73.Extricate•Kenangan❄

9K 597 35
                                    

"Terkadang,teman terbaik
adalah sebuah kenangan."

❄-Extricate-❄

"Ayolah Paman!!"Arima menatap Andi dengan memohon.

"Saya akan menjaga dia sebaik mungkin Paman."

"Tapi kondisi dia tidak memungkinkan Riko."

"Paman,Arima selama tahun hanya berdiam dirumah sakit.Hanya kali ini,Arima ingin menghirup udara segar bukan bau rumah sakit."

"Paman hanya takut Arima."

"Arima akan baik-baik saja Paman,jika disaat itu terjadi Arima akan tenang membawa kebahagiaan."

"Tapi kamu harua memakai kursi roda,"Arima mengenggam kedua tangan Andi erat.

"Pernafasan Arima yang terganggu,bukan kaki Arima.Arima hanya ingin seperti orang normal lainnya,tanpa menggunakan kursi roda yang sangat menganggu itu."

"Arima..."

"Paman,Arima akan bawa obat oke?jangan khawatir,"Andi menghela nafasnya kasar,mau tidak mau ia harus menyetujuinya.Ini juga demi kebahagiaan Arima bukan?

"Saya akan menggendong dia,jika Arima kelelahan."

"Riko,tolong jaga dia dan bahagiakan dia."

"Pasti Paman."

Extricate❄

Riko membawa Arima kesekolah,ia hanya ingin Arima mengenang kembali kenangan indah disini.untung saja sang penjaga sekolah mengijinkan mereka untuk memasuki area sekolah.Arima menatap lapangan,ia jadi teringat disaat dirinya dan Riko dihukum menghormat bendera.


Keduanya berjalan kearah taman belakang sekolah,tempat dimana Riko selalu berdiam diri disana seorang diri.

"Riko!"Riko mengalihkan pandanngannya kearah asal suara.Ia hanya menatap datar Arima,lalu kembali membawa bukunya.

"Izinin Arima disini ya,bentar aja,"Arima menempatkan dirinya disamping Riko.Rasa sakit dikepalanya semakin menjadi,ia meremas coklat batang ditangannya sehingga coklat itu hancur.

Dunianya serasa diputar-putar,sampai dengan akhirnya pandangannya memburam dan menghitam.

Kepala Arima jatuh di pundak Riko,Riko mengalihkan pandangannya kearah samping dimana Arima sedang menyandar dipundaknya dengan mata tertutup.

Jari telunjuknya mendorong kepala Arima agar menjauh tapi tubuh Arima malah terjungkal kesamping.

Tangan Riko merangkul tubuh Arima agar tidak merasa kedinginan.Arima tersenyum kecil disaat mengingat-ingat hal itu.

"Riko,ayo duduk disana lagi!"Arima menarik tangan Riko menduduki rumput dibawah pohon,seperti yang mereka lakukan saat SMA.Kepalanya ia sandarkan dipundak Riko.

"Riko?"

"Hm."

"Inget gak disaat Riko pertama kali ketawa dihadapan Arima?"

"Gara-gara Arima Riko jadi kesakitan,hikss.."Arima masih saja membersihkan luka Riko dengan menggelinang air mata.

"Berisik."

"Huah hiks..hiks..,"tangis Arima semakin menjadi saat Riko berkata seperti itu.

"Diem."

"Gara-gara Arima!!"Riko mengenggam tangan Arima yang masih berada dihadapan wajahnya sehingga tangisan Arima terhenti.

"Berisik!"dengan santainya,Riko memindahkan handuk itu kewajah Arima.

ExtricateWhere stories live. Discover now