01 | Kontrak

34.8K 2.1K 14
                                    

"Kamu sayang kan sama Mami?" Mata Shalu berkedip lucu membuat Irvin yang sejak tadi duduk di sampingnya mengulum senyum, dia tahu putranya tidak akan mampu menolak permintaan perempuan yang menjadi cinta pertamanya itu.

"Sayang, Mi. Sayang banget, Mami kenapa tanya itu lagi sih?" gerutu Darius yang mulai bosan dengan rajukan sang mami yang tak henti-hentinya meminta dirinya menerima perjodohan yang diatur kedua orangtuanya.

Seminggu sudah berlalu sejak saat pertama kali maminya mengutarakan keinginannya menikahkan dirinya dengan anak tetangga sekaligus sahabat maminya. Namun, Darius terus saja menolak dengan berbagai alasan tetap tidak berhasil. Buktinya maminya kembali merengek bahkan mulai mempertanyakan rasa sayangnya pada sang mami.

"Kalau gitu nikah ya sama Kei,"

Oh Tuhan, mendengarkan permintaan yang entah sudah berapa kali yang terucap dari bibir maminya. Jika saja maminya meminta membelikan tas seharga mobil itu dengan senang hati dia lakukan atau setidaknya berlibur keliling eropa, ah itu lebih mudah bagi Darius. Mudah meminta pada papinya.

Tetapi, menikah? Apalagi dengan jalan perjodohan.

Oh tidak.

Bukan, bukannya Darius tidak setuju dengan sebuah perjodohan. Hanya saja saat ini statusnya bukan lelaki lajang tetapi dirinya sudah memiliki seorang kekasih yang cantik dan mempesona.

Arbella Lafasati.

Yang sudah dipacarinya sejak dua tahun yang lalu, sayangnya pekerjaannya sebagai model profesional harus membuat Bella dituntut mengikuti sebuah kontrak dari agensi yang menaunginya.

Mami dan Papinya pun tak pernah bertemu dengan Bella, bukan karena Darius tak ingin memperkenalkannya. Hanya saja Bella selalu beralasan sibuk ketika rencana Darius akan membawanya bertamu ke rumah orangtuanya. Beberapa kali dia mengatur waktu untuk pertemuan ini dan itu selalu saja gagal.

"Mi, sudah aku bilang kalau aku lagi punya hubungan serius sama seorang perempuan, dan kami saling mencintai. Aku hanya akan menikah dengannya," jelas Darius frustrasi.

"Kalau gitu bawa pacar kamu ke sini. Mami dan Papi mau kenalan," tantang Shalu seraya melipat kedua tangannya di dada.

Darius terdiam, bingung menjelaskan.
"Kenapa diam Darius M Darwin?" Shalu kembali membuka suaranya.

"Mi," tegur Irvin yang sejak tadi hanya diam memperhatikan istri dan putranya berdebat.

Sebenarnya dia juga kasihan melihat wajah lelah dan frustrasi Darius, Irvin tak bisa banyak bicara. Bukan karena Shalu lebih mendominasi dalam pernikahan mereka hanya saja besarnya rasa cinta Irvin kepada istri membuat selalu tak berkutik untuk mengikuti keinginan Shalu, selama itu untuk kebaikan bersama. Dan sebagai istri pun Shalu tidak pernah berlebihan dalam meminta sesuatu yang berlebihan, tahu sendiri bagaimana mandirinya istrinya. Bahkan Irvin selalu was-was jika Shalu tidak lagi meminta sesuatu padanya, tandanya sang istri sudah tidak membutuhkannya lagi. Iya, kan?

Dan salah satu keinginan sang istri adalah perjodohan Darius dan Keifani bisa segera terwujud.

"Mami kasih kamu kesempatan bawa calon istri pilihan kamu segera, kalau nggak, kamu nggak bisa nolak perjodohan ini."

"Terserah, aku capek. Mau istirahat," Darius bukannya tak sopan, hanya saja kepalanya hampir pecah memikirkan ini semua.

Seandainya malam ini dia pulang ke apartemennya saja.

Aarggghhhh....

Darius membanting dirinya pada ranjang tanpa mengganti kemejanya bahkan sepatunya masih terpasang sempurna pada kakinya, tangan kanannya mengerut pelan kening untuk menghilangkan rasa lelah bukan hanya pada tubuhnya tetapi juga hatinya.

Loveable Ties (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang