68.Extricate•Hai❄

9.2K 683 81
                                    

"Because, you my
first love..."

-Extricate-❄

Riko menatap bingung bangunan dihadapannya.Rumah sakit?mengapa Papahnya mengirim alamat ini,bukannya alamat rumah Arima.Karena penasaran,Riko memasuki rumah sakit itu dan mencari ruangan yang tertera dialamat.

Dihadapannya kini sudah tertera no kamar,Riko melirik kecelah pintu.Kedua matanya membulat disaat melihat seorang perempuan diatas brankar rumah sakit sedang membaca sebuah buku.

Riko segera membuka pintu itu tanpa mengetuknya terlebih dahulu lalu mendekati perempuan itu.Ia menatap tidak percaya pada penglihatannya,bagaimana bisa?!?

"Hai,Riko."

"Ternyata Arima sudah ditemukan,"Arima terkekeh kecil.Riko memeluk tubuh itu erat,sangking eratnya seperti tidak ingin kehilangan kembali.

"Calon dokter ya sekarang?"Riko melepaskan pelukannya dan memegangi bahu Arima erat.

"Kenapa?"

"Apanya?"

"Kenapa lo masih tersenyum seperti tidak ada masalah apa-apa?!?"

"Riko,masih kesel ya sama Arima ditolak?"

"BUKAN ITU ARIMA!"Arima tersentak kaget disaat nada suara Riko meninggi.

"Lo ninggalin gue."

"Maaf."

"GUE GAK BUTUH MAAF LO ARIMA!!!"

"Terus Riko maunya apa!?"

"Jangan pernah tinggalin gue lagi,gue benci itu,"Arima melepaskan tangan Riko dibahunya dan mengenggamnya.Kepalanya menggeleng pelan sembari tersenyum kecil.

"Gak bisa."

"Maksudnya?"

"Arima akan ninggalin Riko lagi,"Riko menatap kedua manik mata Arima mencari sebuah kebohongan disana.Nihil,mata tidak dapat berbohong.

"Tapi kenapa?"

"Lihatlah,ini sekarang jadi tempat tinggal Arima."

"Arima..."

"Riko,masih banyak perempuan lain yang lebih baik ketimbang Arima.Perempuan itu kelak akan menemani Riko selamanya."

"Dan itu adalah lo."

"Riko,dengerin Arima.Arima tidak akan bisa menemani Riko lagi."

"Lo bisa."

"Riko please ngertiin Arima."

"Lo juga ngertiin gue,gue udah milih lo dan berarti itu adalah lo bukan yang lain.Jadi stop nyuruh gue cari yang lain,"Arima mengelus rambut Riko lembut.

"Arima akan meninggalkan Riko entah kapan itu,takdir yang akan menentukan itu semua.Arima gak mau liat Riko sedih,lebih baik pergi terlebih dahulu untuk menghindari ketimbang memilih luka itu akan melebar semakin besar."

"Stt diem,"Riko menyimpan kepalanya dipundak Arima sembari menutup kedua matanya.

"Riko."

"Gue capek Arima."

"Gue capek nunggu lo selama ini,"kedua mata Arima berkaca-kaca siap meluncurkan air matanya.

"Harusnya Riko berhenti."

"Gue gak bisa."

"Kenapa?"

"Karena lo cinta pertama gue,"Riko menegakkan kembali tubuhnya dan menatap Arima dengan senyuman kecilnya.

"Happy Birthday Arima Kianar."

Extricate

  "Tiup lilinnya,"Riko menyodorkan kue coklat dengan lilin angka 18,ia segera memesan kue itu untuk Arima.

"Apasih Riko,gak perlu segininya."

"Cepet,pegel,"Arima terkekeh kecil lalu menutup kedua matanya.Harapan-harapan kecil ia gumamkan didalam hatinya,kedua matanya membuka lalu meniup lilin itu.

"Happy Birthday Arima,"Riko mengacak-acak rambut Arima gemas.

"Riko!Kebiasaan deh!!!"

"Happy Birthday sayang,"keduanya mengalihkan pandangan kearah asal suara.Andi memeluk keponakannya erat lalu ia memberikan sebuah kotak berukuran sedang.

"Buat Arima?"

"Iya."

"Terimakasih Paman!!"

"Coba buka,"Arima membuka kotak itu dengan bersemangat.Ternyata itu adalah sebuah coklat yang ia inginkan sebelumnya.

"Terimakasih Paman!!!"sebuah kecuoan mendarat di pipi Andri.

"Ekhem,"Andi terkekeh kecil melihat seorang laki-laki yang seperti sedang berada dibara kecemburuan.

"Siapa dia Arima."

"Dia Riko,"Riko menyalami tangan Andi sebagai bentuk kesopanan.

"Ko mukanya familiar ya,"Andi berusaha mengingat-ingat dimana wajah itu ia temukan.

"Oh Paman inget!kamu selalu menganggambar wajah dia dibuku sketsa kamu kan?"

"Paman!!!!!"Andi terkekeh kecil melihat wajah Arima yang memerah karena malu sedangkan Riko sudah menahan senyumannya saat mendengar itu.

"Ternyata ini laki-laki yang disukain sama keponakan Paman."

"Paman sudahlah!!!!!"

"Hahaha iya-iya,Paman akan pergi karena harua mengurus pasien lain.Kamu akan sembuh sayang,percayalah,"Andi mengecup dahi Arima lalu berlalu pergi meninggalkan Arima yang hanya tersenyum miris.

Sembuh katanya?dirinya akan sembuh?haha lelucon yang sangat menarik.

"Arima?"

"Ah iya?"

"Ayo makan kuenya,ini kue coklat loh"Arima menganggukan kepalanya bertanda setuju.

"Arima udah lama gak makan kue coklat!!!"

Riko hanya tersenyum melihat sosok Arima yang berusaha terlihat tegar namun tidak dengan hatinya.Ia ingin bertanya beberapa hal,namun ia takut itu akan semakin menambah beban perempuan itu.

Ada apa sebenarnya?

ExtricateWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu