09.Extricate•Riko itu jodoh Arima!❄

10.9K 681 8
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"You are still mine!"

❄-Extricate-❄

Senyum Arima tidak pernah luntur dari wajah imutnya saat melihat hasil jerih payahnya didalam sebuah kotak makan.Disana,terdapat empat cupcake yang sudah ia hias sedemikian rupa.

Arima melirik kearah jam dinding ternyata sudah menunjukkan pukul 5,itu artinya ia harus bersiap-siap kesekolah dan melakukan kewajibannya.

Ditutupnya tempat makan itu dan ia bawa kekamarnya untuk dimasukkan kedalam tasnya.Arima mengambil handuk yang menggantung lalu memasuki kamar mandi.

Selang waktu berlalu,dihadapannya kini sudah ada perempuan dengan senyuman manisnya terbalut oleh seragam putih abu-abu.Itu adalah pantulan dirinya dikaca,hanya bermodalkan bedak tipis dan lipbalm saja agar bibirnya tidak terlihat kering dan pucat.Karena Arima sosok yang tidak terlalu menyukai make up berlebihan kesekolahnya.

Arima mengikat rambutnya dan menyisakan poni menutupi dahinya.Ia melangkahkan kakinya keluar kamar tak kupa mengambil tas sekolahnya.

Dimeja makan,terdapat keluarganya sedang saling berbincang dengan raut wajah bahagia.Arima tersenyum miris saat melihat Ibunya sedang mengusap Kakak perempuannya yaitu Kayla.

Tanpa menghampirinya,Arima langsung saja keluar dari rumah tanpa berpamitan.Ia sudah biasa,tidak dianggap ada,diacuhkan,dan dibenci.

Tiga kata itu seolah hal yang biasa bagi Arima.Jadi,ia sudah tidak mempermasalahkannya kembali.Walaupun,kadang sakit namun ia bisa menahannya.

Arima menghentikan angkutan umum dan menaikinya.Hanya beberapa menit ia sudah sampai didepan sekolah.

Helaan nafas terdengar,lalu tergantikan dengan senyuman merekah diwajahnya.Arima berjalan dengan cerianya sesekali tersenyum pada orang-orang sekitar.

Arima melewati kelasnya dengan santai karena niatnya hari ini bukan kekelas,melainkan ke loker milik Riko.

Dikeluarkannya kunci dari saku roknya lalu memasukannya pada lubang kunci.Hanya sekali putaran,loker itu sudah terbuka.

Mulutnya tidak bisa berhenti berkomat-kamit saat melihat pemandangan dihadapannya.Bagaimana tidak kesal?jika diloker itu terpenuhi oleh bunga,coklat dan kertas-kertas tak berguna yang hanya berisi kata-kata alay.

Arima mengambil coklat itu dan memasukannya kedalam tasnya,sedangkan bunga dan kertas-kertas itu seperti biasa ia akan membuangnya.

Sesekali,ia membereskan loker Riko yang terlihat tidak rapih.Arima mengeluarkan kotak makan dari tasnya lalu memasukannya pada loker Riko.Dirasa tugasnya sudah selesai,Arima berlalu pergi dari sana.

"Lumayan,dapet coklat lagi."

Waktu istirahat sedang berlangsung,dimana kantin sedang ramai-ramainya oleh sekumpulan orang-orang kelaparan.

Seperti Arima saat ini sedang bersama Nino dan Wulan disebuah meja.Tubuhnya memang bersama mereka,namun mata dan pikirannya tertuju pada sosok yang sedang membaca buku dengan tatapan datarnya.

Arima menopang wajahnya dengan kedua tangan berada dimeja,ia seaekali tersenyum melihat wajah itu.Rasanya,ia ingin mencubiti wajah itu sepuasnya.

Senyumnya seketika luntur saat seorang perempuan menghampiri Riko dengan kotak makan.Terlihat,Riko mendongakkan kepalanya menatap perempuan itu dengan nada datar.

"Ka Riko,aku buat ini sendiri.Jadi dimakan ya,"Arima menatap tidak percaya kepda perempuan itu,ia menggebrak meja lalu mendekati dimana Riko dan perempuan itu berada.

"Sayang!!"Riko menolehkan kepalanya kearah asal suara,pandangannya semakin datar saat melihat perempuan yang sedang berjalan kearahnya dengan senyuman tengilnya.

"Kamu ko ninggalin aku tadi?kan aku udah suruh kamu tungguin aku dulu bentar,"Arima menduduki kursi kosong disamping Riko dan merangkul tangan Riko manja.

"Lepas!"bukannya melepaskan,Arima semakin mengeratkan rangkulannya.Ia menatap perempuan dihadapannya dengan senyuman remeh.

"Lo siapa?"

"Anu---"terlihat,perempuan itu nampak gugup saat mendapatkan tatapan tajam.

"Riko punya gue,udah sanah pergi!"Arima mengibas-ngibaskan tangannya bermaksud mengusir secara langsung.

Riko melepaskan tangannya secara paksa,lalu kembali membaca bukunya.Arima mengerucutkan bibirnya karena merasa diacuhkan oleh Riko.

"Babe!!"

"Bct."

"Mampus lo Rim!!"Arima menatap tajam Ferdi yang sedang tertawa.

"Ketawa aja sampe mampus!"mendengar itu Ferdi membekap mulutnya sendiri engan tangannya.

"Udah dibilangin,mending pacaran sama gue aja,"Ferdi menatap Arima dengan tatapan menggoda.

"Mending pacaran sama Riko dari pada lo ketek anoa!"

"Kayak Rikonya mau aja sama lo,"Arima melipat tangannya didadanya.

"Riko adalah masa depannya Arima!"

"Kalau gak jodoh gimana?"

"Pasti jodoh!Arima yakin,karena bertemu dengan Riko adalah sebuah takdir bukan kebetulan,"Riko menatap Arima jengah.Satu kata yang keluar dari mulutnha mampu melunturkan senyuman Arima.

"Bct."

ExtricateWhere stories live. Discover now