❄EXTRICATE❄

20.3K 1K 245
                                    

"Kau sungguh sulit
untuk ditebak."

-Extricate-❄

3 bulan kemudian...

Hafika mengetuk pintu dihadapannya,nampaklah seorang perempuan yang ia yakini Ibu dari Riko.

"Tante,Rikonya ada?"

"Ada,kamu temennya Riko?"

"Iya Tante."

"Masuk aja,Rikonya lagi diem dikamar,"Hafika mengikuti kemana Riva pergi.

"Ini kamarnya Riko,tante ke bawah dulu ya."

"Makasih Tante,"Riva berlalu pergi,sedangkan Hafika memasuki kamar Riko.Sosok itu ternyata sedang berada dibalkon kamarnya,Hafika menghela nafasnya kasar.Kepergian Arima memang memberikan luka yang amat besar pada seseorang.

"Riko,"orang yang dipanggil hanya menoleh sekilas.

"Hm."

"Nih,"Hafika menyodorkan sebuah kantung pada Riko.

"Apa?"

"Ini buat lo dari orang yang amat spesial,gue duluan,"setelah mengatakan itu Hafika berlalu pergi meninggalkan Riko yang kebingungan.

Keningnya berkerut disaat ia melihat isinya,ternyata dua buah buku.Riko membuka buku yang ia yakini adalah buku sketsa.

Kedua matanya menatap tidak percaya,itu adalah sketsa dirinya yang sedang berdiam diri ditaman saat SMA.

"Riko mana ya,"Arima sudah mencari keberadaan Riko.Namun tidak diketahui sama sekali.

Langkah kakinya terhenti disebuah taman,disana terdapat sosok yang ia cari-cari.Ia segera bersembunyi disuatu tempat.

Arima membuka buku sketsa yang sempat ia bawa,tangannya mulai menggoreskan pensil pada kertas menimbulkan sesuatu.Posisi Riko saat ini sangat tampan dimatanya,senyumannya tak pernah luput dari wajahnya disaat gambar itu mulai menunjukkan wajah seseorang.

Untung saja dirinya pandai bersembunyi,sehingga Riko tidak menyadari keberadaannya.Ataukah laki-laki itu terlalu larut dalam bacaannya?Ah entahlah.

Senyum Arima merekah disaat gambarannya sudah selesai,ia menuliskan sebuah kata-kata disana.

'Dia sosok yang aku kagumi.'

Segera,Arima menutup bukunya dan mendekati Riko.

"Riko!!"

"Pergi."

"Ish dasar es batu!!!"

Riko membuka lembaran kertas berikutnya,kali ini Arima menggambarnya  saat dirinya sedang bermain basket seorang diri di lapangan.

Keadaan sekolah nampak sepi,karena bel pulang sekolah sudah berbunyi 30 menit yang lalu.Namun,Arima masih setia berada di area sekolah.

Karena dirinya sangat malas untuk pulang,akhirnya ia memilih berjalan-jalan mengelilingi sekolah.

Tetapi,pandangannya terhenti pada seorang laki-laki yang sedang bermain basket seorang diri.

Karena penasaran,Arima mendekat untuk mengetahui siapa yang sedang bermain dengan lihai itu.Kedua matanya membulat melihat siapa itu,ternyata itu adalah sang pujaan hatinya,Riko.

Arima segera menduduki kursi yang tak jauh dari lapangan,ia mengeluarkan buku sketsanya dan mulai menggambar sosok itu.

Ah sangat tampan....

ExtricateWhere stories live. Discover now