23.Extricate•Penyabar❄

9.3K 674 18
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Don't judge people only from the outside, but understand that person correctly."

❄-Extricate-❄

Arima menatap pantulan dirinya dikaca,lingkaran hitam dibawah mata terlihat sangat jelas.Dirinya tidak tidur malam tadi,dan ia tidak memakan obat tidur jadilah timbul lingkaran hitam dimatanya.Arima mencari cara agar bisa menyembunyikan lingkaran mata itu.

Diambilnya sebuah bedak dan ia segera menutupi lingkaran hitam itu dengan sedikit tebal dari biasanya.

Walaupun tidak terlalu tertutup,tapi cukup tidak terlihat.Arima segera keluar kamar.

Kali ini ia tidak ingin menatap keluarganya apalagi Kayla.Langsung saja Arima melangkah keluar rumah.

Mungkin kalian bertanya-tanya dari mana ia mendapatkan uang bekal sedangkan dengan keluarganya saja saling berdiam diri.Jadi,mau bagaimanapun orang tua Arima masih memberikan uang jajan dalam bulanan,dan pamannya juga selalu mengirimkan uang tapi ia jarang memakainya.Arima menyimpan uang itu untuk keperluan penting saja.

'Tinnnn,'Arima terlonjak kaget saat mendengar itu.Ia menatap Nanda dengan tstapan tajam,sedangkan yang ditatap hanya memamerkan giginya.

"Ayo bareng,sekolah gue sama sekolah kan deketan,"Arima menaiki motor Nanda dengan senyuman tipis.

"Mukanya kusut amat neng?kenaoa lagi?"

"Biasa."

"Gue ngerti,udahlah ya sekarang kita sekolah dan lupakan semua masalahnya.Gue udah gak sabar liat cogan di sekolah baru gue,siapa tau nanti gue gak jomblo lagi kan ya?"Arima terkekeh geli mendengar ucapan Nanda.

"Udah buruan jalan!!"

"Udah nebeng gratis,nyuruh lagi ckck."

"Yang ngajak Arima bareng siapa?"

"Gue."

"Ya terus kenapa protes?"

"Gue gak sabar ke sekolah baru gue cusss,"Nanda melajukan motornya menghindari pertanyaan Arima.Mau bagaimanapun,dirinya sedang malas beradu argumen.

Motor Nanda berhenti didepan gerbang sekolah Arima,Arima segera menuruni motor Nanda.

"Makasih Nanda."

"Sans aja,mau gue jemput gak?"

"Kalau jemput,pasti minta bayaran,"Nanda mencubit pipi Arima gemas.

"Ya nggak lah ndut,takut lo mau sama gue jemput bilang aja."

"Gak deh,gue mau latihan piano soalnya."

"Lo masih main piano Rim?"

"Iya,nanti Nanda harus dateng keperlombaan Arima oke!!"

"Sip,udah sana masuk bentar lagi bel,"senyum Arima merekah lalu menganggukan kepalanya.

"Dadah Nanda!!hati-hati ya!!"motor Nanda melaju meninggalkan area sekolah.

Arima menghela nafasnya kasar sebelum memasuki sekolah.Ia harus tersenyum,dan menganggap kemarin tidak terjadi apa-apa.

Dikoridor,terdapat sosok Riko sedang berjalan didepannya.Yang ekmarin adalah salahnya,jadi ia tidak perlu menjauhi Riko.

Arima berlari kecil agar mensejajarkan langkahnya dengan Riko.

"Halo calon suaminya Arima!!"Riko menatap Arima dengan datar.

"Duh maaf ya,hari ini Arima gak buat cupcake buat Riko."

"Bacot."

"Untung gue suka sama lo,kalau nggak udah gue gorok leher lo sekarang juga,"Riko berjalan lebih cepat sehingga Arima sedikit tertinggal.

"Rik!"Riko menghentikan langkahnya,menolehkan kepalanya kebelakang begitu pula dengan Arima.

"Eh Arima!!"Ferdi mendekati mereka berdua dengan cengiran lebarnya.

"Hai Ferdi!!"

"You okay Rim?"Arima menganggukan kepalanya sembari tersenyum meyakinkan Ferdi bahwa ia baik-baik saja.

"Riko lo gak akan minta maaf ke Arima?"Riko mengerutkan dahinya saat mendengar ucapan Ferdi.

"Eh Riko gak salah Ferdi,Arima yang salah kemarin terlalu mebawa emosi."

"Tetep aja nginjek cupcake lo itu salah,lo pasti susah payah buat cupcake lo yang enak itu,"Riko berlalu pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata maaf.

"Dasar es batu!"

"Gapapa,emang Arima yang salah.Ferdi gak perlu maksa Riko buat minta maaf ke Arima."

"Lo terlalu sabar Rim,"Arima menggelngkan kepalanya pelan.

"Gue gak sesabar yang lo pikirin."

"Hah?jelas-jelas lo sabar,super sabar ngadepin es batu itu.Lo perempuan baik Rim."

"Terkadang apa yang lo liat tidak sepenuhnya kebenaran,gue gak sesabar dan baik seperti yang lo kira.Gue duluan Ferdi,"Arima berlalu pergi meninggalkan Ferdi yang masih belum mencerna ucapan Arima.

"Jelas-jelas lo penyabar,lo udah diperlakuin seperti itu masih aja berjuang ckck."

ExtricateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang