57 | Pandangan Iri

7K 637 9
                                    

"Gue nggak nyangka lo berakhir di sini, Mbak?"

Bella menatap tajam perempuan yang merupakan kakak kandungnya, berbeda dengan pertemuan terakhir mereka. Lena kini tampak berantakan, dia tersenyum miris. Karena disaat bersamaan dirinya juga sedang tertimpa masalah besar.

Diam-diam Bella menyentuh perutnya yang tertutup kaos Gucci yang dipakainya.

"Bell, lo harus bantuin gue. Keluarin gue dari sini, gue nggak betah, Bell. Lo kan punya banyak kenalan orang kaya, lo minta bantuannya untuk menyewa pengacara biar gue bisa lepas dari sini." Lena mengambil tangan kiri Bella lalu mengenggam dengan kedua tangannya, wajah angkuhnya kini memelas.

Bella menarik tangannya hingga terlepas, lantas menggeleng. "Gue nggak bisa bantuin lo, Mbak. Terlalu banyak kasus yang menjerat lo, kasus penggelapan dana perusahaan mantan suami lo, belum lagi lo itu pemakai sabu, dan baru-baru ini percobaan pembunuhan. Lo pikir dengan menyewa pengacara lo akan bisa keluar dari sini, nggak, Mbak." Bella mengetahui semuanya dari pihak kepolisian yang menangani kasus Lena, sebelum menemui kakaknya.

Tiba-tiba Lena tertawa keras, terdengar menyeramkan membuat Bella merinding. "Lo tahu nggak siapa korban yang mau gue bunuh itu?"

Kening Bella semakin berkerut. "Itu bukan urusan gue, siapa pun orangnya jelas nggak ada hubungannya sama gue."

"Tentu saja ada! Dia Keifani, istri dari Darius." Bella menegang begitu nama Darius disebut Lena, sudah lama sekali dia tak mendengar tentang mantan kekasihnya, jangankan nama, kabar tentangnya saja Bella sudah tak tahu.

"Darius?" lirihnya pelan.

Lena tersenyum licik, sudah dia duga jika Darius masih berpengaruh untuk Bella. "Ya, mantan lo itu sekaligus suami dari anak tiri gue."

"Terus apa hubungannya dengan gue, Mbak?" Raut Bella sudah kembali normal.

"Ya kita bisa sama untung, kalau Kei mati. Gue bakal hidup tenang dan lo bisa kembali mendapatkan Darius."

"Buat apa gue mendapatkan Darius lagi, Mbak? Kami udah putus, dan gue nggak ada rencana balikan sama dia lagi."

"Lo yakin?" Lena mengangkat sebelah alisnya, seraya mencondongkan tubuhnya. "Kalau ternyata Darius masih cinta sama lo, gimana?"

Bella menelan ludahnya kasar, tak bisa dipungkiri hatinya mendadak bergetar. "Maksud lo, Mbak?"

Lena mengembangkan senyumnya makin lebar, sedikit lagi, batinnya. "Gimana kalau Darius belum bisa move on?"

"Nggak mungkin," jawab Bella sembari terkekeh miris. "Darius pasti udah bahagia sama istrinya."

"Istri kontrak," tambah Lena cepat. "Mereka hanya menikah di atas perjanjian kontrak, bukannya tinggal tiga bulan lagi Darius akan menjadi duda."

Bella menggelengkan kepala. "Nggak, nggak mungkin." Dia masih terus menyangkal, membohongi hatinya yang mulai goyah dengan pengaruh Lena.

"Bell, Bell, lo nggak usah menyangkal deh. Kita semua tahu, lo dan Darius pacaran selama dua tahun. Itu jelas bukan waktu yang singkat, bukan? Kalian menghabiskan waktu bersama selama dua tahun ini. Lo yakin Darius akan move on secepat itu, lagian ya, kalaupun Darius terlihat bahagia menjalani pernikahan kontraknya. Itu hanya kamuflase, Darius hanya menjadikan Kei sebagai pelampiasan sakit hatinya pada lo."

Bella terdiam menatap kosong meja kayu di hadapannya, melihat itu Lena menyeringai puas sebelum melanjutkan perkataannya. "Lo harus rebut Darius kembali, dia milik lo bukan milik Kei ataupun perempuan lain. Dari awal cinta Darius hanya untuk lo bukan yang lain, percaya sama gue, Bell. Gue yakin Darius masih mencintai lo."

Loveable Ties (TAMAT) Where stories live. Discover now