16 | Minta Maaf

9.9K 827 24
                                    

Darius membuka mata begitu merasakan sinar matahari dari balik terai jendela yang tidak tertutup sempurna, dia tidak ingat mengapa dia sampai di kamarnya dengan selamat. Padahal hal terakhir diingatnya adalah dia masih berada di koridor lantai unit apartemennya. Sampai ketika tubuhnya tak sanggup menahan kepalanya yang berat, sebuah tangan mungil membantunya.

Bayangan wajah Keifani yang terakhir dia lihat sebelum matanya tertutup rapat.

"Kei," gumamnya sadar, mengamati sekeliling kamarnya yang tampak rapi. Barang yang diletakkan pada tempatnya tidak bergerak satu senci pun membuat mendesah lega.

Keifani pasti yang membawanya sampai ke kamar, karena hanya perempuan itu yang ada di apartemen ini. Entah mengapa dia tidak marah ketika tahu Keifani dengan lancang masuk ke kamarnya, ya itu bisa Darius jadikan toleransi untuk istri kontraknya.

Keifani bukan orang yang suka memegang barang yang bukan miliknya, karena barangnya masih aman. Alasan mengapa tidak ada yang bisa memasuki kamarnya selain Mami adalah Darius itu orang yang pelupa, sangat parah.

Kalau bukan dia sendiri yang mengatur barang-barangnya, maka sudah dipastikan Darius akan kelimpungan sendiri.

Pernah, sewaktu masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Dirinya pernah kelabakan gara-gara mencari dasi yang ternyata terselip di samping ranjang, dan akibat kejadian itu Darius dihukum dihari pertama masa oreantasi siswa. Dia tak akan pernah melupakan kejadian itu seumur hidupnya, kejadian yang paling memalukan karena sang senior memintanya bernyanyi lagu dangdut seraya berjoget ala Inul Daratista---goyang ngebor---di depan lapangan yang dipenuhi siswa-siswi baru.

Sejak saat itu Darius tidak pernah teledor untuk menyimpan barang-barang yang dipakainya, bahkan dia sendiri yang akan meletakkan dan merapikan barang-barang yang ada di kamarnya, setiap sudah dia pakai langsung disimpan pada tempatnya. Kecuali kemeja dan celananya, urusan cucian juga Darius sudah melakukannya sendiri. Hanya Mami yang tahu tata letak barang-barangnya maka itu cuma Mami yang bisa masuk ke dalam kamarnya, tidak Deana ataupun Papi.

Deana bahkan sempat berhasil masuk kamar Darius untuk meminjam salah satu koleksi jam tangannya, lelaki itu langsung tahu barangnya ada kurang satu dan mencari tahu pelaku yang berani masuk dalam kamarnya. Hingga Deana tersangka utama ketahuan Darius, tidak ada bentakan memang tetapi Darius mogok bicara ke Deana selama seminggu. Hingga membuat adiknya merasa menyesal. Apalagi setelah tahu alasan dari Mami.

Kejadian saat SMP itu hanya awal, karena sejak itu entah sudah banyak kesialan yang menimpa Darius. Padahal dia sudah berhati-hati menyimpan barang-barangnya, tetapi yang namanya musibah tidak ada yang bisa menduga begitu juga Darius. Parahnya lagi kejadian memalukan itu menimpanya kembali saat duduk dibangku SMA.

Ah, lupakan. Kejadian itu sudah tiga belas tahun yang lalu!

Tok... Tok...

Ketukan pintu memaksanya bangkit dari ranjang, Darius tidak akan membiarkan Keifani masuk untuk kedua kalinya. Cukup kemarin malam saja, itupun bisa dia toleransi karena membantunya.

Wajah cemas Keifani terlihat setelah dia membuka pintu, terdengar jelas perempuan itu menghela napas lega.

"Aku kira Mas masih tidur, gimana kepalanya masih pusing?"

Darius berdehem tanpa menjawab pertanyaan Keifani, dia berlalu berjalan ke dapur dengan semponyongan mengabaikan istri kontraknya yang mungkin bingung dengan sikapnya.

Bukannya apa, Darius saat ini butuh air putih untuk menghilangkan dahaganya.

Sementara Keifani masih berdiri gelisah di depan kamar seraya menggigit bibir bawahnya. "Apa Mas Darius marah kalau aku nekat masuk kamar Mas? Tapi kan," Dengan langkah mantap Keifani menyusul Darius. "Mas, maaf kalau kemarin aku lanc----" Ucapannya dipotong Darius.

Loveable Ties (TAMAT) Where stories live. Discover now