50.Extricate•Dunia itu kejam❄

9.4K 700 80
                                    

"This world is too cruel
for me who is weak."

-Extricate-❄

"Paman!!!!"Arima memasuki ruangan Andi dengan mata berkaca-kaca.Andi yang melihat keponakannya itu segera mendekati Arima.

"Ada apa Arima?Bukannya Paman akan menjemputmu pulang sekolah?Ko jam segini udah pulang?"

"Semuanya benci Arima,"kedua halisnya saling bertaut saat mendengkur ucapan itu.

"Apa maksud kamu?"bukannya menjawab,Arima malah memeluk tubuh Andi erat sembari mengeluarkan tangisnya yang ia tahan tadi.

"Paman,semuanya benci Arima."

"Ada apa Arima?Apakah ada masalah dengan teman sekolahmu?"

"Mereka benci Arima,"Andi melepaskan pelukannya dan menatap Arima dalam.

"Jelasin Arima,siapa yang membenci kamu."

"Satu sekolah."

"Kenapa!?"

"Itu kesalahan Arima,semuanya Arima yang salah,"Andi menghela nafasnya kasar,ia harus memilih diam ketimbang bertanya.Karena mental Arima sedang tergoyah karena apa yang terjadi saat perlombaan kemarin.

"Arima selalu kehilangan apapun,impian,kasih sayang keluarga,dan dibenci satu sekolah!!!"Arima menutupi wajahnya menggunakan telapak tangannya.Sebenarnya ia terlalu lemah untuk menangis,tapi rasa sakit dihatinya tidak dapat dihindarkan.

"Kamu kuat sayang,ada Paman disini.Jangan takut sendirian,"Andi memeluk tubuh Arima erat,tak peduli dengan jas putihnya basah oleh air mata Arima.Keponakannya ini sudah terlalu banyak menanggung luka.

"Tinggalah dirumah Paman,"Arima melepaskan pelukannya lalu menggelengkan kepalanya.

"Kalau nanti Arima sama Paman,Keluarga Arima gimana?"

"Mereka sama sekali tidak memperdulikan kamu Arima!!"Andi sudah tidak bisa habis pikir lagi dengan pola pikir keponakannya,bagaimana mungkin disaat dirinya terluka masih bisa memikirkan keluarga yang bahkan tidak peduli akan hadirnya gadis itu?

"Tidak apa-apa,Arima akan pulang Paman."

"Sebelum pulang,Paman akan memeriksa kesehatanmu dulu.Kamu nampak tidak baik,"Arima menghapus air matanya kasar.

"Arima tidak apa-apa Paman,mungkin hanya gila?haha."

"Kamu tidak gila Arima,kamu hanya mengalami depresi."

"Benarkah?"Arima terkekeh kecil.

"Iya."

"Bukankah depresi sama saja dengan gila?"Andi menatap keponakannya sendu,tidak disangka gadis kecilnya akan tumbuh menjadi sosok yang terluka.

"Tidak Arima,itu tidak benar!"

"Karena Arima pengen cepet pulang,periksa sekarang saja Paman."

  ❄Extricate❄

  Arima memasuki rumah dengan wajah lelah dan kedua mata sembab,hari ini ia sangat lelah dengan apa yang menimpanya.

Ingin sekali ia memainkan lagu kesukaannya melalui jari-jarinya yang bergerak lincah diatas piano.

Namun,itu sekarang menjadi hal yang mustahil.

Karena tangannya sudah tidak sesempurna dulu,tangannya sudah tidak bisa berfungsi menciptakan melodi lagi.

'Plak!'Arima memegangi pipi kanannya yang terasa panas karena serangan tiba-tiba.Dihadapannya sudah terdapat Hani dengan tatapan menyala-nyala.

"APAKAH YANG SUDAH KAMI LAKUKAN UNTUK KAMU ITU SALAH ARIMA!?SEHINGGA KAMU MEMBUAT MALU NAMA KELUARGA INI!!"kedua mata Hani nampak berapi-api.

"Apa maksud Mamah?"

"Kamu kekurangan uang hah!?"Arima semakin tidak mengerti apa arti ucapan Mamahnya itu.

"Arima gak ngerti Mah."

"Ternyata kamu hanya pura-pura menjadi anak pendiam saja,tapi dibelakang kamu bersikap kotor."

"Maksud Mamah aku kotor?"

"IYA!Apa maksud kamu bersama om-om,kekurangan uang iya!?"Arima menatap Hani tidak percaya,ternyata Mamahnya sendiri tidak mempercayai dirinya.

Tidak dipercayai orang tua lebih menyakitkan ketimbang ditusuk oleh sebilah pisau.

"Mamah gak percaya Arima?"

"Segitu percayanya Mamah sama rumor yang beredar dibandingkan anak Mamah sendiri,anak kandung Mamah!ANAK YANG LAHIR DARI KANDUNGAN MAMAH SENDIRI!!!!"air matanya lagi-lagi luruh.

"Saya tidak akan sudi menganggap anak kotor seperti kamu menjadi anak saya."

"Iya Mah,Arima kotor.Puas?"Arima tersenyum lebar.

"Iya,Arima main sama om-om.Arima kekurangan uang,Arima kotor,Arima hina,puas Mah?itu kan yang pengen Mamah dengar dari Arima iya!?"

"Diam kamu Arima,gara-gara kamu Mamah jadi dipanggil sama guru kamu."

"Jangan datang Mah,Arima cuman buat malu wajah Mamah,Arima memang memalukan jadi anak,"setelah mengucapkan itu Arima berlalu pergi memasuki kamarnya.

"ARGHHHHH!!!!"Arima mengacak-acak meja belajarnya sehingga buku-bukunya berserakan dilantai.Ia juga mengacak-acak meja riasnya sehingga barang-barangnya juga berserakan dilantai.

Arima menatap pantulan dirinya dikaca,sangat menyedihkan.Ia mengambil sebuah silet dan menggoreskannya pada kakinya.Karena tangannya sudah penuh oleh goresan-goresan silet.

Kedua matanya memejam menahan rasa sakit diarea kakinya,darah segar mulai mengalir sesuai keinginannya.

Jika ia melakukan ini terus menerus darahnya mungkin akan habis dan mungkin saja dirinya bisa cepat mati.

Arima menyimpan silet itu diatas meja riasnya.Kakinya terasa semakin pedih,namun tidak seberapa dengan apa yang dialaminya saat ini.

Tuhan,tolong jangan berlaku jahat padaku.Bawalah aku bersamamu,aku ingin berada diatas saja.Dunia ini terlalu kejam untuk aku yang lemah.

ExtricateWhere stories live. Discover now