66.Extricate•Haruskah?❄

8.6K 586 105
                                    

"Where are you?..."

-Extricate-❄

Riko sudah menyelesaikan Ujian Nasionalnya dan sudah 2 bulan ini ia sudah tidak mendengar kabar perempuan itu lagi.Entah bagaimana kabarnya,apakah ia sudah melaksanakan Ujian Nasionalnya,apakah pipi tembamnya masih ada,apakah dia sudah sedikit tinggi dari sebelumnya,apakah perempuan itu masih memakan banyak coklat,dirinya hanya bisa bertanya-tanya tanpa mengetahui jawabannya.

"Hey bro!Gimana tadi?"DFerdi merangkul pundak Riko.

"Hm."

"Makin dingin aja lo."

"Hm."

"Temen gue cantik bro,mau gak?"

"Gak."

"Baik loh,mandiri orangnya,"Riko melepaskan tangan Ferdi dipundaknya secara paksa lalu berjalan mendahului.

"Woi elahh,buka hati lagi napa?"Ferdi mensejajarkan dirinya dengan Riko.

"Udah 2 bulan perempuan itu dengan teganya,ninggalin lo tanpa ada kabar apapun "

"Bacot."

"Ini saatnya lo buka hati lagi bro."

"Gak."

"Terus lo mau nunggu?"

"Ya."

"Bego!"

"Hm."

"Perempuan itu emang mikirin lo Rik?Jika benar begitu,apa dia pernah ngabarin lo sepatah dua kata melalui apapun?Nyatanya nggak Riko,dia ninggalin lo disaat lo nembak dia.Dulu,dia secara gak tau malunya ngejar-ngejar lo,dapetin lo.Tapi tangan itu melepas apa yang sudah didapat,"Riko hanya terdiam membisu,ia tidak bisa menyanggah ataupun membalas ucapan Ferdi.

"Lupain dia dan cari yang lebih baik."

❄Extricate❄

5 bulan berlalu,kini Riko sudah resmi menjadi mahasiswa disebuah universitas.Ia memilih jurusan kedokteran dan orang tuanya tidak melarangnya.Untung saja,kedua orang tuanya tidak memaksa dirinya untuk memasuki dunia perbisnisan.

Sudah 7 bulan dimana perempuan itu meninggalkannya tapi jauh dilubuk hatinya ia sangat merindukan perempuan itu,perempuan polos yang menggilai coklat dengan pipi tembam dan tubuh pendeknya.

"Sendirian aja Ko?"datanglah seorang laki-laki menduduki kursi dihadapannya.Dia adalah Gilang,teman sejurusan dengannya sedangkan Ferdi?dia memilih universitas yang jauh darinya.Namun,mereka berdua masih memiliki komunikasi yang baik.

"Hm."

"Cielah dasar jomblo,"Gilang terkekeh kecil.

"Bacot."

"Riko,"Riko memandang perempuan yang sudah berada disampingnya.

"Hm."

"Belajar barengnya sekarang bisa?"

"Hm,"perempuan bernama Jihan nampak tersenyum lebar lalu membuka bukunya.

"Gue dijadiin nyamuk sip,udahlah gue mau ngapelin pacar gue.Bye!Kalian cepet jadian!!!"Gilang berlalu pergi meninggalkan Riko dan Jihan.

"Ini Riko,Jihan gak ngerti materi ini,"tunjuk Jihan pada bukunya.Riko menjelaskan materi itu pada Jihan,sedangkan Jihan bukannya mendengarkan malah melihat wajah Riko yang sedang menerangkan.

"Riko?"Riko menghentikan kegiatannya lalu menatap Jihan bingung.

"Anterin Jihan yuk?"

"Kemana?"

"Ayo,"Jihan menutup bukunya dan mendekapnya.Mau tidak mau Riko mengikuti perempuan itu pergi.

Ternyata Jihan membawanya pada tempat yang sangat familiar baginya,tempat dimana kenangan berada.

"Jihan baru nemu tempat ini kemarin,jadi pengen ajak Riko kesini.Ayo kita jajan sepuasnya!!!!"Jihan menarik tangannya kesetiap penjual makanan.Perempuan itu tak henti-hentinya tersenyum sembari memakan makanannya dengan lahap.

Mereka berdua terduduk diatas rumput,Riko sama sekali tidak membuka suara.

"Riko?"

"Hm."

"Gak suka ya,Jihan ajak kesini?"

"Nggak."

"Terus kenapa kayaknya Jihan aja yang nikmatin semuanya?"

"Nggak."

"Yaudah,Riko mau permen?"Jihan menyodorkan sebuah peremn lolipop berukuran sedang.

"Riko,hadep sini deh,"Riko menuruti permintaan Arima.

"Terus?"

"Tutup mata."

"Buat apa?"

"Ish tutup mata dulu!!!"mau tidak mau Riko menutup kedua matanya.

"Dengerin apa kata Arima yak,"Arima memutarkan permennya dihadapan wajah Riko.

"Suatu saat nanti,Riko bakal suka sama Arima!!"

"Zimzalabim!!!!!"Riko membuka kedua matanya,hal yang pertama kali ia lihat adalah senyuman manis Arima.

"Itu mantra Arima untuk Riko."

"Zimzalabim!!"

Kedua sudut bibirnya tertarik disaat mengingat kilasan memori itu.

"Riko senyum?"suara itu mampu menyadarkannya,ia kembali pada ekspresi sebelumnya.

"Padahal gantengnya jadi berlipat disaat Riko senyum."

"Ayo."

"Kemana?"

"Pulang."

"Tapi makanan Jihan belum abis."

"Di mobil."

"Tapi nanti anterin Jihan beli coklat ya?"Riko menatap Jihan tidak percaya,mengapa perempuan dihadapannya mirip sekali seperti Arima?Apakah ini takdir untuk dirinya melupakan Arima dan berpaling pada Jihan?

"Riko heii!"Jiham melambai-lambaikan tangannya dihadapan wajah Riko yang terlihat sedang melamun.Riko akhirnya tersadar dari pikiran tidak masuk akalnya.

"Ngelamunin apa sih?"

"Nggak."

"Jadi mau anter Jihan beli coklat kan?"

"Hm."

ExtricateWhere stories live. Discover now