63.Extricate•Melindungi❄

8.2K 603 33
                                    

Thank you for 100K readers💖Gak nyangka bisa tembus secepat ini;')

Thank you juga buat kalian,yang selalu nyemangatin akuu .Jujur,Aku bacain komenan kalian tuh buat penambah mood ku💖

Happy reading💖

"Turns out, this feeling
is really real."

-Extricate-❄

"Lo yakin Rik!?"Ferdi menatap Riko tidak percaya.

"Hm."

"Lo udah yakin sama perasaan lo sendiri?"

"Hm."

"Seriusan!?"

"Hm."

"Jadi lo rencananya mau nembak dia dimana?"

"Gak tau."

"Lah ko gak tau?"

"Hm."

"Pengen nampol lu anjir."

"Hm."

"Gue nanya serius!!!!"

"Hm."

"Lo mau serius ke dia apa nggak!?"

"Serius."

"Rencanain dari sekarang bego!!"

"Hm."

"Astagfirullah,"Ferdi mengusap dadanya,karena ia takut lepas kendali terhadap manusia es dihadapannya.

"Jadi lo maunya kayak gimana?gue bantuin deh."

"Gak tau."

"Romantis?"

"Gak."

"Lah kenapa bego!?!Cewek tuh dimana-mana mau diromantisin."

"Alay,"kedua matanya menutup menahan amarah.Ia sudah tidak tau lagi mengapa dirinya betah berteman dengan Riko Andrian.

"Udah gak usahhhh kasian ceweknya bersanding dengan cowok es kayak lo itu."

"Bacot."

"Harusnya lo kasih bunga,cari tempat yang romantis."

"Gak."

"Kenapa lagi!?"

"Pasaran."

"Kalau segala gak mau,lo chat aja dia gampang!"

"Gak."

"Kenapa lagi!?"

"Pengecut."

"Nah itu tau!Kalau nanti lo muntah paku,berarti gue berhasil ya Rik."

"Hm."

"Atau gak lo kasih makanan atau barang kesukaannya,"Riko nampak memikirkan sesuatu,salah satu sudut bibirnya tertarik.

"Oke."

"Nanti kalau dah jadi,traktir gue oke."

"Hm."

"Unch suka dehhh sama Riko,"Riko memukul wajah Ferdi menggunakan bukunya.

"Najis."

❄Extricate❄

Arima,Hafika dan Caca sedang berada dipinggir lapangan dengan es krim ditangan masing-masing.Mereka bertiga saling bercerita tentang hal-hal lucu,sesekali tertawa bersama.

Dilapangan,terlihat sekumpulan anak laki-laki sedang memainkan bola basket jadi pandangan mereka teralihkan.

"Rim,liat deh yaampun ganteng banget,"Caca menunjuk salah satu laki-laki yang memakai kaus putih polos.Arima melihatnya hanya biasa saja,baginya Riko adalah laki-laki terkeren didunia.

"Yang itu gak terlalu ganteng Ca,liat noh yang pake kaos item,"Arima menatap laki-lako yang ditunjuk oleh Hafika.

"Ihh Hafika ganteng itu!!!!"kedua matanya tak pernah lepas dari laki-laki itu,bolehkah ia menarik kata-katanya yang mengatakan bahwa Riko terkeren didunia.Ia mengatakan itu sebelum melihat keseluruh dunia,ternyata ada yang lebih menyegarkan.

"Alah gue kira lo cuman terpaku sama Riko!"sindir Hafika sembari terkekeh kecil.

"Eh tapi bener ganteng Fika,ko Arima gak pernah tau ada dia ya?"

"Yaelah Rim,sekolah kita itu besar.Gimana lo mau tau keberadaan dia sebelumnya,orangnya aja sebejibun.Tapi,kayaknya dia masuk eskul basket deh.Liat tuh lihai banget mainnya,"ucap Caca antusias.

Arima memakan es krim coklatnya sembari pandangan tak pernah lepas dari laki-laki itu.Rasanya perpaduan yang sangat serasi.

Ternyata benar,melihat cogan itu menyenangkan.Jauh lebih menyenangkan.

Senyumnya seketika luntur disaat pandangannya tertutup oleh tubuh seseorang.

"Ih awas!!Arima lagi seru."

"Seru?"

"Iya liatin cogan,"Arima seketika tersadar saat mendengar suara itu.Ia mendongakkan kepalanya melihat siapa itu,ternyata Riko Andrian yang sudah menatapnya datar seperti biasa.

"Eh Riko."

"Ayo."

"Kemana?"

"Pergi."

"Males ih,betah disini yakan Hafika,Ca?"Arima juga baru menyadari bahwa dua orang itu sudah tidak ada disampingnya.

"Lah mereka kemana?"

"Pergi."

"Ih ko ninggalin Arima!!!"Arima mengerucutkan bibirnya kesal.

"Ayo."

"Riko kalau mau pergi,pergi aja!!!"Riko menarik tangan Arima secara paksa.

"Arima tuh lagi menganggumi ciptaan tuhan Riko!!!!!!"tiba-tiba tubuh Riko berpindah menghadapnya,wajahnya terlihat seperti menahan sakit.Arima sangat cemas melihat Riko yang ternyata melindungi dirinya dari lemparan bola.

"Sorry bro,"laki-laki itu mengambil bola basket dan kembali bermain.

"Ayo,"Riko kembali menarik tangan Arima, berlalu pergi dari lapangan.

"Riko?"

"Hm."

"Punggung Riko gak papa?"

"Gak."

"Sakit ya?"

"Gak."

"Maaf..."Riko menghentikan langkahnya lalu menatap Arima bingung.

"Karena?"

"Selalu buat Riko berkorban demi Arima."

"Gak."

"Riko gak akan maafin Arima?"

"Hm,"terdapat raut sedih terpancar diwajah Arima.

"Kenapa?"

"Ada syarat."

"Syarat?"

"Hm."

"Apa?"

"Besok,jam 4 sore."

"Maksudnya!?"

"Taman."

ExtricateWhere stories live. Discover now