54 | Perbuatan Keji

8.6K 701 9
                                    

"Nomor lo semalam nggak bisa dihubungi, lo nggak pulang, Bel?"

Bella yang sedang membubuhkan bedak pada wajahnya sontak terhenti, dia menoleh sekilas pada Tiana sebelum kembali pada wajahnya. "Gue bareng Om Hartanto semalam," jawabnya santai.

Kening Tiana berkerut samar. "Nginap?" Kali ini Bella mengangguk. "Tumben lo mau nginap, bisanya abis kencan lo langsung pulang."

"Bayaran nggak main-main." Bella menyeringai.

"Emang apa?" tanya Tiana penasaran.

"Liburan trip ke Eropa sekaligus uang jajan, makan, menginap di hotel bintang empat, dan ...." Bella sengaja memberi jeda pada kalimatnya.

Tiana semakin dibuat penasaran. "Dan?" tanyanya tidak sabaran.

"Dan satu set berlian permata safir edisi terbatas." Bella tersenyum pongah.

"Wohhhh." Tiana bertepuk tangan heboh, dia bahkan geleng-geleng kepala saking tidak percaya. Baru kali ini bayaran Bella sangat-sangat tinggi, tak heran jika Bella mau diajak menginap di hotel.

Hartanto Dahlan salah satu pengusaha terbesar di Palembang, perusahaan jam tangan mewah dengan berbagai jenis di dunia. Outlite-nya bukan hanya tersebar di seluruh Indonesia tetapi ada juga di penjuru dunia lainnya, seperti Benua Eropa, Amerika, dan Asia.

Bella mengenal Hartanto jauh sebelum berpacaran dengan Darius, bisa dikatakan Hartanto itu adalah klien pertamanya. Hanya saja karena kesibukan Hartanto yang sering sekali keluarga negeri mengurus bisnisnya hingga membuatnya tak pernah bertemu setelah tiga tahun yang lalu.

"Gue juga nggak bakal bisa nolak kalau bayaran segede itu. Gila lo, Bel. Bisa aja dapat tangkapan besar," puji Tiana bangga.

"Gue udah lama nunggu ini, sejak pertama kencan sama Om Hartanto tiga tahun yang lalu, gue nggak bisa move on. Bukan hanya bayarannya yang memuaskan tapi juga goyangannya, gue sampai kewalahan tiap diajak main." Bella mengedipkan mata genit.

Tiana tergelak. "Pilihan kata-kata lo vulgar sekali," Dia geleng-geleng kepala. "Berarti lo dapat jackpot dong, puas bayarannya, puas juga di tempat tidur."

Bella tertawa kecil. "Ya gitulah, pantas aja istrinya ada dua. Kuat gitu."

"Napa lo sekalian daftar jadi yang ketiga?"

"Ogah!" Bella mendelik, tawanya sudah menghilang digantikan raut masam. "Gue udah bilang kan gue anti komitmen."

"Ya ya ya, gue tahu."

"Udah ah, gue janjian makan siang bareng Om Hartanto nih." Bella berdiri setelah memakai heels LV---berwarna putih---keluaran terbaru yang baru dia beli kemarin, lalu mengandeng tas tangan LV dengan warna yang senada.

Bibir tebal yang berwarna merah merekah membentuk senyuman yang menggoda, menatap pantulannya di cermin, drees pas body tanpa lengan sepanjang lutut melekat indah di tubuhnya, belum lagi anting berlian menghiasi telinganya mempercantik penampilannya.

"Hari ini Om Harta mau balik ya?" Tiana sengaja menyingkat nama Hartanto menjadi Harta, alasannya karena Hartanto uangnya berseri. Tak akan habis sepuluh turunan.

"Iya, makanya siang ini mau makan siang bareng. Lo antar gue ya."

"Siap, tapi bayarannya apa?"

Bella memutar bola matanya. "Lo mau apa?"

Mata Tiana sontak berbinar mendengar pertanyaan Bella. "Ikat pinggang Gucci lo yang kemarin lo beli," jawabnya tanpa beban, itu sudah menjadi incarannya dari dulu, hanya Bella lebih dulu membelinya hingga dia tak dapat bagian.

Loveable Ties (TAMAT) Kde žijí příběhy. Začni objevovat