04 | Otw Akad

16K 1.5K 33
                                    

Persiapan pernikahan Darius dan Keifani tinggal sebulan lagi, bayangkan mereka diberikan waktu dua bulan saja untuk mempersiapkan semuanya. Bahkan Shalu hanya memberikan waktu sebulan setelah acara pertunangan. Namun, ditolak keras oleh Darius. Lelaki itu mengatakan banyak hal yang harus dia kerjakan di kantornya sebelum mengambil cuti untuk menikah.

Padahal perusahaan itu adalah milik lelaki itu sendiri, yang dibangun lima tahun yang lalu bersama teman baiknya, Taufik dan Sinar. Pasangan suami istri yang menikah dua tahun yang lalu, kini dianugrahi seorang anak perempuan berusia satu tahun bernama Haura Hanandi.

Perusahaan mereka bergerak dibidang pengiriman barang di seluruh kota di Indonesia, yang sekarang bekerja sama dengan salah aplikasi belanja terbesar, Ayobeli.com.

Walau terbilang perusahaan baru, jasa pengantaran Jasakarsa ini terbilang banyak diminati pelanggan setia belanja secara online. Hanya dari sekian banyaknya aplikasi yang ada di Indonesia, hanya Ayobeli.com yang mau diajak kerja sama. Karena salah satu aplikasi terbesar yang terpercaya dan selalu memberikan kenyamanan serta keamanan pelanggan.

"Hoi, calon manten sibuk banget?" Taufik masuk ke ruangan Darius tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, hal sudah biasa yang dia lakukan meski Darius sudah beberapa kali memperingatkannya.

"Hmm," jawab Darius enggan, matanya masih menatap laporan di tangannya.

"Kapan lo ambil cuti?" Taufik tanpa tahu malu mengambil stoples keripik kentang di atas meja Darius lalu memakannya.

Darius mengangkat kepalanya. "Nanti."

"Nanti kapan? Pernikahan lo tinggal sebulan lagi lho, nyokap lo bahkan tiap hari neror gue."

"Ngapain Mami neror lo?"

"Ya karena pernikahan lo udah dekat tapi lo masih sibuk di kantor." Taufik berseru gemas.

"Masih ada sebulan lagi, masih lama." Darius kembali menatap laporannya.

"Kalau pernikahan lo tahun depan baru lama, ini sebulan lagi, Us."

Darius menatap tajam Taufik. "Jangan panggil gue kayak gitu!"

Taufik memasang tampang polos. "Lho, kenapa? Bukannya nama lo Darius, kan? Kalau disingkat jadinya Us. Lo gimana sih?"

"Lo bisa kembali ke ruangan lo nggak?" Darius mengabaikan kalimat Taufik barusan, malah mengusir dengan tangannya.

"Tega lo, Us." Taufik merajuk yang kembali diabaikan Darius. Mau tak mau Taufik bangkit lalu membawa stoples milik Darius keluar dari ruangan. Sebelum dia menutup pintu, Taufik sempat mendengar suara teriakan Darius meminta stoplesnya.

Taufik cekikikan.

"Akang kenapa cekikikan kayak kunti gitu?" tanya Sinar dengan alis berkerut.

"Biasa, calon manten lagi sensi tuh. Akang punya niat baik ngehibur malah diusir dari ruangannya, ya udah Akang bawa aja keripiknya." Taufik menunjukkan stoples di tangannya.

Sinar menggelengkan kepalanya. "Kang... Kang, jail banget jadi orang." Perempuan tiga puluh tahun itu mengelus perutnya yang sudah membesar. "Dek, jangan ikutin sifat jail Abah ya? Adek harus kalem kayak Umi."

"Dih! Jangan dengarin Umi, Dek." Taufik ikut mengelus perut istrinya sayang, dia lalu merangkul pundak Sinar dengan sebelah tangannya. "Ke ruangan yuk, Neng. Akang kangen," bisik Taufik serak.

Sinar mencubit perut rata suaminya hingga membuat Taufik mengaduh pelan.

"Kok Akang dicubit sih, Neng?" Sinar mendelik kesal.

"Akang mesum." Sinar mengenal baik suaminya jadi dia tahu wajah Taufik jika ingin sesuatu.

"Tapi Neng suka, kan?" Taufik mengeratkan rangkulannya yang membuat Sinar mengangguk malu-malu.

Loveable Ties (TAMAT) Where stories live. Discover now