51 | Siapa Sebenarnya?

7.1K 670 20
                                    

Pintu terkuak dari luar menghentikan gerakan tangan Deana yang sedang menyuapkan bubur ayam kepada Mami, pandangan kedua perempuan yang sangat Darius cintai beralih padanya dan Keifani. Deana menyambutnya dengan senyuman manis sedangkan Mami melongos ke arah jendela.

Darius dan Keifani mendekat sampai ke ranjang Mami yang berada di tengah ruangan. "Papi mana, De?" tanya Darius seraya melirik Mami yang belum mengalihkan pandangan dari jendela.

Deana ikut melirik Mami sebelum menjawab, "Pulang bentar, mau ambil baju ganti dulu. Malam ini giliran Papi yang jaga."

"Lho, Papi lagi yang jaga, harusnya giliran aku dan Kei yang jaga Mami," protes Darius mencebik. "Telepon Papi gih, De. Bilang malam ini yang jaga Mami biar aku dan Kei."

Deana baru saja akan berdiri mengambil ponselnya di atas meja terhenti karena suara dari Mami. "Nggak usah, De. Mami malam ini mau ditemenin Papi aja."

Darius menatap Mami yang sedang menatap Deana. "Tumben, emang Mami nggak mau aku dan Kei yang nemenin nih?"

Mami mengabaikan Darius. "De, Mami mau minta minum dong, tenggorokan Mami seret nih."

Keifani yang sejak tadi hanya diam menundukkan kepalanya, bukannya tak mau menatap Mami. Hanya saja dia takut Mami menatapnya dengan tatapan kebencian.

"Mami, kok gitu sih? Aku dan Kei kan mau jaga Mami malam ini, apa Mami nggak kasihan ya sama Papi yang harus bolak-balik terus." Darius masih berusaha membujuk Mami, mungkin tak mudah sebab dia tahu kesalahannya kali ini benar-benar fatal. Tetapi dia tak akan menyerah, Darius akan berusaha mendapatkan maaf Mami.

"De, ambilin hape Mami dong. Mami mau telepon Papi."

Lagi-lagi Mami mengabaikan Darius, seolah Darius dan Keifani makhluk tak kasat penunggu rumah sakit.

"Mi, kok aku dicuekin sih?" rengek Darius manja.

Deana berada di posisi yang sulit, kasihan juga melihat kakaknya yang berusaha membujuk Mami sedangkan Mami terus saja mengabaikannya.

Setelah memberikan ponsel Mami, Deana segera berjalan ke arah pintu. "Mi, De mau ke kantin ya, lapar nih." Dia tahu Mami akan menahannya, maka tanpa menunggu jawaban Mami, dia segera membuka pintu dan kabur. Dia akan memberikan waktu Mami, Darius, Keifani menyelesaikan masalahnya.

Sementara di dalam kamar inapnya Mami menggerutu tak jelas seraya menatap ponselnya, Mami kesal karena Deana malah pergi meninggalkannya bersama Darius dan Keifani. Bukannya apa? Dia hanya masih kesal pada keduanya, ah bukan kesal saja juga kecewa.

Sedang Darius mengambil kesempatan ini untuk membuat Mami berhenti mengabaikannya, dia membawa Keifani ke sofa yang tak jauh dari ranjang. Mendudukkan dengan begitu hati-hati, lalu ikut duduk di samping istrinya.

"Sayang, kepala Mas sejak tadi sakit banget. Tolong pijitin dong," pinta Darius, tanpa menunggu respon Keifani. Segera saja di membaringkan kepalanya di pangkuan sang istri.

Keifani melotot, dia tak habis pikir dengan tingkah Darius. Bagaimana bisa lelaki itu malah menunjukkan keromantisan di depan Mami, padahal dia dan Darius tahu Mami saat ini sedang marah pada mereka.

"Yang, kok bengong sih? Cukup Mas dicuekin Mami ya, kamu jangan dong."

Darius mengedipkan sebelah matanya, barulah Keifani mengerti kode lelaki itu. Meski bingung dengan rencana Darius, dia tetap melakukan pijatan-pijatan lembut pada kening lelaki itu.

Diam-diam Darius melirik Mami yang menatapnya seraya mendengus keras, dia berusaha menahan tawanya melihat Mami yang kesal, wajah Mami memerah, entah marah atau malu. Tetapi di matanya terlihat menggemaskan.

Loveable Ties (TAMAT) Where stories live. Discover now