49 | Serius

6.5K 627 8
                                    

Lena menatap sekeliling ruang tamu yang luas dengan pandangan kagum, guci-guci serta kristal mahal yang terpanjang di setiap sudut ruangan menambah kesan mewah rumah ini.

Belum lagi lukisan yang tergantung di dinding, beberapa kaligrafi, jam dinding besar, lampu gantung ring LED, meja kaca yang besar, sofa wingchair mewah, dikombinasi epoxy lantai metalic.

Keifani benar-benar beruntung, sayang Bella membuang semua ini dengan kebebasan hidupnya. Lena tahu Darius anak tunggal lelaki yang pastinya akan mewarisi seluruh harta orangtuanya, Keifani akan hidup nyaman selamanya.

Tetapi Lena tidak akan membiarkannya, tentu saja. Dia ditakdirkan untuk merusak kebahagian Keifani. Sebentar lagi perempuan sombong itu akan dibuang oleh mertuanya atau... mantan mertuanya.

Ah, Lena sudah tidak sabar.

"Bisa jelaskan maksud kedatangan Anda?" tanya Irvin tegas.

Lena menyilangkan kakinya, rok span rajut sepanjang lututnya terangkat naik hingga pahanya yang mulus terlihat.

Shalu menjadi geram melihat tingkah murahan perempuan di hadapannya. Namun, dia tak mungkin mengusirnya karena pasti kedatangannya punya tujuan lain. Jadi sebisa mungkin dia menahan diri untuk tidak menarik rambut panjang perempuan.

"Saya datang ke sini hanya ingin menjalin hubungan baik dengan besan, biar gimanapun Keifani kan anak tiri saya." Lena menjawab santai.

"Maaf ya, tapi sayang sekali buat Anda kecewa karena bagi kami hanya Iis besan kami bukan Anda. Setahunya Anda kan cuma istri dari Ayah Keifani atau malah sudah menjadi mantan istri." Shalu tersenyum sinis ketika melihat wajah Lena memerah, entah menahan malu atau marah. Tetapi dia cukup senang karena berhasil menjatuhkan ego perempuan itu.

Lena memilih tetap tenang meski hatinya sudah diliputi rasa amarah yang siap meledak, mengabaikan sindiran Shalu, dia melanjutkan rencananya sesuai tujuan awalnya dia ke rumah ini. "Oh ya, apa kabar sama Darius? Baik-baik saja, kan?"

Pertanyaan tiba-tiba Lena membuat Shalu dan Irvin waspada, mereka yakin kedatangan perempuan pasti ada hubungannya dengan Darius dan Keifani.

Lena melihat perubahan wajah keduanya lantas tersenyum licik. "Ah, salah. Maksud saya apa pernikahannya baik-baik saja?"

Shalu terpancing. "Apa maksud Anda?" teriaknya penuh emosi.

"Mi," tegur Irvin mengelus tangannya menenangkan, dia menghembuskan napas kasar dan menatap tajam Lena yang kini tersenyum mengejek.

Sialan! Perempuan sengaja memancing emosinya.

Siapa yang tidak emosi ketika pernikahan putranya diganggu orang?

"Sabar dong, Mbak Shalu. Saya banyak dengar dari kalangan sosialita jika Mbak Shalu itu perempuan anggun dan lembut, tapi saya jadi ragu setelah melihat Mbak yang penuh emosi dan mudah marah. Saya kan cuma tanya hal yang wajar, kalau memang pernikahan Darius baik-baik saja, Mbak hanya perlu menjawab baik-baik tapi sepertinya pernikahan Darius sedang ada masalah ya atau jangan-jangan sudah ada rencana ingin pisah."

"Diam kamu!" Shalu tidak berteriak tetapi kini sudah berdiri dan siap melompat ke arah Lena yang masih duduk tenang di tempatnya, beruntung gerakannya ditahan dengan sigap menahannya.

Shalu menoleh pada Irvin. "Pi, usir dia dari rumah kita! Mami nggak mau lihat dia!"

Irvin langsung menatap Lena. "Tolong pergi dari rumah saya sekarang dan jangan berani lagi ke sini!" usirnya seperti perintah Shalu.

Lena berdiri anggun, bukannya keluar menuju pintu utama dia malah berjalan pelan mendekat ke tempat Shalu dan Irvin berdiri.

"Urusan saya belum selesai di sini, kalian nggak usah repot-repot mengusir saya! Saya ke sini hanya ingin membuka satu rahasia, berhubung saya lagi berbaik hati, ini." Lena mengambil amplop cokelat dari dalam tas Gucci-nya, lalu menyerahkan itu ke depan Shalu dan Irvin.

Loveable Ties (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang