54.Extricate•Hidup ini sangat lucu❄

8.5K 631 42
                                    

Sorry, I'm too tired
of this world.

-Extricate-

Diruangan UKS,terdapat seorang laki-laki sedang menatapi sang perempuan yang sedang terlelap dengan tenang.

Riko mengelap wajah dan rambut Arima yang basah karena air hujan.Wajah itu terasa sangat dingin dan pucat,wajah yang selalu menampakkan wajah cerianya kini hanya menutupkan kedua matanya tanpa senyuman manisnya.

Baju Arima sudah terbalut baju olahraga miliknya dengan bantuan perempuan lain tentunya,karena tidak mungkin membiarkan perempuan itu memakai seragam basah.

Kini ia mengetahuinya,mengapa perempuan itu selalu menyakiti dirinya.Karena dia selalu tertekan dengan apa yang ia lalui.

Tubuh itu terlalu lemah untuk masalah yang terlalu berat untuk dipikul.

Suara lenguhan menyadarkan pikirannya,ternyata perempuan itu sudah terbangun dari istirahat sejenaknya.

"Sakit,"Arima memegangi kepalanya,rasanya seperti terdapat sebuah batu besar menimpa kepalanya saat ini.

"Istirahat."

"Riko?"

"Hm."

"Seragam Arima kemana?"

"Basah."

"Ini baju siapa?"Arima merasakan baju itu sangat besar.

"Gue."

"Kenapa?"

"Berisik,"Arima mengiggit bibir bawahnya karena merasakan gugup,dirinya tidak menyangka baju milik Riko bisa terbalut di tubuhnya.Pantas saja ia merasa familiar dengan wewangian ini,namun kedua matanya membulat disaat ia melupakan sesuatu.

"YANG GANTIIN BAJU ARIMA SIAPA!?"

"Cewek,"Arima dapat bernafas dengan lega saat Riko mengucapkan kata itu.

"Ayo."

"Kemana?"

"Pulang,"Riko mengambil tas Arima yang terlihat basah kuyup.

"Arima harus belajar Riko,"Arima mengambil alih tas digenggaman Riko .Sedangkan Riko,tidak habis pikir lagi dengan perempuan itu.Hatinya sekeras apa sehingga ia sudah merasakan baik-baik saja sesudah kejadian tadi.

"Ayo."

"Gak mau Riko."

"Pulang Arima,"Arima menghela nafasnya kasar,lalu berakhir dengan anggukan dikepalanya.

"Ayo,"sebuah jaket hitam sudah menyelimuti dirinya dan menutupi kepalanya.

"Eh?"

"Cepet,"Riko menarik tangan Arima keluar UKS,Arima hanya menundukkan kepalanya tidak berani
menatap kedepan.Untung saja jaket Riko terasa besar ,sehingga wajahnya bisa ia tutupi.

"Jangan takut,ada gue."

Extricate

Arima memasuki rumahnya dengan lesu,ia merasakan sakit disekujur tubuhnya.Kepalanya sakit,dan begitu pula dengan dadanya yang terasa sesak.Dirinya juga merasakan ada cairan mengalir melalui hidungnya,Arima mengelap hidungnya ternyata itu adalah cairan berwarna merah.

Ia hanya bisa tertawa kecil,menertawakan kehidupannya yang terasa sangat lucu.Lucu?sangat.

"Kamu benar-benar memalukan wajah saya!"Hani mendekati Arima dengan tatapan tajam.

Drama apa lagi sekarang?haha.

"Apa Mah?Apa lagi sekarang?"

"Saya benar-benar malu mempunyai anak seperti kamu,"dengan teganya seorang Ibu mengatakan itu,meskipun melihat masih ada jejak darah dihidung anaknya sendiri.

"Arima udah bilang,jangan dateng."

"Kamu memalukan,tidak pernah bisa membanggakan orang tua sama sekali!!"Arima terkekeh peln mendengar itu.

"Gimana mau ngebanggain Mamah,jika perlakuan Mamah ke Arima kayak gitu?stop Mah,Arima udah gak tahan.Kayla jauh lebih baik menurut Mamah bukan?coba kita lihat apakah Kayla memiliki semua yang Arima punya!!!"Arima berjalan memasuki kamarnya untuk mengambil sesuatu.

"Apakah Kayla memiliki semua ini mah?"penghargaan,serta piala miliknya ia lempar dilantai sehingga ada ada beberapa yang patah.Namun,dirinya tidak memeperdulikan itu semua.Baginya,itu hanyalah sebuah sampah.Untuk apa memiliki itu semua,jika yang hendak ia bahagiakan menganggap dirinya memalukan?

Arima kembali memasuki kamarnya untuk mengambil sisanya lalu melemparkannya lagi,sehingga pecahannya berserakan dilantai.

"APAKAH KAYLA PUNYA PENGHARGAAN SEBANYAK INI MAH?MAMAH BILANG ARIMA MEMALUKAN,BODOH!TIDAK BISA MEMBAHAGIAKAN KALIAN,LANTAS UNTUK APA ARIMA SIMPAN SEMUA BARANG INI MAH!?"tangisan Arima semakin pecah saat melihat Hani berlalu pergi tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.

"AHHHHHHKK!!!"Arima menjengut rambutnya sendiri.Cukup sudah,dirinya lelah dengan semuanya.

Kakinya berjalan gontai memasuki kamarnya,ruangan dimana dirinya bisa merasakan kesunyian dan ketenangan.Arima membuka laci mejanya dan mengambil beberapa botol obatnya.

Dilemparkan asal botol obat itu sehingga berserakan kemana-mana.Ia membenci obat-obatan itu yang membuat dirinya kebergantungan.

Pompi yang sedang tertidur seketika terbangun,Arima mendekati Pompi dan mengelus rambutnya lembut.

Dirinya tidak akan mati jika tidak meminum obat-obatan itu,mungkin?haha.

Suara tutupan pintu terdengar dari arah luar kamarnya,mungkin perempuan tua itu sudah pergi keluar dari rumah ini.

Arima berjalan keluar kamar menuju kearah meja makan yang terdapat air minum,karena tenggorokannya terasa kering setelah meluapkan amarahnya.

Dituangkannya air itu kesebuah gelas lalu meminumnya.Arima menjatuhkan gelas itu dengan sengaja,sehingga pecahan itu tidak dapat dihindarkan.

Arima mengambil serpihan itu dan menatapnya sebentar.Ia berpikir,mungkin itu sangat tajam untuk menembus kulitnya.

Senyumannya tercetak masih dengan menatap serpihan itu.Apakah ia harus mengakhirinya sampai sini?

Impiannya sudah hancur.

Keluarganya sudah tidak memperdulikannya

Temannya mengkhianatinya.

Bahkan,cintanya tak berbalas.

Kehidupan yang sangat lucu bukan?

Arima mengarahkan serpihan kaca itu tepat pada urat nadinya,menekannya sehingga darah mulai bercucuran.Sakit memang,tapi ini hanya sementara.

"BERHENTI ARIMA!"

ExtricateWhere stories live. Discover now