13 | Panas

9.6K 813 30
                                    

"Darius udah nggak asyik, sibuk terussss," keluh Shalu kesal.

Keifani tertawa melihat wajah mulus Mami---meski usianya sudah tak muda lagi---berkerut. "Mi, jangan terlalu kesal nanti mukanya jadi keriput lho."

Shalu berseru heboh. "Nggak, nggak boleh. Perawatan Mami yang puluhan juta bisa gagal dong." Perempuan paruh baya menekan wajahnya lembut.

Tawa makin lolos di bibir mungilnya melihat wajah panik Mami, Keifani lantas memeluk tubuh Shalu sayang. "Mami biar keriput tetap cantik kok, buktinya Papi makin bucin tuh."

Shalu menjauhkan tubuhnya sedikit agar bisa menatap wajah manis menantunya. "Nggak bisa, Sayang. Jaman sekarang pelakor makin liar, udah merebut malah nggak tahu malu! Duh, Mami suka kesal kalau ingat...." Shalu menghentikan perkataannya, menggigit lidahnya karena dirinya hampir saja keceplosan bicara.

"Ingat apa, Mi?" tanya Keifani penasaran, dia masih menunggu kelanjutan kalimat Mami.

"Ah, nggak, Sayang. Mami cuma, cuma mau bilang ke kamu harus ingat jaga Darius dari pelakor di luar sana. Kamu pokoknya harus ikut Mami perawatan biar Darius makin cinta." Shalu terkikik salah tingkah. "Udah ya, kita lanjutin masak buat makan siang, Papi itu kalau telat dikasih makan bisa ngambek seharian."

Keifani menjauhkan diri kembali pada kegiatannya yang sedang memotong wortel dan kentang yang tertunda. "Emang Papi bisa ngambek seharian?"

"Nggaklah, mana berani Papi ngambek seharian. Mami kamu ngarang, Kei, Mami kali yang suka ngambek seharian." Irvin muncul di dapur.

Shalu mendelik. "Mana ada, Papi itu yang suka ngambek ya!" serunya tak terima.

"Iya, Sayang. Papi yang suka ngambek bukan Mami." Irvin mendekat lalu memeluk pinggang Shalu dari belakang seraya mencium pipi mulus sang istri.

"Ish!" dumel Shalu tetapi tak melepaskan pelukan suaminya.

Keifani menunduk malu, belum terbiasa melihat kemesraan kedua mertuanya secara langsung.

"Udah ah sana! Mami lagi masak," usir Shalu melepaskan tangan suaminya yang nyaman tinggal di pinggangnya.

"Mami kan suka kalau masak dipeluk Papi kayak gini, terus abis itu kita akan ciu----" Ucapan Irvin terhenti karena Shalu menyikut perutnya. "Aduh! Kok Papi disikut, Mi," protesnya sontak melepaskan pelukannya.

"Karena Papi ganggu aja! Udah sana kembali ke kamar atau ke mana kek asal jangan masuk dapur!"

Irvin pun mengalah. Namun, saat akan beranjak dari dapur. Dia menyempatkan mencuri cium di pipi sang istri, lalu berlari cepat sebelum mendapat lemparan piring dari Shalu. Irvin terbahak mendengar teriakan kesal istrinya yang membahana di dapur.

Keifani ikut tertawa melihat Papi yang senang sekali menggoda Mami, meski Mami berteriak kesal tetapi dia bisa melihat pipi Mami merona malu.

Tidak sampai setengah jam makan siang sudah siap di meja, Shalu baru akan menaruh piring terakhir berisi capcay hingga sebuah suara nyaring menyapa gendang telinganya.

"Hello, everbody."

Shalu dan Keifani sontak menoleh dan terkejut melihat siapa yang berteriak barusan.

"Deana!" seru mereka kompak.

"Yuhuuu, Mami sayang." Deanati M Darwin atau akrab dipanggil Deana atau De ini berlari memeluk erat tubuh sang Mami.

"Anak Mami yang paling cantik." Shalu membalas pelukan Deana tak kalah erat. "Tapi tetap lebih cantikkan Mami dong," bisiknya di telinga Deana yang sontak melepaskan pelukan Maminya.

Loveable Ties (TAMAT) Where stories live. Discover now