23 | Pop it Amara

7.1K 673 8
                                    

"Ada apa?"

Keifani tersentak mendengar pertanyaan tiba-tiba Darius. "Hah?"

"Kamu," tunjuk Darius. "Kenapa lihatin saya begitu?"

Keifani sontak menggeleng. "Nggak kok. Aku hanya...."

Alis Darius makin berkerut. "Hanya apa?" tanyanya penasaran.

"Aku mau izin mau ke syukuran anak Salwa yang kedua." Lain di mulut lain di hati, Keifani ingin mengatakan tentang Bella malah berkata lain.

Darius mengangguk. "Silakan, saya sudah bilang kan kalau kamu bebas pergi tanpa izin dari saya."

"Aku bukan izin, tapi aku beritahu Mas. Kalau-kalau Mami atau Papi tiba-tiba telepon kamu, ini kan weekend."

Yang dikatakan Keifani benar juga, mami pasti akan meneleponnya terus membujuk menghabiskan hari minggu di rumah. Dan baru saja terlintas di pikirannya, ponselnya berdering menampilkan nama papi di sana.

"Panjang umur." Darius menunjukkan ponselnya pada Keifani. Perempuan itu meringis, baru juga dibicarakan papi sudah menelepon. Jangan-jangan mami punya indera ke enam.

"Ya, Mi."

"Assalamualaikum, Darius, Sayang." Suara mami terdengar nyaring dari seberang sana.

"Waalaikumsalam, Mamiku sayang."

"Kok tahu kalau ini Mami."

Darius mendengus mendengar pernyataan polos mami. "Tahu dong, hanya Mami yang punya kuasa atas Papi. Jangankan hati dan cinta Papi, password hape aja Papi berikan."

Terdengar suara kekehan mami. "Ah, kamu bisa aja. Oh iya, mantu Mami mana?"

Darius merilik Keifani yang tengah menatapnya penasaran.

"Kalau cari mantu Mami, kenapa nggak nelepon di hapenya Kei sih. Ganggu banget!"

"Apa kamu bilang?!"

"Nggak ada, Mami sayang. Mami mau bicara sama Kei, kan? Tunggu bentar." Darius menyerahkan ponselnya pada Keifani yang langsung diterima oleh perempuan itu.

"Ya, Mi. Maaf ya, Mi, aku nggak bisa ke rumah minggu ini. Aku mau ke acara syukuran anaknya Salwa, iya, Mi. Iya, maaf ya, Mi. Iya, waalaikumsalam."

Keifani mengembalikan ponsel Darius.

"Mami pengen kamu ke rumah, kan?" Sesuai tebakannya Keifani mengangguk.

"Ya udah, kamu pergi aja ke acara teman kamu. Saya juga hari ini ada urusan."

Keifani menatap Darius. "Semalam...."

"Oh iya, saya belum minta maaf tentang kejadian semalam, kamu pasti repot urus saya."

"Kamu ada masalah dengan Bella?" pancing Keifani, ini kesempatannya mengorek informasi soal keberadaan Bella yang Darius bilang tak ada kabar sedangkan perempuan itu terlihat bahagia dengan lelaki lain.

Helaan napas Darius terdengar, ragu ingin mengatakan pada Keifani. Tetapi dia butuh teman bicara sekarang sebelum kepalanya benar-benar meledak.

"Bella udah seminggu nggak ada kabar, bahkan nomornya nggak aktif. Saya tahu dia pasti sibuk, kerjaannya di Singapura memakan banyak waktunya. Hanya saja nggak biasanya dia begini, nomor asisten yang ikut bersamanya pun nggak bisa dihubungi...."

"Tunggu, Mas. Kamu tadi bilang Bella di Singapura?"

"Iya, emang kenapa? Kamu kayak kaget gitu."

Dengan cepat Keifani menggeleng. "Nggak pa-pa, Mas. Lanjutkan."

Loveable Ties (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang