45.Extricate•Song for you❄

8.3K 657 23
                                    

Sebelumnya,aku mau ucapin terimakasih kepada readers extricate yang selalu ngesuport aku❤

Tanpa kalian,cerita ini tidak akan berjalan dengan lancar;')

Komen sebanyak-banyaknya oke!!Dan maaf,jika aku jarang up.Karena tugas ku juga lagi bejibun;'(

Happy reading❤

____________________

"Listen, that song represents my feelings for you. I hope you like it."

-Extricate-❄

Riko memasuki kamarnya lalu membanting tasnya kesembarang arah.Ia mengambil laptopnya dan membawanya kekasur.

Tanpa mengganti bajunya,ia melempar tubuhnya dikasur lalu menyalakan laptopnya.Tak lupa,Riko mengambil flashdisk di saku celananya.

Riko memasangkan flashdisk itu dan segera membuka apa yang ada didalamnya.Dirinya terlalu penasaran dengan isi flashdisk itu.

Ternyata,ada sebuah musik bernama 'Song For you'.Riko mengklik musik itu.

Sebuah alunan piano mulai terdengar,kedua sudutnya tertarik.Ternyata inilah lagu yang dimaksud oleh Arima.

Alunan melodi itu terdengar sangat indah,membuat siapa yang mendengarnya akan terpukau.

Walaupun hanya instrumen,namun sangat mengenai hatinya.Mulai saat ini,dirinya menyukai lagu-lagu berbau instrumen piano terutama lagu yang sedang dirinya putar saat ini.

Kedua matanya tertutup menikmati alunan lagu itu,tapi jauh dilubukhatinya ia ingin melihat langsung Arima memainkan piano itu dihadapannya.

Dirinya sangat suka raut wajah Arima saat bermain piano,terlihat bahagia dan juga menggemaskan.

Terimakasih untuk lagu yang kamu buatkan untukku,aku sangat menyukainya.

Extricate

Seorang perempuan tengah berjalan dikoridor seorang diri,dengan jaket tipis berwarna biru langit membalut tubuhnya.Pagi ini,dirinya bukan merasakan kedinginan melainkan agar lukanya tidak terlihat oleh orang-orang.

Raut wajahnya terlihat sangat lesu,dan tak lupa kedua telapak tangannya masih terbalut oleh perban.

Kedua pipinya menirus,tidak ada lagi pipi tembam menggemaskan.Tidak ada lagi sosok Arima dengan raut wajah bahagianya,hanya ada Arima yang menyedihkan.

Arima Kianar,memasuki kelasnya tanpa senyumannya yang biasa menghiasi pagi hari.

"Arima!!!"Nino berlari memeluk tubuh Arima erat seakan-akan enggan kehilangan.Arima memukul-mukul punggung Nino,agar melepaskannya karena terlalu erat.

Nino segera melepaskan pelukannya,lalu menangkup kedua pipi Arima.

"Kemana pipi tembemnya!?Apa yang terjadi sama lo Arima!?"Nino menatap Arima khawatir.Arima menyunggingkan senyumannya sembari menggelengkan kepalanya pelan bertanda dirinya baik-baik saja.

"Ini tangannya kenapa!?"sahut Nino saat menyadari kedua tangan Arima terbalut perban.

"Hanya kecelakaan kecil."

"Maafin gue yang gak bisa dateng ke perlombaan lo kemarin,"Arima hanya bisa tersenyum mendengar kata perlombaan.

Mimpinya hancur karena tangannya tidak kuat menahan rasa sakit itu,tangannya sudah terlalu lelah.

"Tapi lo menang gak???Kalau menang,traktir gue dikantin ya!!"

"Takdir nggak memihak Arima,Nino,"senyuman Nino luntur,kini ia mengetahui mengapa Arima terlihat sangat bersedih.

"Gak apa,akan ada lain waktu!lo pasti menang Arima.Gue tau lo kuat!!"

Arima lemah Nino.

"Lain kali pun,Arima tetap gak bisa Nino."

"Maksudnya?"

"Hmm apa ada tugas?Udah 3 hari Arima gak sekolah,pasti Arima ketinggalan pelajaran kan?"Nino mengetahui itu,itu hanyalah sebuah cara mengalihkan pertanyaan.

"Pastilah!Makanya jangan males-males!!"Nino menjitak kepala Arima gemas.

"Ih Nino!sakit tau!"Arima mengusap-usap kepalanya,walaupun tidak terlalu sakit sih.

"Dududuhh mau kerumah sakit?Ayo kerumah sakit!Gue gendong!"

"Ishh!!"tawa Nino meledak melihat raut wajah kesal Arima.

"Ehem!"Nino dan Arima menatap kearah asal suara,ternyata Wulan sedang berada diantara mereka.

"Kalau mau pacaran,jangan ngehalangin jalan."

"Wulan,gak kangen Arima?"Arima memeluk tubuh Wulan erat.Namun,Wulan segera melepaskan pelukan itu.

"Kangen ko,"Wulan tersenyum kecil terkesan dipaksakan.

"Wulan marah sama Arima?"

"Gak,Arima.Gue cuman lagi pusing aja,kangen-kangenannya smaa Nino aja ya,"Wulan berlalu kearah mejanya,tetapi bukan kemeja dimana dirinya dan Arima selalu bersama namun meja paling belakang.

"Wulan ko duduk disitu?"Arima mendekati Wulan dengan raut wakah bingung.

"Oh,gue pindah dulu ya Arima.Sekarang kan pelajaran Matematika,males banget gue."

"Wulan aneh."

"Aneh kenapa hm?"

"Ada masalah sama Arima?"

"Gak Arima,"Arima sama sekali tidak mempercayai ucapan Wulan.Tapi dirinya berusaha mempercayai temannya itu.

"Oh yaudah,nanti pindah lagi ya Wulan!Arima bakal kesepian kalau nggak sama Wulan."

ExtricateHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin