52 | Baik-Baik Saja

7.8K 707 22
                                    

"Apa sebenarnya tujuan, Tante? Dan darimana Tante mendapat salinan surat kontrak saya?"

Lena tersenyum kecil begitu rentetan pertanyaan yang dilontarkan Darius, dia tahu lelaki itu pasti sangat penasaran. Mungkin Darius bisa saja mencurigai satu orang yang berpotensi besar membongkarnya.

"Kamu nggak perlu tahu itu, cukup saya jawab apa tujuan saya sebenarnya. Ya apalagi kalau bukan untuk menghancurkan hidup Kei!"

Darius dan Irvin tidak terkejut lagi dengan yang dikatakan Lena, tentu saja tujuan utama perempuan itu adalah Keifani.

"Tapi kenapa dengan Kei? Dia nggak pernah sama sekali menganggu Tente, apa salah dia pada Tante?" Darius masih mencoba untuk bersabar.

"Salah dia adalah lahir di dunia ini," jawab Lena kelewat santai, tanpa rasa bersalah sama sekali.

Darius mengepalkan kedua tangannya di atas meja, menahan diri untuk tidak memberikan satu pukulan pada Lena, sungguh emosinya sudah diambang batas, perempuan satu ini benar-benar jelmaan iblis.

"Anda seharusnya tahu diri, Anda yang merusak rumah tangga orang lain, mengambil milik dan hak orang lain. Memisahkan seorang istri dari suaminya dan seorang anak dari Ayahnya, Anda ini perempuan lho, mengapa sampai tega melakukan perbuatan jahat seperti ini?"

Lena beralih pada Irvin yang tak termakan usia, tetap tampan dan mempesona. Dia seketika diliputi rasa iri luas biasa, seandainya dia lebih dulu mengenal lelaki paruh baya ini, dia pasti akan menggodanya ketimbang Brian yang sekarang bahkan tidak ada apa-apanya.

"Salahkan saja Brian yang gampang tergoda, atau mungkin saja Iis yang tak bisa memuaskan hasrat suaminya jadi Brian akhirnya mencari kesenangan pada orang lain." Lena tersenyum menggoda, sayangnya baik Irvin maupun Darius tak ada yang tertarik sama sekali. Bahkan ketimbang tergoda, mereka malah jijik.

Bukan karena fisik perempuan itu melainkan dari hatinya yang busuk.

"Sayangnya tujuan Tante untuk menghancurkan hidup Kei nggak bisa terwujud, apakah Tante nggak tahu berurusan dengan siapa, hah? Jadi, saya tekankan pada Tante jangan pernah mengusik keluarga kami lagi, sekali lagi Tante datang mengacau, saya nggak akan membiarkannya."

"Oh jadi kalian mengajak saya bertemu untuk mengancam saya?"

"Kami tidak mengancam tapi hanya memperingatkan saja."

Lena menyandarkan tubuhnya pada kursi lalu menatap kedua lelaki beda generasi dengan senyum sinis. "Kalian pikir saya akan takut gitu? Saya tekankan ya, saya nggak akan berhenti sebelum Kei dan Iis benar-benar hancur. Dan saya akan pastikan pada saat itu terjadi, kalian nggak akan bisa berbuat apa-apa selain menyesalinya. Saya mengatakan bukan bentuk ancaman tapi sebuah peringatan."

Darius bangkit berdiri hingga membuat kursi yang terdorong ke belakang menimbulkan suara yang cukup nyaring, Irvin segera menahannya.

"Sudah, Dar."

Rahang Darius mengeras. "Saya nggak main-main, Tante."

"Kamu pikir saya sedang main-main, hah?" balas Lena santai, sedikit lagi. Dia berhasil memancing emosi Darius.

"Dar, ayo pulang. Jangan ladeni perempuan ini!" ajak Irvin seraya berdiri. "Padahal saya ingin bicara baik-baik, tapi sayangnya Anda begitu keras kepala. Saya akan memaafkan tentang masalah kemarin sekaligus berterima kasih pada Anda...."

Kening Lena berkerut bingung, menampilkan garis halus di sana. Senyum sinis yang dia tampilkan menghilang di sana.

"Terima kasih karena dengan memberikan surat itu pada saya dan istri saya, kami pun segera mengambil tindakan yang cepat. Saya tahu, salah satu tujuan Anda menghancurkan Kei adalah berhasil membuat mereka berpisah, bukan?" Irvin menyeringai sinis. "Sayang sekali, rencana Anda itu sia-sia. Karena kontrak itu nggak akan berpengaruh sama sekali pada keluarga kami, malah pernikahan itu akan berjalan normal seperti pernikahan pasangan lainnya. Yang artinya Darius dan Kei nggak akan berpisah sama sekali, kecuali kalau dipisahkan oleh Tuhan."

Loveable Ties (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang