52.Extricate•Toko buku❄

8.5K 655 26
                                    


"It turns out the ice
is starting to melt
little by little."

Extricate

Seorang laki-laki yang sedang bergelut dalam mimpinya,menggeliat kesal karena gedoran pintu yang menganggu tidurnya.Pasalnya,hari ini adalah hari libur,dimana hari dirinya beristirahat.

Lama kelamaan gedoran itu semakin menjadi,dengan kesal Riko Andrian menyingkap selimutnya dan bangkit untuk membukakan pintu.

Tatapannya semakin mendatar disaat seseorang menatapnya dengan tatapan jahil tak lupa cengiran menyebalkannya menghiasi wajah itu.

Riko hendak menutup pintu kembali,namun sebuah kaki menahannya.

"Pergi."

"Adek gue ayolahh!!"Riko tidak memperdulikan sosok itu,ia kembali berjalan kearah kasurnya.

"Riko!!!"Salin menarik kaos belakang Riko dan menggiringnya kearah kamar mandi.

"Cepet mandi,terus temenin gue!!!"ditutupnya pintu kamar mandi itu dan berlalu pergi keluar dari kamar adiknya.

Dengan sangat malas,Riko keluar dari kamar menemui dimana kakaknya berada.

"Ayo buruan!!"

"Bacot!"

"Cepet!!"Salin sudah memasuki mobilnya dan melemparkan kuncinya kearah Riko.

Riko dan Salin berlalu pergi menuju sebuah tempat yang Riko tidak tahu akan kemana.

"Ke Mall ya,gue mau beli hadiah buat my husband."

"Bacot."

"Lo kagak ada sopan-sopannya banget sama gue!!"

"Hm."

"Gue ternyata salah bawa orang."

"Yaudah,"Riko hendak menepikan mobil itu namun ditahan oleh Salin.

"Canda adekkuh sayang."

"Bct."

Sabar Salin,ngadepin kutub es emang harus sabar.

Riko menghentikan mobilnya saat sudah berada diparkiran depan mall dengan sangat malas Riko menuruni mobil mengikuti kemana Salin pergi.

Salin memasuki tempat jam tangan,namun kembali lagi disaat Salin tidak menemukan yang tepat.Riko sudah sangat kesal dengan Salin yang masih belum mendapatkan apapun setelah 1 jam mengelilingi mall.

"Apa gue kasih Alios boneka santet aja?siapa tau dia mau nyantet orang kan?"

"Lo yang gue santet duluan,"Salin memutar bola matanya malas.

"Sekalinya ngomong banyak pengen nabok,"Riko berjalan mendahului Salin,meninggalkan lebih tepatnya.

"Riko!!Gue mau nyari hadiah dulu,nanti ketemuan disini lagi ya!?"

"Hm."

Riko berjalan tak tentu arah,langkah kakinya membawa dirinya pada toko buku.Tatapannya terhenti pada sosok yang sangat familiar baginya.Sosok itu sedang berada dihadapan rak buku seperti sedang menimang-nimang buku apa yang hendak ia beli.

Sosok itu adalah Arima yang sudah melemparkan pandangan kearah Riko disaat dirinya menyadari keberadaan laki-laki itu.

"Riko?"Arima mendekati Riko dengan cengiran lebar.

"Lagi ngapain disini?"

"Nganter."

"Oh."

"Hm."

"Tapi nganter siapa?Riko keliatannya sendiri,"pandangan Riko terfokus pada jaket yang dikenakan oleh Arima,ia tahu bahwa jaket itu hanya menutupi lukanya saja.

"Masih?"

"Apanya?"

"Self injury,"kedua pupil mata Arima membesar disaat Riko membicarakan itu.

"Ekhem,mending temenin Arima beli novel yuk?"Arima menarik tangan kanan Riko menuju rak buku yang sempat ia pandangi.

"Arima bingung mau pilih yang mana,pengen semuanya,"Arima mengambil salah satu buku yang menarik perhatiannya.Kedua matanya mengikuti kata perkata yang terletak di belakang sampul buku.

"Bagus banget!!"

"Riko mau beli apa?"Riko mengedarkan pandangan keseluruh toko buku.Sebenarnya dirinya bingung mengapa dirinya datang kesini.

"Arima mau bayar buku ini dulu ya,Riko cari aja buku yang Riko mau,"Arima berlalu pergi meninggalkan Riko seorang diri.

Langkah kaki Riko berjalan perlahan menyusuri setiap rak buku yang terdapat disana,langkahnya terhenti saat melihat buku yang dapat menarik perhatiannya.

Tangannya mengambil buku yang berjudul 'Dia bisa tertarik',ia membulak-balikkan buku itu lalu menyimpannya kembali.

Dirinya bergidik sendiri,disaat membayangkan jika dirinya membaca buku seperti itu.Untuk siapa dirinya membaca itu,siapa yang akan ia buat tertarik padanya?

Arima?

Riko menggelengkan kepalanya cepat,menyadarkan dirinya sendiri.Untuk apa ia susah payah membuat perempuan itu tertarik padanya,jika perempuan itu memang sudah tergila-gila padanya?

"Riko,ayo,"kesadaran Riko kembali disaat sosok Arima sudah berada dihadapannya dengan senyuman manisnya.Manis sangat manis,menurutnya.

"Gak jadi beli buku?"

"Nggak."

"Yaudah,Riko mau kemana lagi?"Riko hanya mengedikkan bahunya.

"Arima mau es krim dan Riko harus temenin Arima!"

"Gak."

"Ayo ih!!"Arima menarik tangan Riko keluar dari toko buku,nampak raut wajah bahagia tertera pada Arima.

Dirinya senang jika perempuan itu senang.

Sebentar,apa yang ia pikirkan tadi!?

Seketika Riko menarik tangan Arima  ke sampingnya karena Arima hampir tertabrak oleh orang yang sedang berlari terburu-buru.

"Aw,"Riko melepaskan cengkramannya disaat mendengar rintihan tersebut.

"Sorry."

"Gak papa ko,nanti juga gak akan sakit lagi."

"Gue gak suka."

"Hah?maksudnya?"

"Lo nyakitin diri sendiri."

"Apa?Arima gak denger!?"Arima berusaha menajamkan telinganya,ia yakin bahwa pendengarannya tidak salah.

"Bacot,"Riko berlalu pergi meninggalkan Arima yang masih terdiam.

"Itu artinya Riko khawatir ke Arima!?Demi apa!?!!!"

ExtricateWhere stories live. Discover now