36 | Cantik

9.2K 831 32
                                    

Saat Keifani membuka matanya, hal yang pertama yang dia lihat adalah wajah Darius dalam jarak dekat. Diam-diam dia mengulum senyum mengingat kembali perkataan Darius yang sungguh membuatnya terkejut disertai jantungnya mulai lagi berulah.

"Kei, boleh saya peluk kamu."

Awalnya Keifani tak percaya dengan permintaan tiba-tiba dari suami kontraknya, karena salah satu pasal dalam kontraknya dilarang melakukan kontak fisik kecuali di hadapan keluarga masing-masing. Jadi, bagaimana mungkin Darius meminta hal yang melanggar pasal kontrak mereka?

Tetapi dia juga melakukan hal yang sama, yaitu ikut melanggar kontrak dengan menganggukkan kepala mengizinkan.

Yang Keifani ingat malam tadi hanya ketika Darius mendekat seraya membuang guling di sampingnya lantas membawa tubuh mungilnya masuk ke dalam pelukan yang hangat. Keifani bahkan menahan napas ketika telapak tangan Darius berada di pinggangnya, sedang tangan satunya berada di belakang lehernya.

Jika Darius tadinya tak bisa tidur, kini giliran Keifani yang susah tidur di dalam pelukan lelaki itu, bukannya tak nyaman. Demi Tuhan, Keifani sangat nyaman bahkan dia berharap bisa merasakan kenyaman ini selamanya. Hanya saja detak jantungnya terlalu lebai bertalu, seakan ikut merasakan rasa membuncah senang.

Keifani menatap rakus wajah Darius dari dekat, menyimpan dalam memorinya untuk dijadikan kenangan terindah dalam hidupnya. Katakan dia lebai, tetapi yang namanya jatuh cinta akan membuat pelakunya bersikap berlebihan seperti yang terjadi pada dirinya.

Saat kelopak mata Darius bergerak pelan, Keifani lantas menutup matanya kembali pura-pura tidur, mengatur napasnya teratur supaya Darius tak menyadarinya.

Berapa detik tak ada reaksi, tetapi dia yakin Darius kini sedang menatapnya. Buktinya detik berikutnya Keifani merasakan elusan lembut di pipinya, lalu tak lama kemudian, dia merasakan keningnya seperti disentuh oleh benda kenyal dan lembut. Keifani berusaha keras menahan napasnya saat ini, wajahnya mungkin saja sudah memerah. Dia hanya berdoa dalam hati agar Darius tidak menyadarinya.

Ciuman lembut di keningnya tak berlangsung lama sebab Darius menjauhkan wajahnya, sebelum beranjak Keifani mendengar jelas ucapan lelaki itu. "Thanks, Kei."

Ranjang bergoyang seiring gerakan Darius sebelum menghilang di balik pintu kamar mandi, Keifani membuka matanya seraya mengatur napasnya yang sesak, jantungnya berdetak keras, perutnya seperti dipenuhi jutaan kupu-kupu seolah menggelitiknya.

Sementara di kamar mandi, Darius tak henti-hentinya tersenyum. Mengingat semalam yang dia lakukan, berani melanggar kontrak mereka. Ungkapan itu hanya sebuah spontanitas darinya, jika pun Keifani menolak dia tak akan memaksa. Tetapi anggukan mantap perempuan bermata kelam itu merobohkan pertahanannya karena detik itu juga Darius membawa tubuh mungil istri kontraknya dalam pelukannya.

Hangat dan nyaman.

Rasanya Darius ingin setiap hari merasakan pelukan Keifani.

Dia lantas menggelengkan kepalanya, apa yang dipikirkannya? Otaknya pasti sedang bermasalah.

Tetapi berkat pelukan Keifani juga lah bisa membuat tidur nyenyak setelah dua hari kemarin dirinya susah tidur.

Apa Keifani punya obat tidur dalam dirinya? Atau karena....

Tok.. Tok..

Ketukan pintu disertai panggilan dari suara lembut Keifani menyentaknya.

"Ya, Kei." Darius berseru.

"Mas masih lama nggak di dalam? Aku mau...."

Klek.

Darius memutar kunci disusul pintu terbuka dari dalam. "Kamu mau apa?"

Loveable Ties (TAMAT) Where stories live. Discover now