15.Extricate•Perempuan dengan headset❄

10.2K 658 10
                                    

Dari kemarin wp ku error mulu:(jadi part 12 nya diatas dong.Ku gak bisa benerin sedihnya.Jadi sambung-sambungin aja ya:)

Semoga suka❤

"You are mysterious, you always laugh but with a look of sadness

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"You are mysterious,
you always laugh but
with a look of sadness."

❄-Extricate-❄

"Rikooo!!!!!!!"Ferdi memasuki kelas dengan nafas terengah-engah dan keringat didahinya,ia mendekati Riko dengan tatapan memohon.

"Gak."

"Ayolah Rik,gue lupa kalau ada tugas dari Bu Tuti,"Riko sama sekali tidak menanggapi Ferdi yang menampilkan kedua mata berbinar,ia memilih memfokuskan dirinya pada buku bacaan dihadapannga.

"Sekali aja."

"Gak."

"Ayolah Rik,lo tega ngeliat gue dihukum sama Bu Tuti?"

"Hm."

"Biarin gue liat punya lo ya Rik?"

"Belajar."

"Udah,tapi gak pernah ngerti dan game itu selalu membuat diriku tergoda."

"Bego."

"Sebenernya mulut gue penuh umpatan buat lo,tapi karena gue lagi butuh lo gue bisa nahan."

Lagi-lagi seorang Ferdinan didiamkan oleh sahabatnya sendiri.Senyumnya seketika melebar saat Riko melemparkan sebuah buku.

"Lo emang sahabat pengertian!!"Ferdi menyalin tugas Riko dengan tergesa-gesa karena 5 menit lagi,bel akan berbunyi dan Bu Tuti akan segera mengajar.

Riko menolehkan kepalanya kearah luar jendela,pandangannya terpaku pada seorang perempuan yang sedang duduk dengan kedua telinga disumpal oleh headset.Perempuan itu nampak sedang mendongakkan kepalanya menatap langit-langit.

'Tringggg!!!!'perempuan itu langsung bangkit dari duduknya lalu berlari hilang dari pandangannya.

"Nih Ko,thanks!!"sebuah buku berada dihadapannya.

"Hm,"Riko mengambil buku itu dan menyimpannya dibawah meja.

"Selamat pagi anak-anak,"seorang guru Matematika memasuki ruang kelas dengan wajah garangnya.

"Pagi Bu!"

"Kumpulkan tugas kalian didepan!"

  ❄

  Arima kini berada disebuah perpustakaan,karena minggu kemarin dirinya menulis didepan dan melupakan untuk menyalinnya terjadilah ia berada disini sekarang.

Pak Setyo menyuruhnya menulis materi diperpustakaan yang tertinggal.Justru Arima merasa senang karena berdiam diri disebuah perpustakaan.

Sepi,hening dan menyejukkan itulah yang Arima rasakan saat ini.Diambilnya headset disakunya dan menyumpalkannya kedua telinganya,tak lupa ia menghubungkannya dengan ponsel.

Iringan musik mulai terdengar melalui telinganya,Arima mulai membuka lembar buku materi dan segera menyalinnya dibuku tulis.

Tangannya bergerak dengan lincah menciptakan sebuah tulisan tangan yang terbilang indah.Arima bisa menulis dengan cepat,jadi ia bisa cepat membereskan tugasnya.

30 menit berlalu,Arima masih bergulat dengan tulisannya.

"Ahh akhirnya!!!"Arima melepaskan pulpennya lalu meregangkan tangannya yang terasa pegal.Arima membereskan barang-barangnya dan menyimpam kembali buku materi ketempat semula.

"Terimakasih atas bantuannya Riko,"mendengar itu,Arima segera bangkit mendekati asal suara.Senyumnya melebar saat melihat sosok itu kini berada didalam penglihatannya.

"Riko!!!"tatapannya semakin mendatar saat menatap Arima.

"Nah kan ,jodoh itu gak akan kemana!!"

"Saya permisi,"Riko berlalu pergi dengan Arima mengikuti dari belakang.

"Riko pasti cari Arima ya?"Arima mensejajarkan langkahnya dengan Riko sembari memeluk buku tulisnya beserta pulpen.

"Yang bisu?"

"Tanpa lo ngomong,gue juga tau ko maksud lo,"Arima terkekeh kecil saat mengatakan itu.Riko mempercepat kakinya sehingga Arima tertinggal.

Tidak menyerah,Arima berlari kecil kembali mensejajarkan dirinya dengan Riko.Ia harus bersusah payah mengimbangi langkah Riko yang terbilang panjang berbeda dengan kaki pendeknya.

"Riko pulangnya anterin Arima ya?"

"Gak."

"Riko ganteng deh,Arima juga pengen ketemu camer!"

"Bacot."

"Kasar banget ke Arima yang,"Riko sama sekali tidak menanggapi ucapan Arima,tatapannya tertuju lurus kedepan.

"Riko ja---"ucapan Arima terhenti saat melihat Riko sudah memasuki kelasnya,bibirnya mengerucut kesal.

Arima juga segera memasuki kelasnya yang hanya berbeda dua kelas dari Riko.

"Permisi Pak,tugas saya sudah selesai,"Arima menyodorkan buku tulisan kepada Pak Setyo,Pak Setyo memeriksa hasil pekerjaan Arima lalu mengembalikkan buku itu kepada pemiliknya.

"Yasudah,kamu duduk dan lanjutkan tulisan yang berada dipapan tulis.Jika tertinggal,kamu lihat saja keteman sebangku,"mendengar itu Arima mengangguk dengan pelan,pandangannya tertuju kepada papan tulis yang penuh dengan tulisan.

"Keriting tangan gue hari ini."

ExtricateWhere stories live. Discover now