22 | Bimbang

8.3K 729 48
                                    

"Kei, lo jadi ke acara syukurannya anak Salwa, kan?"

Keifani mengangguk. "Jadi, acaranya besok, kan?"

"Iya, gue dan Amara mau cari kado buat Abil nih. Lo mau ikut nggak?"

"Kapan?"

"Malam ini, gimana?"

"Oke, mau jalan sekarang?" Keifani melirik jam tangannya.

"Kita duluan aja, Amara katanya nyusul."

Theana dan Keifani beranjak meninggalkan Explorasa--kedai kopi milik Theana menuju PIM, dengan mobil Keifani. Karena jam pulang kantor sudah lewat sejam yang lalu, jalanan agak lenggang. Dia bisa sedikit santai membawa mobilnya.

"Gimana kabar lo?"

Keifani mengerutkan kening mendengar pertanyaan aneh dari Theana sebab mereka berkomunikasi setiap hari terus untuk apa sahabatnya itu menanyakan kabarnya. "Maksud lo?" tanyanya tak mengerti.

"Maksud gue gimana kabar hati lo?"

"Emang kenapa dengan hati gue?" Keifani makin bingung.

Jangan bilang Theana tahu sesuatu....

"Hampir lima bulan lo serumah dengan Darius, lo tahu maksud gue."

Keifani menghela napas lega, dia kira Theana tahu tentang pernikahan ketiga ayahnya. Ternyata bukan, syukurlah.

"Biasa aja!"

"Peres," komentar Theana mendengus. "Kalau nggak jantung lo seperti genderang mau perang atau darah lo mengalir lebih cepat."

Keifani mendelik. "Apaan deh lo!"

Theana terkekeh.

Honda jazz Keifani masuk area parkiran PIM yang cukup ramai, malam minggu tentu saja waktu para manusia menikmati akhir pekan.

"Mau ke mana dulu?" tanya Theana melangkah beriringan bersama Keifani.

"Amara udah di mana?"

Theana melirik jam tangannya. "Baru mau otw ke sini, karena malam minggu jalanan pasti macet."

Keifani mengangguk. "Beruntung kita keluar belum macet."

"Makanya gue pilih PIM, kan dekat dengan kedai." Keifani menggelengkan kepala. "Dan Amara ngamuk dong, karena posisinya lumayan jauh dari PIM." Theana tertawa jahat.

"Lo benar-benar deh." Keifani tidak tahu lagi mau ngomong apa, Theana tidak pernah kapok mengerjai Amara.

"Biarin aja! Gue kesal dong, siapa suruh tuh anak suka ngaret."

"Terus sekarang kita mau ke mana?"

"Mekdi yokk, gue ngidam mau makan burger," ajak Theana yang diiyakan langsung oleh Keifani.

McDonalds malam minggu ramai bukan main, dengan harga kantong anak SMA dan kuliahan. Rata-rata pengunjungnya kebanyakan remaja labil yang meski makan dan minumannya sudah habis tetap tidak beranjak dari duduknya, malah dengan santai mereka asyik cekikikan genit entah apa yang dibicarakannya.

"Cih, dasar anak alay. Belum cukup umur udah pada ganjen," komentar Theana.

Keifani dan Theana berhasil mendapatkan tempat duduk setelah menunggu setengah jam sampai ada yang berniat meninggalkan McDonalds, dia sudah menawari Theana untuk pindah di KFC atau AW atau sekalian Burger King, tetap ditolak dengan alasan pengennya burger McDonalds, titik!

Ada-ada saja.

"Kayak lo nggak pernah remaja aja," Keifani mengikuti pandangan Theana. "Biarkan mereka menikmati masa-masa remajanya sebelum menghadapi kerasnya dunia."

Loveable Ties (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang