03 | Tunangan

17.1K 1.6K 24
                                    

"Tante Shalu kenapa bisa sakit?" tanya Keifani saat menemani Shalu di ruang rawat, Irvin harus pulang untuk mengambil perlengkapan mandi serta baju untuknya dan istri. Sedangkan Iis sempat bertemu teman lamanya dan saat ini sedang berada di kantin.

"Tante kesal sama Darius, Kei." Shalu pikir ini saatnya bercerita berdua dengan Keifani.

"Kesal kenapa, Tan?" Sebenarnya Keifani sangat penasaran, pasalnya mami Darius ini selalu terlihat ceria dan sekarang malah terbaring tak berdaya di rumah sakit.

"Masa dia berani bawa model itu ke rumah," jawab Shalu kesal.

Keifani bingung memberikan komentar.

"Tante nggak suka sama model itu, Kei." Keifani menggaruk kepalanya.

"Kenapa Tente nggak suka? Bukannya itu pacar Mas Darius, perempuan pilihan dan dicintai Mas Darius."

"Karena dia itu...." Shalu menggantung kalimatnya membuat Keifani menunggu dengan sabar. "Pokoknya Tante nggak suka!"

Shalu mengambil tangan kanan Keifani lalu mengenggamnya erat. "Kei, Darius putra Tante satu-satunya, Tante nggak mau dia mengambil langkah salah dan akhirnya menyesal di kemudian hari. Perempuan itu nggak baik. Dia jahat. Tante nggak ridho dunia akhirat kalau perempuan jadi istri Darius."

"Tapi, Tan."

Shalu cepat-cepat menggeleng. "Kei, please... hanya kamu yang Tante mau jadi istri Darius, Tante percaya dan yakin Darius akan bahagia bersama kamu." Genggaman tangan Shalu semakin erat, ditambah wajah memohon membuat Keifani menjadi tak tega untuk menolak.

"Kamu mau kan menikah sama Darius?" Dengan berat hati Keifani mengangguk meski hatinya tak yakin.

***

"Ada yang mau kamu tambahkan lagi?" Darius menatap lekat perempuan di hadapannya.

Keifani yang tadinya serius membaca kontrak kini mendongak. "Nggak ada, aku nggak masalah dengan isi kontraknya."

Darius mengangguk. "Baiklah, kalau gitu kamu silakan tanda tangan."

Keifani membubuhkan tanda tangan di  atas materai 10.000 pada surat kontrak itu lalu kembali menyerahkan pada Darius yang ditolak lelaki itu.

"Kita masing-masing simpan salinannya, tapi ingat jangan sampai surat ini diketahui oleh orang lain. Terutama Mami, Papi, dan Bunda kamu."

Keifani hanya mengangguk.

"Setelah ini kita umumkan pernikahan kita pada para orangtua," kata Darius setelah mengesap cappucino-nya.

"Terus bagaimana dengan Bella?" tanya Keifani.

"Saya sudah ngomong sama Bella dan dia nggak keberatan." Darius menjawab santai.

"Gila!" umpat Keifani pelan. Darius menanggapinya dengan santai, malah kembali menandaskan cappucino-nya.

"Saya ada janji sama Bella malam ini, kamu masih mau di sini atau mau saya antar pulang," tawar Darius yang langsung ditolak Keifani.

"Aku ada janji sama teman, Mas. Sebaiknya Mas pulang duluan saja."

Darius mengangguk. "Baiklah, kalau gitu saya duluan ya."

Keifani hanya memandang tubuh Darius yang sudah menghilang dari pandangannya, dia lalu menghela napas kasar seraya mengacak pelan rambut sebahunya. Mengabaikan para pengunjung kedai ini yang mungkin mengira dirinya gila karena ditinggal pacar.

Suara kursi yang ditarik membuat Keifani mengangkat kepalanya. "The, gue kayaknya sudah gila!"

"Emang!" seru Theana dengan santai.

Loveable Ties (TAMAT) Where stories live. Discover now