32 | Terungkap

10K 805 36
                                    

"Udah mau pulang, Dar?" tanya Sinar ketika melihat Darius akan bersiap-siap.

"Iya, Nar. Gue ada urusan."

Taufik mengangkat alisnya penasaran. "Urusan apa?"

Darius menatap Taufik datar. "Kepo!"

"Sia----"

"Abah!" tegur Sinar ketika suaminya sudah siap mengucapkan kata kasar, masalahnya saat ini mereka ada di rumah dan si Haura ada duduk di antara mereka.

Taufik melirik Haura yang sedang menatapnya polos. "Maaf, Ummi."

Darius mendengus melihat jinaknya Taufik jika di rumah. "Dasar bucin!" ledeknya.

"Bucin teriak bucin!" Taufik tak mau kalah.

Sinar menggelengkan kepalanya melihat keduanya, jika dilihat dari luar Darius dan Taufik sering sekali berdebat tetapi hanya dia yang tahu bagaimana pedulinya Taufik ke Darius dan begitupun sebaliknya. Pertemanan mereka terbilang unik tetapi hal itulah yang membuat pertemanan mereka awet.

Jika ada hal salah satu dari mereka tidak disukai, mereka akan ngomong di depan orangnya langsung tak peduli bila perkataannya akan menyakiti hati. Tidak seperti pertemanan kebanyakan yang terlihat saling peduli tetapi saling menusuk di belakang.

Alias teman makan teman.

Sudah banyak konflik pertemanan begitu, kan? Mereka mengaku berteman di depan, memasang wajah polos, sok peduli satu sama lain. Padahal di belakang temannya, saling membuka aib, saling merusak nama baik, saling rebut, baik pacar atau istri/suami temannya. Lalu ketika ditanya. "Lho kok lo tega, kalian kan teman dekat." Kebanyakan menjawab. "Kagak dekat-dekat amat kok, kita sering ketemu karena satu tongkrongan aja." Cih, munafik!

"Udah ah, gue balik ya, Nar." Mata Darius beralih pada Haura yang duduk tenang di samping umminya. "Uncle Darius pulang dulu ya, Cantik. Nanti Uncle beliin mainan rumah barbie lagi." Dia mengusap puncak kepala Haura.

"Hoi, jangan sentuh anak gue." Taufik menepuk keras tangan Darius.

"Gelo!" Darius mendengus kesal, punggung tangannya terasa sakit ditabok sama Taufik.

Lelaki berambut keriting itu meleletkan lidahnya.

"Abah!"

Taufik memeluk Sinar dari samping. "Iya, Ummi sayangku."

"Dih, najis gue!"

"Pulang lo!" usir Taufik.

Darius mengangkat bahunya lalu melangkah keluar rumah, dan meninggalkan kediaman sederhana milik keluarga Taufik dan Sinar.

Saat makan siang tadi, semua pegawai termasuk Darius diundang Sinar ke acara syukuran anak keduanya. Yang lain sudah kembali ke kantor setelah jam makan selesai tetapi tidak dengan Darius, dia memilih tinggal untuk bermain bersama Haura. Setelah sadar jam sudah menunjukkan pukul 16.23 dia akhirnya memutuskan untuk pulang.

Sebenarnya bukan pulang ke apartemennya. Namun, pulang ke apartemen Bella. Sudah cukup kesabaran Darius menunggu, dia sudah sangat rindu dan ingin bertemu dengan kekasihnya.

Persetan dengan janjinya untuk menghubungi Bella atau Tiana lebih dulu, Darius akan datang seperti biasa ketika dia ingin datang ke apartemen kekasihnya.

Mobilnya melaju pada kecepatan sedang di jalanan hingga mobilnya memasuki area parkir basement, baru saja akan membuka pintu mobilnya, gerakan tangannya terhenti melihat Bella keluar dari lift dengan langkah anggun. Darius tersenyum lebar siap menyambutnya. Namun, ketika Bella malah berbelok ke arah barat basement di sanalah dia sadar bahwa kekasihnya berjalan ke arah mobil yang terparkir tak jauh darinya.

Loveable Ties (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang