74.Extricate•Hadiah berarti❄

9K 686 62
                                    

"Apa yang sudah digenggam
tidak akan dibiarkan lepas."

-Extricate-❄

Riko menatap ruangan dihadapannya dengan rasa cemas,ia hanya takut akan kehilangan sosok itu lagi.Bayangan kesakitan Arima,kembali terputar dikepalanya.

Bagaimana dirinya bisa bodoh membawa perempuan itu dikala kesehatan Arima semakin memburuk?

"Bodoh!!!!"keluarnya Andi dari ruangan,ia mendekati Riko.

"Dia masih terselamatkan Riko,"Riko menatap Andi dengan tidak percaya.

"Terimakasih Paman,"Andi melihatnya,bagaimana laki-laki itu sangat mencintai Arima sangat dalam.

"Yang diatas masih memberi kesempatan dia untuk bersama kita Riko."

Riko sangat berterimakasih kepada tuhan,karena telah memberi kesempatan yang sangat berharga dihidupnya.

"Riko bisa liat dia kan Paman?"

"Iya,tapi jangan sampai dia merasa terganggu,"Andi berlalu pergi meninggalkan Riko.Riko segera memasuki ruangan Arima,disana perempuan yang ia cintai sedang terbaring pulas.

"Lo bikin gue takut Arima,"Riko mengenggam tangan Arima yang terpasang infus,selang oksigen kembali terpasang.

"Gue kira lo bakal ninggalin gue lagi."

"Gue takut,"setetes air mata jatuh dari matanya.

"Gue takut Arima,"Riko mengecup tangan itu lembut.Tangan yang terasa dingin,dan juga wajahnya yang terlihat sangat pucat.

"Lo cantik,bahkan sedang tertidur."

Adres,melihat itu semua.Bagaimana Riko mengkhawatirkan Arima,memperlakukan Arima sangat manis.Ia iri dengan laki-laki itu yang dicintai oleh Arima.

Arima mengatakan itu semua,bahwa dia mencintai sosok yang sedang mengenggam tangannya saat ini.Rko benar-benar laki-laki beruntung,bisa mendapatkan perempuan sebaik dan setegar seperti Arima.

Senyuman miris tercetak diwajahnya,Adres berlalu pergi meninggalkan keduanya.Ia sadar,bahwa sampai kapanpun tidak akan pernah mendapatkan hati Arima.

"Buka mata lo Arima,gue punya sesuatu,"gumam Riko pelan.Namun,perempuan itu masih setia menutup matanya.

"Gue punya hadiah,lo gak penasaran apa isi hadiahnya?"

"Arima...."

Sudah 30 menit berlalu,Riko masih setia menatap wajah perempuan itu dan juga mengenggam tangan itu agar hangat.

"Nghh,"kedua mata itu mulai membuka secara perlahan.Arima menatap Riko dengan sendu.

"Arima..."

"Iya?"ucap Arima pelan.

"Minum dulu,"Riko membantu perempuan itu terduduk dan memberikan segelas air putih.

"Arima?"

"Apa?"

"Gue punya hadiah buat lo."

"Hadiah?"

"Iya,"Riko terlihat mengambil sesuatu dari jaketnya,sebuah kotak kecil berwarna merah.Arima menatap Riko bingung,sebenarnya Riko akan memberikan apa?

Nampak sebuah cincin perak dengan hiasan kecil yang sangat cantik disaat Riko membuka kotak itu.

Apa maksudnya semua ini?

"Arima,"Riko mengenggam tangan Arima dengan senyuman tulus menghiasi wajahnya.

"Will you marry me?"Arima menatap Riko tidak percaya,apakah pendengarannya terganggu?

"Apa maksudnya Riko?"

"Gue mau lo selamanya milik gue,mencintai gue,dan hanya melirik pada satu laki-laki yaitu gue."

Riko hendak memasangkan cincin itu pada jari manis Arima,tetapi Arima menarik tangannya.

"Kenapa?cincinnya jelek ya?Lihatlah Arima,bahkan ada nama kita dipahat secara khusus disini,"Riko menunjukkan pahatan kecil didalam cincin tersebut.Air mata Arima luruh begitu saja disaat Riko mengucapkan itu.

"Eh kenapa nangis?gak suka?nanti gue ganti lagi cincinnya yang lebih bagus."

"Riko!!"

"Arima pasti mau kan?"

"Riko,"nada suara Arima melemah diiringi tangisannya.

"Ayo kita menikah dan memiliki anak.Ayo kita bahagia bersama Arima."

"RIKO!!!!!!"Riko hanya tersenyum menatap Arima.

"Ko nangis?kan gue lagi lamaran."

"Riko dengerin Arima."

"Pake dulu cincinnya,"Arima menggelengkan kepalanya pelan menolak permintaan Riko.

"Pakai atau gue buang Arima?"raut wajah kesedihan tertera diwajah Riko.Arima tidak kuat menahan tangisnya,ini terlalu sakit.

"Arima gak bisa Riko."

"Pakai Arima,tolong,"Riko memasangkan cincin itu pada jari manis Arima.

"Cantik,"ia tersenyum melihat cincin itu sudah berada ditempat seharusnya berada.

"Riko jangan begini."

"Begini bagaimana Arima?gue cuman pengen bahagia bersama sama lo."

"Tapi Arima gak bisa Riko!!!"

"Karena penyakit lo Arima?!?"

"Gue gak peduli itu semua!!!"

"Tapi Arima bakal mati Riko!!!!"Riko membawa tubuh Arima pada dekapannya.

"Tolong jangan katakan kata itu Arima,gue benci.Lo gak akan kemana-mana,lo bakal ada disamping gue selamanya,"tangis Arima semakin membuncah,sehingga baju Riko basah oleh air matanya.

"Arima bakal ninggalin Riko cepat atau lambat."

"Gue gak akan pernah biarin lo pergi."

Tuhan,tolong dengarkan ini.Aku hanya ingin bersamanya,dan mencintainya selamanya.

ExtricateOù les histoires vivent. Découvrez maintenant