29.Extricate•Ada atau tidak?❄

8.6K 672 53
                                    

"I'll give you a choice, do you want me to be there or not? If not, I can leave right now

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I'll give you a choice,
do you want me to be there or not?
If not, I can leave right now."

❄-Extricate-❄

"Ternyata waktu Arima hanya tersisa 2 bulan lagi yak?"Arima menatap Riko sembari tertawa hambar.

"Selama 2 bulan ini,Arima masih boleh deket sama Riko kan?"Riko hendak mengucapkan sesuatu namun Arima kembali menyelanya.

"Ayok pulang,"Arima bangkit dari duduknya lalu berlalu pergi terlebih dahulu,bukan apa-apa ia hanya tidak ingin mendengar jawaban Riko yang mungkin saja dapat menyakiti hatinya.

Riko berjalan mendahului Arima yang mulai memperlambat langkahnya.Arima hendak menggapai tangan Riko,namun ia urungkan kembali.

Ternyata,bukan kamu yang sulit dicapai.Tapi diriku yang terlalu berharap ingin mendapatkan dirimu yang tidak ingin dikejar olehku.

❄Extricate❄

Arima memasuki kamarnya dengan wajah lesu,ia mengambil sebuah agenda kecil diatas meja belajarnya.Dilihatnya tanggal dimana lomba piano akan berlangsung,perasaannya sekarang senang campur sedih.

Senang saat mengetahui Riko akan menemaninya,dan sedih disaat itu juga ia akan menjauh dari Riko sesuai permintaan.

Mungkin,ia harus melupakan Riko.Itu yang terbaik,Arima akan menggunakan waktu 2 bulan ini sebaik-baiknya bersama Riko.

Perutnya saat ini sangat lapar,karena dia belum mengisi perutnya dari semalam.Arima keluar dari kamarnya menuju dapur.

Keadaan rumah?sepi.Entahlah mereka sedang berada dimana sekarang,Arima tidak memperdulikannya.

Dibukanya lemari pendingin,yang ternyata hanya terdapat beberapa sayu-sayuran.Arima mau tidak mau mengambil itu,karena hanya ada itu saja.

Setelah mencuci sayuran,Arima mulai bergelut dalam hal masak-memasak.

Entahlah,apa yang terjadi pada dirinya sekarang.Ia kerasakan sangat lemas sekali,namun ia memaksakan dirinya untuk memasak.

Setelah dirasa sudah matang,kemudian Arima menyimpannya kedalam piring tak lupa mengambil nasi.

Arima membawa makanan itu kemeja makan yang jarang sekali ia tempati,karena tempat ini selalu ada mereka.Arima tidak akan sudi makan dengan dikelilingi orang yang selalu membuat dirinya terluka.

Baru saja akan menyuapkan sendok kedalam mulutnya,suara gelak tawa terdengar dari arah pintu.Disana,terdapat Mamahnya dengan Kayla memasuki rumah dengan kantung belanjaan ditangan mereka.

"Tau gak Mah?tadi bagus-bagus banget yaampun."

"Iya sayang,nanti kapan-kapan kita beli bajunya yak,"Hani mengusap rbut Kayla lembut diiringi tawa kecil menghiasi wajah cantiknya.

"Aku kekamar ya Mah,capek nih,"Kayla mengecup pipi Hani sebelum memasuki kamarnya.Begitupun dengan Hani yang memasuki kamatnya,mereka sama sekali tidak menyadari kehadiran Arima dimeja makan.

Arima menyimpan kembali sendoknya,nafsunya seketika hilang saat melihat adegan membahagiakan itu.Langsung saja,Arima memasuki kamarnya tanpa mengucap sepatah katapun.

Dilihatnya tampilan dirinya dihadapan sebuah cermin,nampak menyedihkan.Arima mengambil pil obat dan segera meminumnya.

Yang ia inginkan saat ini adalah tidur,berharap semua masalahnya dapat terlupakan saat ia membuka matanya dipagi hari.

Arima sekarang harus bergantung pada obat tidur,jika ia tidak meminumnya barang sekali Arima tidak akan bisa tertidur dan itu dapat membuatnya semakin tertekan.

Direbahkan tubuhnya dikasur empuk miliknya,satu tetes air matanya mengalir dan berjalnjut dengan tangisan deras namun tak bersuara.

Suaranya seakan-akan lenyap,ia tak dapat bersuara hanya bisa mengeluarkan air mata yang mewakili semua perasaannya.

Tidak adakah yang bisa mengerti perasaanku saat ini?

"Bener ya?janji Riko bakal nonton penampilan Arima!?"

"Hm."

"Janji?"Arima mengacungkan jari kelingkingnya kearah Riko dengan senyuman lebar.Sedangkan Riko hanya menatap jari kelingking itu dengan datar.

"Ishh gini!!"Arima menarik tangan Riko dan mengaitkan jari kelingkingnya dengan kelingking Riko.

"Nah begini,sekarang apa permintaan Riko?"

"Pergi dari gue."

"Maksudnya?"

"Setelah lomba."

"Jadi lo mau gue pergi dari hidup lo, setelah lomba maksudnya?"

"Ya."

Kilasan memori menyakitkan itu terputar dikepalanya,membuat hatinya berdenyut nyeri.

Semuanya memang tak ingin keberadaanku ada,aku hanyalah sampah yang menjadi benalu dikehidupan semuanya.

Mah,Pah,Kayla dan Riko,kalian mau aku ada atau tidak?

Pilihan ada diantara kalian,dan aku yang akan melakukannya.Ku merasa hidup namun disatu sisi ku merasakan mati.

❄Extricate❄

Feelnya dapet gaaaaaa?:((((

Tapi aku yang nulisnya ngerasa nyess gimana gitu😂

Semoga suka yaaa🌻

Thank you so much,yang udah nunggu cerita ini up!!Dan dukugan kalian merupakan semangat buatku juga;)

I love you!!!!!!

-Helen-

ExtricateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang