02 | Sepakat

20.3K 1.8K 30
                                    

Keifani terpaku di tempatnya, jantung yang tadi bertalu cemas dan senang kini berubah menjadi denyutan sakit. Bagaimana bisa Darius menawarkan pernikahan kontrak padanya? Sepertinya lelaki kebanyakan nonton sinetron hingga merusak otak pintarnya.

Bagi Keifani sebuah pernikahan bukan sesuatu yang main-main, pernikahan sakral. Dan sekarang Darius malah mengajaknya bercanda soal pernikahan.

Oh, tidak.

Lebih baik mereka membatalkan perjodohan ini, Keifani lebih rela untuk melepaskan kesempatan hidup bersama Darius daripada harus bermain-main tentang pernikahan.

"Maaf, Mas. Aku nggak bisa, menurut aku pernikahan itu sakral bukan untuk main-main apalagi memiliki batas waktu yang ditentukan dalam kontrak. Aku akan menikah sekali seumur hidup, untuk selamanya. Lebih baik kita batalkan saja perjodohan ini, nanti aku bilang sama Bunda untuk ngomong ke Tante Shalu. Aku yakin kok orangtua kita akan mengerti."

"Nggak boleh!" teriak Darius heboh. Pengunjung di cafe ini pun memandang tajam ke meja mereka karena terganggu.

Sementara Keifani sempat tersentak sampai mengelus dadanya, teriakan Darius cukup nyaring juga.

"Maksud, Mas?"

Darius menggaruk kepalanya salah tingkah. "Nggak bisa, Kei. Saya kenal Mami dengan baik, Mami sangat menyukai dan menginginkan kamu jadi menantunya. Walau Mami bilang memberikan kesempatan saya membawa calon istri tapi saya tahu itu hanya opsi cadangan, Mami tahu saya punya pacar. Saya memang belum bisa mempertemukan mereka tapi Mami saya nggak setuju dengan pilihan saya. Buktinya Mami tetap kukuh untuk menjodohkan saya dengan kamu."

"Kenapa Mas nggak coba dulu kenalin pacar Mas sama Tante Shalu?" Jujur Keifani tidak mengerti, Darius kan belum mencoba mengenalkan Bella sama maminya. Siapa tahu maminya suka, apa lelaki tak pernah tahu pepatah tak kenal maka tak sayang.

Darius mengusap wajahnya kasar, dia kira sangat mudah membuat kesepakatan dengan Keifani. Namun, ternyata dia salah. Keifani adalah perempuan yang punya prinsip yang kuat dan tak mudah goyah. Padahal jika dilihat-lihat perempuan dua puluh lima tahun ini tipe penurut, nyatanya dia salah besar. Darius harus memutar otak lalu mencari cara untuk menyakinkan Keifani menyepakati proposal kontrak pernikahan yang dia buat.

"Seperti yang saya bilang, Kei. Walau saya membawa pacar saya ke hadapan Mami, Mami pasti akan menolaknya."

"Mas harus optimis dong, harus yakin. Tante Shalu sayang banget sama Mas, dan aku yakin siapapun pilihan Mas, Tente pasti setuju. Karena semua orangtua mengutamakan kebahagian anaknya juga ingin yang terbaik. Begitu pula Tante Shalu."

"Oke, saya coba kenalkan Bella sama Mami." Darius mengalah untuk saat ini, jika dipikir-pikir perkataan Keifani ada benarnya juga. Walau kemungkinan terburuknya jawaban maminya tetap sama.

Keifani mengangguk kecil, wajahnya menunjukkan ketenangan tetapi tidak dengan hatinya yang berdenyut sakit. Siap atau tidak, dia harus menghadapinya. Jika setelah Darius berhasil mempertemukan Bella dengan maminya dan ternyata tente Shalu menyukainya, Keifani harus rela melepaskan perasaannya kepada Darius.

Katakan dia bodoh, melewatkan kesempatan untuk memiliki Darius seutuhnya.

***

"Jadi gimana?" tanya Darius pada Bella yang masih sibuk dengan salad buah di depannya, perempuan dua puluh tiga tahun itu terdiam memikirkan alasan tepat untuk menolak keinginan kekasihnya.

"Aku sibuk, Bee." Kembali dengan alasan yang sama.

"Sibuk gimana? Kata Tiana kamu free sampai minggu depan," seru Darius kesal, bagaimana tidak kesal coba? Alasan Bella benar-benar tidak masuk akal.

Loveable Ties (TAMAT) Where stories live. Discover now