapat.

Kedua pipinya terasa panas,tangannya meninju tembok disampingnya dengan emosi meluap-luap.Tidak memperdulikan rasa sakit yang ia rasakan,yang penting ia butuh pelampiasan emosi.

Kini kedua tangannya bergetar dan memerah,ia mengambi botol obat di laci yang selalu terkunci.

Diambilnya pil obat dan menelannya secara paksa,ia hanya ingin tenang.

Arima lebih menyukai alam mimpi ketimbang alam kenyataan,dimana ia bisa berbahagia disana tanpa ada masalah sedikitpun.Ia bisa tertawa dengan lepas dan berkhayal sesuka mungkin.

Kedua matanya mulai memberat,ia merebahkan tubuhnya dikasur.Senyumnya tercetak seiring menutup kedua matanya.

Selamat datang dunia yang aku impikan.

  ❄

Arima datang sekolah sangat pagi,tujuannya kali ini adalah menuju UKS.Sesampainya diUKS,Arima mengambil sebuah perban.

Ia melilitkan perban ditangan kirinya,menutupi luka yang ia lakukan saat malam tadi.Luka yang terlihat sedikit ada bercak darah dan kebiruan sangking kerasnya ia menonjok tembok itu.

Arima hanya ingin orang-orang tidak melihat lukanya,maka dari itu ia menutupinya dengan perban.Kemudian,Arima berjalan menuju loker berniat akan menyimpan cupcake buatannya diloker milik Riko.

Disimpannya cupcake di loker Riko dan berlalu pergi dengan cengiran lebar.

Dikoridor,terdapat Riko sedang berjalan dengan wajah datarnya,segera Arima berlari mendekati Riko.

"Sayang!!"Riko hanya menatap Arima dengan datar,lalu memalingkan wajahnya kembali.

"Ko jutek lagi?kemarin aja elus-elus kepala Arima."

"Hm."

"Riko ish!"

"Hm."

"Riko bisa jalan gak?"Arima mempercepat langkahnya mensejajarkan dirinya dengan Riko.

"Bacot."

"Jawab ih!Riko bisa jalan atau nggak?

"Hm,"mendengar itu senyum Arima melebar.

"Oke nanti ya sabtu kita jalan!harus Riko udah jawab tadi!!jangan lupa makan cupcakenya Arima Riko!!!"Arima berlalu pergi dengan raut wajah bahagia.Meninggalkan Riko yang hanya menatap Arima dengan datar.

"Bacot."

ExtricateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang