24 | Skandal

9.1K 789 50
                                    

"Bell, Ivanka ngabarin kalau Darius nyari lo ke kantor agensi kemarin?"

"Apa?!" Bella berseru panik, wajah cantiknya terlihat gelisah. "Kok bisa? Terus, Anka ngomong apa?"

"Lo beruntung karena Darius ketemunya dengan Anka, jadi dia ngomong lo ada kerjaan di luar negeri. Mereka katanya ngomong bentaran doang, Darius langsung balik begitu Anka bilang mau ke butik Marina."

Bella mendesah lega, dia benar-benar beruntung karena yang ditemui Darius itu Ivanka. Jika orang lain maka Darius akan tahu kalau selama ini dia sudah tak berada dinaungan agensi model StarBie. Apalagi alasan di balik putusnya kontraknya, bisa hancur semua rencananya.

"Terus Ivanka minta apa?" Bella tahu Ivanka akan minta balasan setelah ini.

"Tas hermes lo."

Bella melototkan matanya. "Gila! Lo tahu itu kan tas kesayangan gue."

Tiana mengangkat bahunya acuh. "Tapi menurut gue nggak ada apa-apanya sama isi saldo Darius, lagian lo kan bisa minta yang tas baru sama Om Frans."

Benar juga!

"Ya udah deh, kasih aja." Tiana mengangguk puas.

Bicara soal Ivanka, perempuan itu model sekaligus teman dekat Bella di StarBie. Sama-sama mempunyai ambisi besar untuk menjadi model membuat mereka menghalalkan segala cara, termasuk bermain-main bersama petinggi-petinggi kantor, pejabat, dan pengusaha.

Kesamaan mereka membuatnya semakin dekat, bahkan beberapa kali bertukar pasang.

Gila! Tetapi menantang.

"Lo harus segera hubungi Darius, sebelum dia mencari tahu lebih dalam. Bisa gawat kalau dia tahu kelakuan busuk lo!" saran Tiana.

"Iya, ini gue mau telepon sekarang. Hhh! Kalau bukan duitnya banyak, gue udah buang tuh laki."

Dengan kasar Bella menekan layar ponsel dengan jari lentiknya.

"Bukan Darius butuh lo tapi lo butuh dia, jangan dibuang dulu sebelum lo dapat yang lebih sultan dari dia. Atau nggak hartanya setara dengan punya keluarga Darius."

Bella mendengus. "Om Frans juga kaya."

"Tapi dia udah punya istri."

"Terus apa bedanya sama Darius."

Tiana menoyor kepala Bella. "Oon! Bedalah, Darius kan menikah kontrak sama istrinya. Lagian dia bucin gitu sama lo!"

Bella menatap lama layar ponselnya yang menampilkan nama Darius, belum ada niat menekan tombol hijau. "Bucin juga, dia nggak akan nikahin gue! Nyokapnya nggak pernah kasih restu."

Tiana mengejek. "Coba lo pikir, apa nyokapnya akan merestui anaknya nikah sama lo!" Sang asisten menatapnya lekat. "Lo beruntung, nyokapnya nggak ngomong ke Darius soal kelakuan busuk lo."

Bella menyandarkan tubuhnya di sofa, menatap kosong layar TV yang tidak menyala. "Itu dia, gue nggak ngerti kenapa nyokap Darius memilih diam. Padahal dia bisa mengatakan yang sebenarnya soal gue."

"Lo harusnya bersyukur dong," Tiana menepuk bahu Bella. "Makanya dari sekarang lo harus cari lelaki yang bisa jamin hidup lo sebelum Darius tahu kelakuan lo di belakangnya."

"Sialan!" Tiana tertawa.

"Gue teleponnya di kamar aja." Bella beranjak masuk ke dalam kamar untuk menelepon Darius.

Tiana mengangkat bahunya acuh. "Terserah lo! Cari alasan yang tepat supaya Darius percaya."

Brak...

Ucapannya dijawab bantingan pintu.

Loveable Ties (TAMAT) Where stories live. Discover now